Laman

Kamis, 31 Januari 2013

Mau Tanam Padi atau Rumput Ilalang

Mau Panen Padi atau Rumput ?

Kita adalah makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT.
Banyak sekali Motivator Indonesia yang berbicara bagaimana Sukses di Dunia ini dan bahkan sudah banyak pula yang mencapai kesuksesan seperti yang diinginkan. Tetapi ada kalanya, kesuksesan tersebut hanyalah kesuksesan di dunia saja. Maksudnya adalah kesuksesan tersebut hanyalah mengejar harta bahkan kalo boleh dikatakan mereka ketika bangun tidur hanyalah memikirkan bagaimana target konsumen yang ingin dicapai atau berapa omzet yang harus didapatkan hari itu. Apakah dengan Sukses dengan memupuk kekayaan, keimanan dia juga akan meningkat juga?
Yang sangat disayangkan adalah ketika dia berhasil mendapatkan semua kekayaan ataupun harta, keimanannya justru semakin menurun dikarenakan dia akan disibukan dengan mencari harta dan materi saja. Sungguh sangat disayangkan....

Analogi yg paling mudah dapat digambarkan bila kita mengejar akherat ibarat  kita menanam padi maka akan pula  tumbuh rerumputan, dan sebaliknya bila kita mengejar dunia maka ibarat kita menanam rumput /ilalang manalah mungkin akan tumbuh padi mengikutinya

Maka tanamlah padi dalam hati kita, krn padi yg tumbuh semakin besar maka akan semakin tunduk dan membuahkan butiran beras yg siap diolah menjadi nasi hingga nasi melahirkan kekuatan besar pada setiap jiwa yg mengkonsumsinya..

Dalam sebuah Hadist Qudsi dijelaskan sebagai berikut: "Wahai dunia, datanglah kamu dengan hina kepada mereka yg senantiasa mengagungkan dan menjadikan Aku satu satunya Tuhan baginya, dan dan datangkanlah kepada manusia dan hinakanlah mereka yg menjadikanmu sebagai tujuan hidupnya krn sesungguhnya Akulah yg mengatur atas kehidupan dan penghidupan mereka. (Hadits Qudsi dikutip dari musnad al bazzar).

Apakah hidup ini bisa seimbang antara memilih hidup mengejar Dunia dan hidup mengejar Akhirat? Saya mengatakan tidak bisa seimbang. Kita lah yang harus memilih ingin Mengejar Dunia dan Melupakan Akhirat atau Mengejar Akhirat dan Allah akan memudahkan semua urusan dunia bagi kita.
 
Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.. "Barangsiapa yg dunia menjadi tujuannya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya; Allah menjadikan kemiskinan di antara matanya; dan tidaklah dunia datang kepadanya melainkan apa yg sudah dituliskan untuknya.. Sebaliknya Barangsiapa yg akhirat adalah tujuannya maka Allah akan memudahkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya serta dunia akan datang kepadanya meski ia membencinya..[HR Ibnu Hibban]

Ingin Sukses Dunia? Kuncinya adalah.....

"Kejarlah Akhiratmu maka Allah akan memberikan Dunia kepadamu. Cukuplah Allah yang berada dalam hatimu, sedangkan Dunia berada dalam genggamanmu"

Imam hakim menyebutkan dalam Tarikhnya ada sebuah hadits marfu' diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA ; "Sesungguhnya Allah membenci orang yang pandai urusan dunia tapi bodoh dalam urusan akhirat".

Rasulullah SAW bersabda: "Demi اللّهُ, bukanlah kefakiran yang aku takuti atas kalian, tetapi aku takut pada kalian dibukakannya dunia bagi kalian sebagaimana telah dibuka bagi umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba² sebagaimana mereka berlomba², dan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (Muttafaqun 'alaihi)

Sesungguhnya perumpamaan dunia adalah seperti ular : lembek bila disentuh, tapi racunnya sangat membunuh. Anak kecil yg tidak mengerti suka sekali menyentuhnya, sedangkan orang cerdik lagi pandai berhati-hati terhadapnya. Oleh karena itu, berpalinglah dari apa yg menakjubkanmu di dunia ini karena hanya sedikit darinya yg bersahabat denganmu ( Imam Ali bin Abi Thalib As dlm suratnya kpd Salman Al Farisi)

Semoga Allah menjadikan Akhirat menjadi Tujuan Utama kita saat kita berada di Dunia ini. Ya Allah jangan biarkan dunia ada di dalam hati dan fikiran kami, krn hati dan fikir kami hanya untuk Mu, maka jadikan dunia hanya dalam genggaman kami Ya Latiif Ya Rohman Ya Rohiim Ya Robbul 'izzati.. Aamiin


Salam Hijrah, UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Bagaimana Bisa Sukses Dunia dan Sukses Akhirat ?

Bagaimana bisa Sukses Dunia dan Sukses Akhirat?

Selamat Pagi teman-teman,

Kita adalah makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT.
Banyak sekali Motivator Indonesia yang berbicara bagaimana Sukses di Dunia ini dan bahkan sudah banyak pula yang mencapai kesuksesan seperti yang diinginkan. Tetapi ada kalanya, kesuksesan tersebut hanyalah kesuksesan di dunia saja. Maksudnya adalah kesuksesan tersebut hanyalah mengejar harta bahkan kalo boleh dikatakan mereka ketika bangun tidur hanyalah memikirkan bagaimana target konsumen yang ingin dicapai atau berapa omzet yang harus didapatkan hari itu. Apakah dengan Sukses dengan memupuk kekayaan, keimanan dia juga akan meningkat juga?
Yang sangat disayangkan adalah ketika dia berhasil mendapatkan semua kekayaan ataupun harta, keimanannya justru semakin menurun dikarenakan dia akan disibukan dengan mencari harta dan materi saja. Sungguh sangat disayangkan....

Padahal dalam sebuah Hadist Qudsi dijelaskan sebagai berikut: "Wahai dunia, datanglah kamu dengan hina kepada mereka yg senantiasa mengagungkan dan menjadikan Aku satu satunya Tuhan baginya, dan dan datangkanlah kepada manusia dan hinakanlah mereka yg menjadikanmu sebagai tujuan hidupnya krn sesungguhnya Akulah yg mengatur atas kehidupan dan penghidupan mereka. (Hadits Qudsi dikutip dari musnad al bazzar).

Apakah hidup ini bisa seimbang antara memilih hidup mengejar Dunia dan hidup mengejar Akhirat? Saya mengatakan tidak bisa seimbang. Kita lah yang harus memilih ingin Mengejar Dunia dan Melupakan Akhirat atau Mengejar Akhirat dan Allah akan memudahkan semua urusan dunia bagi kita.
 
Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.. "Barangsiapa yg dunia menjadi tujuannya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya; Allah menjadikan kemiskinan di antara matanya; dan tidaklah dunia datang kepadanya melainkan apa yg sudah dituliskan untuknya.. Sebaliknya Barangsiapa yg akhirat adalah tujuannya maka Allah akan memudahkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya serta dunia akan datang kepadanya meski ia membencinya..[HR Ibnu Hibban]

Ingin Sukses Dunia? Kuncinya adalah.....

"Kejarlah Akhiratmu maka Allah akan memberikan Dunia kepadamu. Cukuplah Allah yang berada dalam hatimu, sedangkan Dunia berada dalam genggamanmu"

Imam hakim menyebutkan dalam Tarikhnya ada sebuah hadits marfu' diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA ; "Sesungguhnya Allah membenci orang yang pandai urusan dunia tapi bodoh dalam urusan akhirat".

Rasulullah SAW bersabda: "Demi اللّهُ, bukanlah kefakiran yang aku takuti atas kalian, tetapi aku takut pada kalian dibukakannya dunia bagi kalian sebagaimana telah dibuka bagi umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba² sebagaimana mereka berlomba², dan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (Muttafaqun 'alaihi)

Semoga Allah menjadikan Akhirat menjadi Tujuan Utama kita saat kita berada di Dunia ini. Ya Allah jangan biarkan dunia ada di dalam hati dan fikiran kami, krn hati dan fikir kami hanya untuk Mu, maka jadikan dunia hanya dalam genggaman kami Ya Latiif Ya Rohman Ya Rohiim Ya Robbul 'izzati.. Aamiin


Salam Hijrah, UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Dahsyatnya Wudhu : Doa Membasuh Anggota Wudhu

Dahsyatnta WUDHU : Do'a membasuh anggota wudhu

•Do'a Wudhu' dari mulai membasuh telapak tangan :

أللهم احفظ يدى من معصيك كلها

Allohummahfidz Yadii Min Ma a'syika Kulliha

•Do'a Kumur":

أللهم اعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك أللهم اسقني من حوض نبيك صلى الله عليه وسلم كأسا لا أظمأ بعدها أبد

Allohumma a'inni 'Ala Dzikrika wa Syukrika wahusni 'Ibadatika Allohumma asqini min haudhi Nabiyyika Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam Ka,san la adzma,an ba'daha abadan.

•Do'a Istinsyaq/­menghidup air kehidung:

أللهم ارحني رائحة الجنة أللهم لاتحرمني رائحة نعيمك وجناتك

Allohumma Arihni Roihatal Jannati Allohumma laa tahrimni Roihata Na'imaka wajanatika

•Do'a membasuh Wajah:

أللهم بيض وجهي يوم تبيض وجوه وتسود وجوه

Allohumma Bayyidh wajhi yauma tabyaddhu wujuhun wataswaddu wujuhun

•Do'a membasuh Tangan kanan:

أللهم اعطني كتابي بيميني وحاسبني حساب يسيرا

Allohumma A'thini kitabi biyamini wa hasibni hisaban yasiro

•Do'a membasuh tangan Kiri:

أللهم لاتعطني كتابي بشمالي ولامن وراء ظهري

Allohumma Laa Ta'thini Kitabi bisyimali walaa min waro,i dzohri

•Do'a membasuh bagian kepala:

أللهم حرم شعرى وبشرى على النار وأظلني تحت ظل عرشك يوم لاظل إلا ظلك

Allohumma harrim sya'ri wabasyari 'Alannari wa adzilni tahta Dzillz 'Arsyika yauma laa dzilla illaa Dzilaluka.

•Do'a membasuh dua Telinga:

أللهم اجعلني من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه

Allohummaj 'Alni minalladzina yastami'unal Qoula fayattabi'una ahsanahu

•Do'a membasuh dua kaki:

أللهم ثبت قدمي على صراط يوم تزل الاقدم

Allohumma Tsabbit Qodami 'Alaa Syirothika yauma tazillul Aqdam

•kemudian Do'a setelah selesai Wudhu':

أشهد ان لااله الا الله وحده لاشريك له ، وأشهد ان محمد عبده ورسوله

Asyhadu Anlaa ilaha Illalloh , Wa Asyhadu Anna Muhammadan 'Abduhu wa Rosuluhu.

(kitab bidayatul hidayahnya Al Imam Ghozali) wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Rabu, 30 Januari 2013

Yuk Curhat Cinta Nya dlm Tahajud

Yuk Curhat Cinta Nya dalam Tahajud


Ibarat cinta kekasih merajut di dalam mimpi
Curhat kita berdiri tahajud di malam sepi
Tak sadar raga menjadi muslim tanpa takut
Tak  pantas kita berdiri malam tanpa tahajud

Tak semua umat Nya datang menjadi muslim, tanpa mujahadah harap sujud pd Nya
Tak semua umat Nya berjuang menjadi seorang mukmin, tandanya istiqomah menjaga tahajud pd Nya

Yuk raih Cashflow Langit Nya
Ayo Tahajud ! Dahsyat !

Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Selasa, 29 Januari 2013

Yuk Dhuha agar terhindar penyakit 4K

Yuk Dhuha agar terhindar penyakit  4K !

Pohon kenari bergoyang pelan, tumbuh disamping pohon mangga. Jika mentari sepenggalahan, mari kita Sholat Dhuha.

Wahai Sahabat, marilah kita sempatkan bermunajat kehadirat Illahi Robbi dgn Sholat Dhuha ditengah kesibukan pagi ini agar kita terhindar dari penyakit 4K.
1. Kegamangan yg tiada putus
2. Kesibukan yg tiada henti
3. Kebutuhan yg tak pernah cukup
4. Khayalan yg tak berujung.

Yuk Sholat Dhuha ! Dahsyat !
Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Senin, 28 Januari 2013

Salam Hijrah

Salam Hijrah

" Change, believe, focus, details "

Change : ubah perilaku negatif ke positif, baik menjadi lebih baik secara progressif/revolusioner

Believe : percaya bahwa Allah akan merubah nasib hamba Nya apabila kita berusaha maksimal, Allah akan mengabulkan apa yg diinginkan hamba Nya apabila ia meminta dgn sungguh sungguh (tahajud on)

Focus : pusatkan kpd apa yg kita inginkan, mohonkan dalam setiap doa kita, gerak kita, nafas kita, ( dengan dzikir)

Details : pelajari, pahami setiap apa yg kita inginkan sehingga kita faham &menguasai (secara profesional)

OR/AND

Hijrah dgn SIFAT

SIFAT .
S = Setting Goal,
I = in note,
F = Focus,
A action,
T tawwakal

Setting goal bisa juga diartikan Nawaitu ..niat yg baik dan percaya akan bimbinganNYA. (Segala sesuatu amal dinilai dari niatnya)

In note, dicatat spy ngga lupa , catat dalam impian, dream book, vision board, dairy note, visualisasikan

Focus, teguhkan niat jgn plin plan , pilih bidang yg diinginkan dan kuasai segala sesuatu dgn profesional

Action, lakukan apa yg telah diniatkan, gag usah banyak mikir yg penting bergerak/hijrah, no brain just action

Tawakal, apapun hasilnya percayalah Allah Maha Tahu apa yg terbaik utk kita.
Fa idzaa 'azzamta fa tawakkal 'alaLLAH..

Get LOA : Law Of Allah
"Allah sesuai persangkaan hamba KU"

Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Minggu, 27 Januari 2013

Dimanakah Aku Berada ?

Hikmah Pagi : Dimanakah Aku Berada ?

"Aku kuatir terhadap suatu Masa yang Rodanya dapat menggilas Keimanan. Keyakinan hanya tinggal Pemikiran, yang tak berbekas dalam Perbuatan.

Banyak orang baik tapi tak Berakal...
Ada orang Berakal tapi tak Beriman...
Ada yang ber Lisan Fasih tapi ber Hati Lalai...
Ada yang Khusyuk namun Sibuk dalam Kesendirian... Ada ahli Ibadah tapi Mewarisi Kesombongan Iblis...
Ada Ahli Maksiat tapi Rendah Hati bagaikan Sufi... Ada yang banyak Tertawa hingga hatinya Berkarat... Ada yang Banyak Menangis karena Kufur Nikmat...
Ada yang murah Senyum tapi Hatinya Mengumpat... Ada yang Berhati Tulus tapi Wajahnya Cemberut...
Ada yg Berlisan Bijak tapi tak memberi Teladan...
Ada juga Pezina yang tampil sebagai Figur Panutan...
Ada orang punya Ilmu tapi tak Paham...
ada yg Paham Ilmu tapi tak Mengamalkannya...
Ada yang Pintar tapi membodohi Umat...
Ada yang Bodoh malah sok Pintar...
Ada orang Beragama tapi tak Berakhlak...
Ada yg Berakhlak (moral) tapi tak Bertuhan...

Lalu di antara semua itu di mana Aku berada...?"
[Khalifah Ali bin Abi Thalib ra]

Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Sabtu, 26 Januari 2013

Mau Keluar Rumah ? Doa Dulu Yuk !

Mau Keluar Rumah ? Doa Dulu Yuk !
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Allahumma Bika Asta'inu, wa 'alaika tawakkaltu, Allahumma Dzallil Li Shu'ubata Amrii, wa sahlil 'alayya masyaqqata safarii, warzuqnii minal khairi aktsara mimmaa athlubu, washrif 'annii kulla syarrin, rabbisyrah lii shadrii, wa yassir lii amrii, allahumma inni astahfidzuka wa astaudi'uka nafsi wa diinii wa ahlii wa aqaaribii wa kulla maa an'amta. 'Alayya wa 'alaihim bihih min akhiratin wa dunyaa, fahfadznaa ajma'iina min kulli suu 'in yaa kariim.

Ya Allah kpd Mu aku mohon pertolongan, kpd Mu aku berserah diri. Ya Allah, mudahkanlah bagiku segala kesulitan urusanku, ringankanlah bagiku beban perjalananku, anugerahkanlah kpdku kebaikan yang lebih banyak dari apa yg aku pinta, palingkan dariku segala keburukan. Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku. Ya Allah, aku memohon perlindungan dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku dan segala sesuatu yg Engkau berikan kpdku dan kpd mereka, baik urusan akhirat maupun urusan dunia. Maka, jagalah kami semua dari segala keburukan, wahai Dzat yg Maha Mulia.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن  
Sent from BlackBerry® on 3

Jumat, 25 Januari 2013

The Best Sholawat

The Best Sholawat

Shalawat terbaik adalah shalawat yg telah diajarkan sendiri oleh Rasulullah SAW kpd  para sahabatnya. Terdapat dlm Shahihain, dari Ka'b bin 'Ujrah Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata: Nabi SAW keluar menemui kami, lalu kami berkata: "Ya Rasulullah, kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bershalawat atasmu?"
Beliau menjawab : "Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ


(Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.
Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid).

"Ya Allah sampaikanlah shalawat atas
Nabi Muhammad dan keluarganya
sebagaimana engkau telah sampaikan shalawat atas Nabi Ibrahim dan keluarga-Nya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lagi Maha Agung.
Ya Allah, berikah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi
Ibrahim dan keluarganya.
Sesungguhnya Engkau Dzat Maha
Terpuji lagi Maha Agung." (HR. Bukhari dan Muslim).

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِا مُحَمَّدٍ
Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Kamis, 24 Januari 2013

Islah Diri dalam Agama

Islah Diri dalam Agama
Maulana Ilyas Rah.A.
�Yang saya khawatirkan nanti akan terjadi dimana orang itu seperti buat
usaha agama, namun disisi Allah tidak seperti orang yg usaha agama. Mengapa
boleh begitu ? ini karena maksud usaha agama ini bagaimana diri kita ini sifatnya tambah baik, yakinnya tambah kuat, ketaatannya pada Allah Swt meningkat, kecintaannya kepada sunnah semakin bertambah, sholatnya makin khusyu, ilmunya semakin bertambah, inilah maksud usaha agama. Tapi hari ini orang usaha agama hanya untuk orang lain saja bukan untuk diri sendiri. Inilah yang dimaksud kita disisi manusia terlihat seperti usaha agama tetapi disisi Allah bukan seperti orang yg buat usaha
agama.�
Sent from BlackBerry® on 3

Ustadz Ngadain Maulid Nabi Gak ?

"Ustadz.. ngadain Maulid Nabi, gak?"

Suatu hari, seseorang bertanya melalui telepon.
"Ustadz ngadain Maulid Nabi, gak?"
"Dulu saya pernah, tapi setelah itu tidak pernah lagi", jawab ustadz singkat.
"Lho, koq bisa begitu?", tanya sang penelepon keheranan.
"Dulu saya mengadakan Maulid Nabi dengan dasar baik sangka akan perasaan saya sebagai orang yang mencintai Nabi. Namun setelah saya perhatikan kehidupan para sahabat yang ditulis para ahlul hadits maka saya mendapati Abu Bakar Ash-Shiddieq -orang terbaik setelah Nabi kita-, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib dan seluruh sahabat Nabi koq gak ada yang membuktikan cinta mereka kepada Nabi kita dengan memperingati hari lahirnya." Jelas sang ustadz.
"Adakah orang yang paling benar cintanya dan besar pengorbanannya selain para sahabat Nabi?", tanya ustadz kepada sang penelepon.
Sang penelepon menjawab dengan lirih, "Iya sih, ga ada yang menandingi mereka."
"Nah itulah mengapa saya tidak melakukan maulidan lagi. Dan sudah semestinya, kaum muslimin menyibukkan diri dengan apa-apa yang diajarkan Nabi dan dipraktekkan para sahabatnya berdasarkan keterangan yang benar.", Sang ustadz menambahkan sambil mengemukakan harapannya.

Maulid artinya hari kelahiran.
Amalan ini tidak pernah diamalkan oleh ummahaatul mu'minin, khulafaa-urroosyidien, sahabat muhajirin dan anshor, bahkan seluruh sahabat Nabi kita. Begitu pula para taabi'iin, taabi'uttaabi'iin, imam yang empat juga gak kenal acara maulid. Acara ini muncul abad ke 4, disponsori bani Fathimiyyah dari kalangan syi'ah.. jadi orang yang mengadakan maulid itu bukan mengikuti Rosululloh dan generasi terbaik umat ini.. jika perkara ini baik, niscaya generasi para sahabat Nabi-lah yang akan pertama kali mengadakannya.

Kaum muslimin tidak boleh menyelenggarakan perayaan hari kelahiran Nabi صلى الله عليه وسلم pada malam 12 Rabi'ul Awal / malam lainnya, dan tidak boleh juga merayakan hari kelahiran siapapun, karena perayaan hari kelahiran termasuk bid'ah dalam agama, sebab Nabi صلى الله عليه وسلم tidak pernah merayakan hari kelahirannya semasa hidupnya, padahal beliau lah yang mengajarkan agama ini dan menetapkan syari'at-syariat dari Rabbnya صلى الله عليه وسلم , beliau juga tidak pernah memerintahkannya. Khulafa'ur Rasyidin dan sahabat serta para tabi'in pun tidak pernah melakukannya.
Maka dengan demikian diketahui bahwa perayaan itu merupakan bid'ah, sementara Nabi صلى الله عليه وسلم telah bersabda, "Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak".
(HR. Bukhari Muslim)
Dalam Riwayat Muslim disebutkan, "Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perÍntahkan maka ia tertolak."
Merayakan hari kelahiran ini tidak pernah diperintahkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم , bahkan ini merupakan hal baru yang diada-adakan oleh manusia dalam agama ini pada abad-abad belakangan, maka perubahan ini ditolak.
Sementara itu, dalam suatu khutbah Jum'at Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan, "Amma ba'du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad صلى الله عليه وسلم , seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat".
(HR. Muslim)
Dikeluarkan pula oleh An-Nasa'i dengan tambahan, "Dan setiap yang sesat itu (tempatnya) di Neraka."
Tidak perlu dengan merayakan hari kelahirannya Nabi صلى الله عليه وسلم jika bertujuan untuk mengajarkan berita-berita yang berkaitan dengan kelahiran beliau, sejarah hidupnya pada masa jahiliyah dan masa islam, karena semua ini bisa diajarkan di sekolah-sekolah dan di masjid-masjid serta lainnya.
Sent from BlackBerry® on 3

Hukum Perayaan Maulid Nabi : Sunnah atau Bid'ah

Hukum Perayaan Maulid Nabi: Sunnah atau Bid'ah?

Maksud dari Maulid Nabi adalah kelahiran nabi Muhammad, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau dilahirkan di tengah keluarga bani Hasyim di Makkah. Mengenai tanggal kelahirannya, para ahli tarikh berbeda pendapat dalam masalah ini, dan tidak ada dari mereka yang mengetahui secara pasti. Namun menurut Shafiyurrahman Mubarakfury dalam kitabnya "Sirah Nabawiyah", -Juara I lomba penulisan sejarah Nabi yang diadakan oleh Rabithah Al-Alam Al-Islamy- Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dilahirkan pada hari senin pagi, tanggal 9 Rabi'ul Awal, permulaan tahun gajah.

Bertepatan dengan itu, terjadi beberapa bukti pendukung kerasulan di antaranya adalah, runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, padamnya api yang biasa disembah oleh orang-orang Majusi, dan runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah. Hal ini diriwayatkan oleh Baihaqi. Selain itu, Ibnu Sa'd meriwayatkan bahwa Ibu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di syam."

Setelah Aminah melahirkan, dia mengirim utusan kepada mertuanya, Abdul Muththalib, untuk menyampaikan berita gembira tentang kelahiran cucunya. Maka Abdul Muththalib datang dengan perasaan suka cita, lalu membawa beliau ke dalam Ka'bah, seraya berdo'a kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Dia memilihkan nama Muhammad untuk beliau, sebuah nama yang belum pernah dikenal di kalangan Arab. Kemudian beliau dikhitan pada hari ke tujuh, seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dilahirkan pada hari senin pagi, tanggal 9 Rabi'ul Awal, permulaan tahun gajah.

Itulah sekelumit sejarah tentang kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang kemudian momen penting tersebut diperingati oleh kebanyakan kaum muslimin sejak berlalunya tiga generasi awal Islam, yaitu generasi sahabat, tabi'in, dan tabi' tabi'in.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

 لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ


"Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah, 'Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ

"Wahai manusia, jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan dalam beragama, karena sesungguhnya sikap berlebihan dalam beragama itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu." (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya. Dishahihkan oelh Syaikh al Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah dan al Shahihah: no. 1283)

Dan dari Ibnu Mas'ud radliyallah 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Binasalah orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya." (HR Muslim)

Hadits di atas menerangkan larangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya untuk memujinya secara berlebih-lebihan.

"Janganlah kamu sekalian memujiku dengan berlebih-lebihan." Artinya adalah janganlah kamu sekalian memujiku dengan cara yang bathil, dan janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku. Makna kata ithra' dalam hadits (laa tuthruni), adalah melampaui batas dalam memuji.

Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putera Maryam.

Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah, 'Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'.

Kenyataannya, kebanyakan manusia sangat berlebih-lebihan dalam memuji dan mengagungkan orang yang menjadi panutan dan junjungannya, sehingga mereka meyakini bahwa junjungan mereka itu mampu melakukan sesuatu yang seharusnya hanya hak Allah. Jadi mereka menganggap junjungan mereka itu memiliki sifat ilahiyah dan rububiyah yang sebenarnya hanya milik Allah. Hal itu karena perilaku mereka yang berlebih-lebihan dalam memuji dan menyanjung panutan mereka.

Walaupun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah melarangnya, tapi kenyataan ini masih terjadi di kalangan sebagian orang yang mengaku sebagai umatnya. Kita dapati di sebagian syair yang di anggap sebagai salah satu shalawat, yang berbunyi, "Allahumma shalli shalatan kamilatan wa sallim salaman tamman 'ala sayidina Muhammadin alladzi tanhalu bihil 'uqadu, watanfariju bihil kurabu, wa tuqdha bihil hawaiju...." yang artinya, "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang karenanya ikatan belenggu terurai, dan karenanya malapetaka sirna, dan karenanya kebutuhan-kebutuhan terpenuhi…."

Bukankah itu adalah pujian yang berlebihan, karena menyanjung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan hal-hal yang sebenarnya hanya kekuasaan Allah saja. Itu adalah satu contoh tentang keadaan sebagian umat yang melampaui batas dalam memuji Nabinya.

Ada masalah lain yang tersisa, yaitu bagaimana dengan acara-acara perayaan dan beberapa perilaku yang dilakukan oleh kebanyakan orang untuk memperingati kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Apakah hal tersebut termasuk perilaku yang berlebih-lebihan dan melampaui batas? Atau merupakan sesuatu hal yang baru yang diada-adakan oleh umat ini?

"Wahai manusia, jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan dalam beragama, karena sesungguhnya sikap berlebihan dalam beragama itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu." al Hadits

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustaimin

Tentang hal itu, marilah kita ikuti komentar Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin ketika beliau ditanya mengenai hukum merayakan maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Beliau berkata, "Pertama, tanggal kelahiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak diketahui secara pasti. Bahkan, sebagian ahli tarikh  kontemporer yang mengadakan penelitian menyatakan bahwa tanggal kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah 9 Rabi'ul Awwal, bukan tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Tetapi justru saat ini perayaan maulid dilaksanakan pada malam kedua belas, yang tidak ada dasarnya dalam tinjauan sejarah.

. . . bahwa tanggal kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah 9 Rabi'ul Awwal, bukan tanggal 12 Rabi'ul Awwal.

Kedua, dipandang dari sisi akidah, juga tidak ada dasarnya. Kalaulah itu syariat dari Allah, tentulah dilaksanakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atau disampaikan pada umat beliau. Dan kalaulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakannya atau menyampaikan kepada umatnya, mestinya amalan itu terjaga, karena Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesunggunya Kami benar-benar akan menjaganya." (Al-Hijr: 9).

Karena ternyata tidak ada sedikit pun keterangan tentang hal itu maka dapat disimpulkan bahwa perbuatan ini bukan dari ajaran Allah. Kalau bukan dari agama Allah, maka kita tidak boleh menjadikannya sebagai jalan untuk beribadah kepada Allah atau bertaqarrub dengan merayakannya.

Allah telah menetapkan suatu jalan yang sudah ditentukan untuk bisa sampai kepada-Nya –itulah yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam-, maka bagaimana mungkin kita diperbolehkan membuat jalan sendiri, yang akan menghantarkan kepada-Nya, padahal kita adalah seorang hamba. Ini berarti mengambil hak Allah, yaitu membuat syariat yang bukan dari-Nya, dan kita masukkan ke dalam ajaran Allah. Ini juga merupakan pendustaan terhadap firman Allah, "Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kecukupkan nikmat-Ku kepadamu…." (Al-Maidah: 3)

Maka kami katakan, bila perayaan ini termasuk bagian dari kesempurnaan dien, tentunya sudah ada sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat. Bila tidak ada, berarti hal itu tidak mungkin menjadi bagian dari kesempurnaan dien, karena Allah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu." (Al-Maidah: 3)

Barangsiapa yang menyatakan bahwa perayaan maulid adalah termasuk ajaran agama, maka ia telah membuat hal yang baru sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ucapannya mengandung kedustaan terhadap ayat yang mulia tersebut.

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang merayakan maulid Nabi, ingin mengagungkan beliau, ingin menampakkan kecintaan dan besarnya harapan untuk mendapatkan kasih sayang beliau dari perayaan yang diadakan, dan ingin menghidupkan semangat kecintaan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Sebenarnya semua ini adalah termasuk ibadah. Mencintai Rasul adalah ibadah, bahkan iman seseorang tidak sempurnya sehingga ia lebih mencintai Rasul dari pada dirinya, anaknya, orang tuanya, dan semua manusia.

Mengagungkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga termasuk ibadah. Haus akan kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga merupakan bagian dari dien. Oleh karena itu, seseorang menjadi cenderung kepada syariat beliau. Jika demikian, tujuan merayakan maulid nabi adalah untuk bertaqarrub kepada Allah, dan mengagungkan Rasul-Nya. Ini adalah ibadah. Bila ini ibadah, maka tidak boleh membuat hal yang baru -yang bukan dari Allah- dan dimasukkan ke dalam agama-Nya untuk selama-lamanya. Maka dari itu, jelaslah bahwa perayaan maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah sesuatu yang diada-adakan (bidah) dan haram hukumnya.

Selain itu, kita juga mendengar bahwa dalam perayaan ini terdapat kemungkaran-kemungkaran besar yang tidak diterima oleh syar'i, perasaan, ataupun akal. Mereka melantunkan nyanyian-nyanyian untuk maksud-maksud tertentu yang sangat berlebihan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sehingga mereka menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih agung dari pada Allah. –kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut-.

Kita juga mendengar bahwa sebagian orang yang merayakan maulid Nabi, karena kebodohan mereka, apabila salah seorang membacakan kisah tentang kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan jika sudah sampai pada lafadz "Nabi dilahirkan", mereka berdiri dengan serempak. Mereka berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang, maka kami pun berdiri untuk mengagungkannya." Ini adalah kebodohan. Dan ini bukanlah adab, karena beliau membenci bila disambut dengan berdiri. Para sahabat adalah orang yang paling mencintai dan mengagungkan beliau, tetapi mereka tidak berdiri bila menyambut beliau, karena mereka tahu bahwa beliau membenci hal itu. Saat beliau masih hidup saja tidak boleh apalagi setelah beliau tidak ada.

. . . karena beliau membenci bila disambut dengan berdiri.

Para sahabat adalah orang yang paling mencintai dan mengagungkan beliau, tetapi mereka tidak berdiri bila menyambut beliau, karena mereka tahu bahwa beliau membenci hal itu.

Dalam bidah ini –bidah maulid Nabi yang terjadi setelah berlalunya tiga generasi mulia, yaitu para sahabat, tabi'in, dan tabi' tabi'in- terdapat pula kemungkaran yang dilakukan oleh orang-orang yang merayakannya, yang bukan dari pokok ajaran dien. Terlebih lagi terjadinya ikhtilath (campur baur) antara laki-laki dan perempuan. Dan masih banyak kemungkaran-kemungkaran yang lain. (Majmu' Fatawa, Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin).

Kiranya apa yang dikatakan oleh Syaikh Utsaimin di atas cukup menjelaskan kepada kita tentang hukum merayakan maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Meskipun mengetahui sejarah dan mengenal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  adalah wajib bagi kita, bangga –karena beliau adalah rahmat bagi seluruh alam- dan selalu mengenang beliau adalah tugas kita, namun tidak berarti kemudian kita diperbolehkan untuk memuji dan menyanjungnya secara berlebih-lebihan. Kita juga tidak boleh mengadakan ritual untuk mengenangnya dengan melakukan perilaku dan amalan yang tidak pernah beliau  contohkan dan anjurkan.

Walaupun tujuan merayakannya adalah ibadah, namun karena tidak ada tuntunannya, maka perbuatan itu sia-sia belaka, dan justru berubah menjadi dosa dan pelanggaran. Karena ibadah itu harus dibangun di atas dalil syar'i (Al-Qur'an dan Sunnah).

Walaupun tujuan merayakannya adalah ibadah, namun karena tidak ada tuntunannya, maka perbuatan itu sia-sia belaka, dan justru berubah menjadi dosa dan pelanggaran.

Mengapa memperingati dan mengenang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam harus dilakukan sekali dalam setahun, padahal sebagai muslim harus selalu mengenang Nabi dan meneladaninya dalam segala aspek kehidupannya. Bahkan seorang muslim harus menyebut nama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari lima kali dalam sehari semalam, yaitu pada syahadat dalam salat wajib.

Mengagungkan dan mencintai Nabi adalah sesuatu yang terpuji dan dianjurkan dalam Islam, tapi dalam pelaksanaannya, harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Mengagungkan dan mencintai Nabi adalah sesuatu yang terpuji dan dianjurkan dalam Islam,

tapi dalam pelaksanaannya, harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang umatnya melakukan sesuatu (ibadah) yang tidak pernah dicontohkan olehnya dalam segala hal. Lalu bagaiamana mungkin orang yang mengaku mencintai dan menyanjung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan sesuatu yang sangat dibenci olehnya?
Sent from BlackBerry® on 3

Sekilas Ttg Maulid Nabi MUhammad SAW

SEKILAS TENTANG MAULID NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM.
Dalam literatur Islam dijelaskan bahwa rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dipugar oleh Khalifah Harun Al-Rasyid atas permintaan ibunya, Khaizuran. Rumah tersebut kemudian dijadikan tempat ibadah shalat. Dan sejak saat itu, rumah kelahiran Nabi selalu ramai dikunjungi jamaah setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Terlepas dari tujuan, apakah akan merayakan kelahiran Nabi ataukah mengenang wafatnya, sejarah menunjukkan bahwa 12 Rabiul Awal telah menjadi perhatian khusus umat Islam sejak abad kedelapan Masehi.

Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ini sebenarnya telah dilakukan sejak 300 tahun sesudah wafat beliau. Dari kalangan pembesar-pembesar Negara, yang mula-mula memperingati hari kelahiran beliau adalah Malik Muzhaffar Abu Said, penguasa Irbil, Irak. Demikian menurut pendapat Imam As-Sakhawi.

Menurut keterangan Imam Ibnu Jauzi, murid dari Imam Ibnu Taimiyyah, pada upacara ini pujangga terkenal Hafizh Ibnu Dahiah menyusun suatu naskah yang dinamakan At-Tanwir fi Maulidil Basyir An-Nadzir, yang isinya memuat riwayat singkat perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Untuk ini, Malik Muzhaffar Abu Said memberinya 1.000 dinar. Ia terkenal sebagai seorang yang gagah perkasa, pintar dan bijaksana.

Dalam kitab I'anatuth Thalibin, Sayyid Bakri Syatha menyatakan bahwa Imam Ibnu Jauzi dalam kitab Mir'atuz Zaman menceritakan ihwal peringatan Maulid yang diadakan Malik Muzhaffar Abu Said itu. Dikatakan , dalam upacara itu telah disembelih sebanyak 5.000 ekor kambing, 10.000 ekor ayam, dihidangkan 100.000 roti mentega dan 30.000 ribu piring bermacam kue. Hadir pada upacara itu, para tokoh alim-ulama, ahli-ahli tasawuf, dan orang-orang besar di zaman itu. Biaya seluruhnya mencapai 300.000 dinar. Mulai saat itu hingga kini, ramai umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi.

Bid'ah Hasanah (yang baik).
Tersebut dalam kitab Al Fatawa karya Al-Hafizh As-Suyuthi, pada bab tentang kenduri, ia ditanya perihal hukum mengadakan peringatan Maulid pada bulan Rabiul Awal. Apakah terpuji, atau tercela? Dan apakah orang yang mengerjakannya mendapat pahala, atau tidak?

Ia menjawab, "Pada mulanya, saat memperingati Maulid Nabi itu, orang berkumpul di sebuah tempat lalu dibacakan ayat-ayat Qur'an dan riwayat perjuangan beliau, termasuk peristiwa yang terjadi disekitar kelahiran beliau. Sesudah itu dihidangkan jamuan, kemudian mereka bubar, tanpa acara lain. Apabila acara Maulid diadakan seperti itu, hal itu termasuk bid'ah hasanah (bid'ah yang baik), yang diberi pahala orang yang mengerjakannya, karena tujuannya untuk membesarkan Nabi dan menyatakan kegembiraan hati atas kelahirannya."

Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab Siratun Nabawi antara lain menyatakan, telah terbiasa bagi masyarakat ramai berdiri tegak untuk menghormati kelahiran Nabi. Itu adalah baik, dan itu dilakukan oleh para ahli ilmu yang lainnya.

Al-Halabi dalam kitab As-Sirah menyebutkan, Imam Subki pada masanya membacakan sajak-sajak yang memuji Nabi, dihadapan majlis alim ulama dan orang-orang terkemuka. Ia membaca sajak sambil berdiri, dan hadirin pun ikut berdiri. Memperingati Maulid dengan pertemuan-pertemuan seperti itu menurutnya adalah baik.

Imam Abu Syamah lebih jauh menegaskan, di antara bid'ah yang baik dilakukan pada masa kita sekarang ini adalah pertemuan pada tanggal 12 Rabiul Awal dengan bersedekah, berbuat baik, berdandan rapi, dan menghias diri dengan kebaikan sebagai tanda kegembiraan hati atas kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Semua perbuatan itu, termasuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin, merupakan syiar pernyataan cinta kita kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan menunjukkan penghormatan kita terhadap kebesaran Nabi serta tanda syukur kepada Allah yang telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Memperingati Maulid
Berikut ini pernyataan para ulama salafush-shaleh tentang memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:

Hasan Al-Bashri, ulama besar dan ahli tasawuf, pernah berkata, "Seandainya saya memiliki emas sebesar gunung Uhud, niscaya saya akan menggunakannya untuk keperluan peringatan Maulid Nabi."

Junaid Al-Baghdadi berkata, "Barangsiapa menghadiri peringatan Maulid Rasul dan membesarkannya, sesungguhnya ia telah beruntung dari segi iman."

As-Sirri As-Saqathi berkata, "Orang yang bermaksud akan menghadiri acara peringatan Maulid Nabi, sesungguhnya ia telah bermaksud mengunjungi suatu taman dari taman surga. Sebab tiada mungkin tergerak dalam hatinya untuk mengunjungi tempat itu, kalau tiada rasa cinta dan kasihnya kepada Rasul. Sedangkan Rasul berkata, "Barangsiapa cinta kepadaku, jadilah ia kelak bersamaku di dalam surga."
Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitabnya, Al Fatawa, "Merayakan dan menghormati kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan menjadikannya saat-saat yang dihormati, sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang, adalah baik, dan padanya ada pahala yang besar, karena niat baik mereka dalam menghormati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

Ibnu Katsir dalam kitab karangannya yang berjudul Maulid Rasul Allah, setelah menyebutkan kebolehan dan anjuran memperingati Maulid Nabi, menambahkan, "Malam kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah malam yang agung, mulia, diberkahi dan suci, suatu malam yang membahagiakan bagi orang-orang yang beriman, bersih, bersinar cemerlang, dan tak ternilai harganya."

Imam Al Qasthalani, seorang pensyarah Sahih Bukhari, mengatakan dalam kitabnya, Al Mawahib Al Ladunniyah, "Semoga Allah merahmati orang yang telah mengubah malam-malam di bulan kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadi hari-hari semarak yang penuh kegembiraan, yang dapat mengurangi penderitaan orang-orang yang hatinya dipenuhi dengan penyakit."

Berkenaan dengan Maulid pula, Ibnu Jauzi mengatakan, "Ini pencegah musibah sepanjang tahun dan kabar gembira, saat segala kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi."

Serta masih banyak lagi pendapat para ulama yang lain mengenai kebolehan dan keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Status ini kita tutup dengan firman Allah Subhanahu wa Ta 'ala:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
INNALLOOHA WAMALAA-IKATAHU YUSHOLLUNA 'ALAN NABIYYI, YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU SHOLLU 'ALAIHI WASALLIMUU TASLIIMA : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya. (QS Al-Ahzab 33: 56)

Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad
Sent from BlackBerry® on 3

Cash Flow langit dlm Surat al maiidah 35

Cash Flow langit dlm Surat al maiidah 35

Assalaamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh,
Selamat pagi para penuntut ilmu, jamaah majelis al-Qur'an rahimakumullah, Alhamdulillah dan Syukur kepada Allah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk bersama-sama melanjutkan tadarus/kajian al-Qur'an, dengan metode tafsir perkata, penjelasan ayat demi ayat, dengan cara inilah para santri di pondok-pondok pesantren dan majelis ilmu yang mempergunakan kitab tafsir al-Qur'an dalam mempelajarinya secara keseluruhan mulai dari surah pertama al-Fatihah hingga surah terakhir an-Naas, tidak secara acak atau pun hanya terjemah saja yang dapat mengakibatkan bisa jadi keliru di dalam memahaminya. Semoga dengan usaha dan cara ini kita bisa menguasai bahasa 'Arab, serta lebih mendalami akan isi dari kandungan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala ini. Insya Allah.

Lanjutan kajian kita hari ini membicarakan tentang wasilah atau tawassul yang telah difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada QS AL-MAA-IDAH 5: 35.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
YAAA AYYUHAL-LADZIINA AAMANUT-TAQULLOOHA WABBTAGHUUU ILAIHIL-WASIILATA WAJAAHIDUU FII SABIILIHII LA-'ALLAKUM TUFLIḪUUNA = Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bertawassullah (carilah wasilah atau jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya), dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

"YAAA AYYUHAL-LADZIINA=wahai orang-orang yang" "AAMANUU=mereka beriman" "IT-TAQULLOOHA=bertakwalah kepada Allah" artinya takutlah akan siksa-Nya dengan jalan menaati-Nya, "WABBTAGHUUU=dan kalian carilah" "ILAIHI=kepada-Nya" "AL-WASIILATA=wasilah, yaitu jalan yang akan mendekatkan dirimu kepada-Nya dengan jalan taat dan beribadah. "WAJAAHIDUU=dan berjihadlah kalian" "FII SABIILIHII=di jalan-Nya" maksudnya untuk meninggikan agama-Nya. "LA-'ALLAKUM=supaya kalian" "TUFLIḪUUNA=beruntung" atau beroleh keberhasilan selamat dari neraka dan masuk surga.

Ayat  ini menyentuh jiwa manusia dengan mengajaknya mendekat kepada Allah. Ajakan tersebut ditujukan kepada orang-orang yang beriman: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا) YAAA AYYUHAL-LADZIINA AAMANUU=hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah hindarilah siksa-Nya baik duniawi maupun ukhrawi dan bersungguh-sungguhlah mencari jalan dan cara yang dibenarkan-Nya yang mendekatkan diri kamu kepada ridha-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, yakni kerahkanlah semua kemampuan kamu lahir dan bathin untuk menegakkan ajaran-Nya, termasuk berjihad melawan hawa nafsu kamu supaya kamu mendapat keberuntungan, yakni memperoleh apa yang kamu harapkan, baik keberuntungan duniawi maupun ukhrawi.

Kata (وسيلة) WASIILAH mirip maknanya dengan (وصيلة) WASHIILAH, yakni sesuatu yang menyambung sesuatu dengan yang lain. Wasilah adalah sesuatu yang menyambung dan mendekatkan sesuatu dengan yang lain atas dasar keinginan yang kuat untuk mendekat. Tentu saja banyak cara yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada ridha Allah. Namun, kesemuanya haruslah yang dibenarkan oleh-Nya. Ini bermula dari rasa kebutuhan kepada-Nya. Demikian Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu menafsirkan. Memang, jika seseorang merasakan kebutuhan kepada sesuatu, dia akan menempuh segala cara untuk meraih ridhanya serta menyenangkannya. Demikian juga dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pengertian tawassul sebagaimana yang dipahami oleh kaum Muslimin selama ini bahwa tawassul adalah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui para waliAllah atau orang shaleh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi tawassul merupakan pintu dan perantara doa untuk menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tawassul merupakan salah satu cara dalam berdoa.

Banyak sekali cara untuk berdoa agar dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, seperti berdoa di sepertiga malam terakhir, berdoa di Multazam Ka'bah, berdoa dengan didahului bacaan alhamdulillah dan shalawat dan meminta doa kepada waliAllah dan orang shaleh. Demikian juga tawassul adalah salah satu usaha agar doa yang kita panjatkan diterima dan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan demikian, tawassul adalah alternatif dalam berdoa dan bukan merupakan keharusan

Para ulama sepakat memperbolehkan tawassul kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan perantaraan amal shaleh, sebagaimana orang melaksanakan shalat, puasa dan membaca Al-Qur'an. Seperti hadits yang sangat populer diriwayatkan dalam hadits sahih yang menceritakan tentang tiga orang yang terperangkap di dalam gua, yang pertama bertawassul kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas amal baiknya terhadap kedua orang tuanya; yang kedua bertawassul kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas perbuatannya yang selalu menjauhi perbuatan tercela walaupun ada kesempatan untuk melakukannya; dan yang ketiga bertawassul kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas perbuatannya yang mampu menjaga amanat terhadap harta orang lain dan mengembalikannya dengan utuh, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan jalan keluar bagi mereka bertiga yang terperangkap dari dalam gua tersebut.

Dalam satu hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Yang Mahamulia lagi Mahaagung berfirman: "Barang siapa yang memusuhi wali-Ku (orang yang dekat kepada-Ku) maka sesungguhnya Aku telah nyatakan perang baginya. Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku senangi daripada melaksanakan apa yang Aku fardhukan atasnya. Dan tidak pula hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri dengan melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, menjadilah Aku telinganya yang dia gunakan untuk mendengar, matanya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang dengannya dia mengajar, dan kakinya yang dengannya dia berjalan. Apabila dia bermohon kepada-Ku maka pasti Ku-kabulkan permohonannya, apabila dia meminta perlindungan-Ku maka pasti dia Ku-lindungi."

Ayat ini adalah sebagai dalil yang membenarkan apa yang diistilahkan dengan Tawassul—yakni mendekatkan diri kepada kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menyebut nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para waliAllah (orang-orang yang dekat kepada-Nya), yakni berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala guna meraih harapan demi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan atau para waliAllah yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sahabat Nabi 'Umar bin al-Khaththab berkata: "Pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, jika kami kekeringan karena hujan tidak turun, kami bertawassul dengan menyebut nama Nabi kiranya hujan turun. Setelah Nabi wafat, kami bertawassul dengan menyebut nama al-Abbas paman Nabi shallallahu alaihi wasallam". (Hadits shahih riwayat Imam Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i).

Imam al-Alusi termasuk ulama yang memperbolehkan tawassul. Setelah menjelaskan panjang lebar tentang wasilah dan tawassul, ulama ini berkesimpulan bahwa tidak mengapa berdoa kepada Allah dengan menyebut dan bertawassaul atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, baik ketika beliau hidup maupun setelah wafat, dalam arti, yang bersangkutan berdoa kepada Allah demi kecintaan-Nya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kiranya Yang Maha Esa itu mengabulkan permohonan si pemohon. Demikian lebih kurang pernyataan al-Alusi yang dikutip dan disetujui oleh mantan Mufti Mesir yang kini menjabat sebagai Syaikh (Pemimpin Tertinggi) al-Azhar, Muhammad Sayyid Thantawi.

Imam Syaukani mengatakan bahwa tawassul kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ataupun kepada yang lain (orang shaleh), baik pada masa hidupnya maupun setelah meninggal adalah merupakan ijma' para sahabat. "Ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta kekuatan orang mati atau yang hidup, tetapi berperantara kepada keshalihan seseorang, atau kedekatan derajatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesekali bukanlah manfaat dari manusia, tetapi dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memilih orang tersebut hingga ia menjadi hamba yang shaleh, hidup atau mati tak membedakan atau membatasi kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tetap abadi walau mereka telah wafat."

Orang yang bertawassul dalam berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan perantaraan berupa sesuatu yang dicintai-Nya dan dengan berkeyakinan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mencintai perantaraan tersebut. Orang yang bertawassul tidak boleh berkeyakinan bahwa perantaranya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa memberi manfaat dan mudharat kepadanya. Jika ia berkeyakinan bahwa sesuatu yang dijadikan perantaraan menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala itu bisa memberi manfaat dan mudharat, maka dia telah melakukan perbuatan syirik, karena yang bisa memberi manfaat dan mudharat sesungguhnya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.

Jadi  sejatinya tawassul adalah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui waliAllah atau orang shaleh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tawassul hanyalah merupakan pintu dan perantara dalam berdoa untuk menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka tawassul bukanlah termasuk syirik karena orang yang bertawasul meyakini bahwa hanya Allah-lah yang akan mengabulkan semua doa.

Adapun ulama yang melarang bertawassul baik dengan nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lebih-lebih para waliAllah (orang-orang yang dekat kepada Allah), karena dikhawatirkan hal tersebut tidak dipahami oleh masyarakat awam yang sering kali atau boleh jadi menduga bahwa mereka itulah—baik yang telah wafat atau masih hidup—yang mengabulkan permohonan mereka atau bahwa mereka mempunyai peranan yang mengurangi peranan Allah dalam pengabulan permohonan mereka. Keyakinan semacam ini jelas terlarang bahkan salah satu bentuk mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tetapi kalau meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan karena berkat Rasulullah dan para waliAllah (orang-orang yang dekat kepada Allah) itulah yang dibenarkan dan dimaksudkan oleh ayat ini.

Di akhir ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: (لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ) "LA-'ALLAKUM TUFLIḪUUN = supaya kalian mendapat keberuntungan" kalian memperoleh kebahagiaan yang langgeng, kekekalan yang abadi, serta ridha Sang Pencipta Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kebahagiaan kepada kita baik di dunia mau pun di akhirat serta di jauhkan-Nya kita dari siksa neraka, disamping itu kita memohon kepada-Nya agar selalu dalam lindungan dan bimbingan-Nya berkat Nabi shallallalahu 'alaihi wasallam dan para Wali-Nya serta orang-orang shaleh. Aamiin Allahumma aamiin
Sent from BlackBerry® on 3

Senin, 21 Januari 2013

Kelelahan Yg disukai Allah & Rasul Nya

<AL-HIKMAH>
"Kelelahan yg disukai Allah & RasulNYA :
1. Lelah dlm jihad (QS 9:111)
2.Lelah dlm dakwah (QS41:33
3.Lelah dlm ibadah & amal sholeh (QS 29:69)
4.Lelah mengandung melahirkan &menyusui (QS 31: 14)             
5.Lelah mencari nafkah (QS 62:10
6.Lelah mengurus keluarga (QS 66:6
7.Lelah belajar mnuntut Ilmu (QS 3:79)
8.Lelah dlm sakit /susah/miskin (QS 2:155)
"Mari kita nikmati kelelahan yg penuh berkah ini..InsyaAllah..!!"
Sent from BlackBerry® on 3

Sabtu, 19 Januari 2013

Lima jenis racun dan lima penawarnya

Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya

1. Dunia itu racun, zuhud itu obatnya.
2. Harta itu racun, zakat itu obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya.
5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu obanya.

Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ada 4 di pandang sebagai IBU" yaitu :

1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR.

Hanya Ingin Mengingatkan... Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali...

1. Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Qur'an.
2. Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu shalat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan "Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah"
supaya kamu dapat menjawabnya.

SubhanAllah...

Sent from BlackBerry® on 3

Jumat, 18 Januari 2013

Doa di kala musim hujan

✽Beberapa Doa Bermanfaat di Kala Musim Penghujan✽

✓ Saat Angin Kencang

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺧﻴﺮﻫﺎ ﻭﺧﻴﺮ ﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﺧﻴﺮ ﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﺖ ﺑﻪ
ﻭﺃﻋﻮﺫ ﺑﻚ ﻣﻦ ﺷﺮﻫﺎ ﻭﺷﺮ ﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﺷﺮ ﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﺖ ﺑﻪ
"Allahumma innii as'aluka khairaha wa khaira maa fiihaa wa khaira maa ursilat  bihi.
wa 'udzu bika min syarriha wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bihi"

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan yang terkandung padanya serta kebaikan apa yang dibawanya...
Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya, dan kejelekan yang ada padanya, dan kejelekan apa yang dibawanya..."
[HR Bukhari 4/76, Muslim 2/616]

✓ Bila Mendengar Petir

ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﺒﺢ ﺍﻟﺮﻋﺪ ﺑﺤﻤﺪﻩ ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ
ﻣﻦ ﺧﻴﻔﺘﻪ
"Subhaanalladzi yusabbihur ra'du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi"

"Maha Suci Allah yang petir bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya.."
[Al-Muwaththa' 2/992, Al-Albani menyatakan Shahih Mauquf]

✓ Ketika Turun Hujan

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻴﺒﺎ ﻧﺎﻓﻌﺎ
"Allahumma shoyyiban nafi'an"

"Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat"
[HR Bukhari: 1032]

✓ Adapun Apabila Hujan Lebat

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a,
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺣﻮﺍﻟﻴﻨﺎ ﻭﻟﺎ ﻋﻠﻴﻨﺎ,ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺂﻛﺎﻡ ﻭﺍﻟﻈﺮﺍﺏ ﻭﺑﻄﻮﻥ ﺍﻟﺄﻭﺩﻳﺔ ﻭﻣﻨﺎﺑﺖ ﺍﻟﺸﺠﺮ
"Allahumma haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami, wazh dzhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari"

"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami.

Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.."
[HR Bukhari: 1/224, Muslim: 2/614]

✓ Dan... Setelah Turun Hujan

ﻣﻄﺮﻧﺎ ﺑﻔﻀﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺣﻤﺘﻪ.
'Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih"

"Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah"
[HR. Bukhari: 1/205, Muslim: 1/83]

Sumber: Hishnul Muslim (telah diterjemahkan)
Sent from BlackBerry® on 3

Curhat Ya sama Allah aja !

Curhat Ya Sama Allah aja !

Salah seorang sahabat Syuraih bercerita, "Suatu kali, Syuraih mendengar keluhanku kepada seorang teman. Kemudian beliau mengajakku ke suatu tempat lalu berkata, "Wahai putra saudaraku.. janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah.. karena sesungguhnya barangsiapa yang mengeluh kepada selain Allah berarti dia mengeluhkannya kepada teman atau kepada musuh. Jika mengeluh kepada teman berarti kamu telah membuat temanmu bertambah sedih.. dan jika kau keluhkan terhadap musuh (orang yang membencimu) niscaya dia akan meledekmu."

Kemudian beliau berkata, 'Lihatlah sebelah mataku ini, demi Allah aku tidak bisa melihat orang ataupun jalan dengannya selama lebih dari 15 tahun, tapi aku tidak pernah memberitahukannya kepada siapapun kecuali engkau sekarang ini.

Tidakkah Kita mendengar ucapan hamba Allah yang shalih:
"Aku hanya mengeluhkan segala kesedihan dan keresahanku kepada Allah." (QS. Yusuf: 86)

Maka jadikanlah Allah sebagai tempat pengaduanmu dan mencurahkan keresahanmu setiap kali musibah menimpa dirimu, sebab Dia Maha Pemurah dan sangat dekat."

Mk jgn katakan pd Allah," Aku punya masalah." Tp katakan pd masalah " Aku Punya Allah Yg Maha Segalanya". (Ali bin Abi Thalib)

"Barangsiapa dilanda kesusahan dlm suatu masalah hendaklah bnyk mengucapkan 'Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliy'adzhim'."(HR.BAIHAQI)    

"Karena Allah Ta'ala berfirman:
{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَيَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا } { وَيَرْ زُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. Ath Tholaq: 2-3)"

Nabi SAW bersabda, "Di antara harta simpanan yang berasal dari 'Arsya adalah menyembunyikan berbagai musibah."
"Wahai, orang-orang yang mengadukan musibah/masalahnya kepada mahluk-mahluk (orang-orang). Tanyalah dirimu, apakah pengaduanmu kepada mahluk berguna bagimu?"
"Perlihatkan kelemahanmu, ketidaberdayaanmu, kesedihan dan kesusahanmu hanyalah ketika engkau bersujud dan memohon pertolongan kepada Zat Yang Maha Besar yaitu Allah. Perlihatkan kesabaran dan ketawakkalanmu di hadapan mahluk."

Mari Saudara-Saudariku yang baik => Adukanlah permasalahan kepada Allah bukan kepada manusia, terlebih lagi dengan menyecerkannya di jejaring sosial.
Krn jika ngadu ke makhluk atau ke tembok ratapan (jejaring sosial) maka Allah akan semakin berikan tarbiyah ujian musibah yg semakin bertumpuk serta hati semakin hampa dan gundah

Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Kamis, 17 Januari 2013

Benarkah Kita Sudah Shalat ?

Benarkah Kita Sudah Shalat ?

Bismillaah....
�Guru Syaikh al-Imam Ibnu �Athaillah, Syaikh Abu al- Hasan as-Syadzili di datangi oleh beberapa fukaha yang berasal dari kota Iskandariah untuk mengetahui kealiman beliau. Beliau tatap mereka semua sambil bertanya, �Wahai para fukaha, apakah kalian sudah sholat?� Dengan tegas mereka menjawab, �Apakah ada diantara kami
yang tidak sholat?� Syaikh menegaskan, �Allah berfirman, �Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah. Kalau ditimpa musibah ia gelisah, kalau mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang sholat.� (Q.S. Al- Ma�arij [70]: 19-22).

Apakah kalian demikian? Yakni, jika ditimpa musibah kalian gelisah dan jika mendapat kebaikan kalian kikir.�. Merekapun diam. Akhirnya beliau meneruskan, �Kalau begitu kalian masih belum sholat.�

Astaghfirullahal adzim

Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Rabu, 16 Januari 2013

Kisah Nabi Musa A.S melihat Wajah Allah Azza Wa Jalla

Kisah Nabi Musa a.s
melihat wajah Allah
Azzawajalla :

Assalamualaikum wr.wb

Sahabatku rahimakumullah
Dikisahkan Nabi Musa as naik ke
atas Gunung Sinai, memenuhi
panggilan Allah swt., ia pun
menitipkan Bani Israil ke Nabi
Harun as., saudaranya, untuk naik
ke gunung Sinai (Thuursina),
gunung Allah yang keramat itu.
Setelah ia menyempurnakan 40
malam yang diisi dengan puasa
dan beribadat sendirian di atas
gunung itu, Allah swt. pun
berfirman dan menurunkan Taurat
kepadanya. Kemudian Nabi Musa
as. pun sangat rindu untuk dapat
melihat Wajah Sang Kekasih yang
telah berkata-kata kepadanya,
Wajah Rabb-nya.

Dalam Al Qur'an Allah swt
berfirman, �Dan tatkala Musa
datang menurut waktu yang telah
Kami tentukan, dan telah berfirman
Rabb-nya kepadanya, berkatalah
ia: �Ya Rabbi perlihatkanlah (Diri-
Mu) kepadaku, agar aku dapat
memandang Engkau�. Berkatalah
Allah: �Engkau sekali-kali tidak
akan mampu untuk melihat-Ku,
akan tetapi arahkanlah
pandangan (engkau) ke gunung
itu, maka jika ia tetap pada
tempatnya niscaya engkau dapat
melihat-Ku!�.�, QS.Al-�Araaf.
[7]:143.

Setelah mendengar permintaan
Nabi Musa as. itu, kemudian Allah
swt. berfirman: �Wahai putra
Imran, sesungguhnya tidak akan
ada seorang pun yang sanggup
untuk melihat-Ku, kemudian ia
mampu untuk tetap hidup!�
Nabi Musa as. berkata: �Rabbi,
tidak ada sesuatu pun yang
menyekutui-Mu, sesungguhnya
melihat-Mu dan kemudian mati itu
lebih aku sukai daripada aku terus
hidup dengan tanpa melihat-Mu!
Rabbi, sempurnakanlah nikmat,
anugrah, dan hikmat-Mu kepadaku
dengan mengabulkan
permohonanku ini, setelah itu aku
rela mati!�

Nabi Musa as diatas Gunung
SinaiIbnu Abbas ra., sahabat
Rasulullah saw., meriwayatkan
bahwa ketika Allah swt.
mengetahui bahwa Nabi Musa as.
ingin sekali permohonannya
dikabulkan, maka berfirmanlah
Allah swt.: �Pergilah engkau, dan
lihatlah batu yang ada di atas
puncak gunung itu, duduklah
engkau di atas batu itu, kemudian
Aku akan menurunkan balatentara-
Ku kepadamu!�

Nabi Musa as. pun melaksanakan
perintah Allah swt. tersebut. Dan
ketika ia telah berada di atas batu
itu, Allah swt. pun memerintahkan
balatentara-Nya, para Malaikat
hingga langit ketujuh, untuk
menampakkan diri kepadanya.

Diperintahkan-Nya para Malaikat
penghuni langit dunia untuk
menampakkan diri di hadapan
Nabi Musa as. Mereka pun berlalu
di hadapan Nabi Musa as. sambil
mengeraskan suara tasbih dan
tahlil mereka, bagaikan suara petir
yang menyambar-nyambar.

Kemudian, para Malaikat penghuni
langit kedua diperintahkan-Nya
untuk menampakkan diri di
hadapan Nabi Musa as., mereka
pun melaksanakannya. Mereka
berlalu di hadapan Nabi Musa as.
dengan warna dan bentuk yang
beraneka ragam. Mereka ini
bersayap dan memiliki raut muka,
diantara mereka ada yang
berbentuk seperti singa. Mereka
mengeraskan suara-suara
tasbihnya.

Mendengan teriakan suara itu,
Nabi Musa as. pun merasa ngeri,
dan kemudian berkata: �Ya Rabbi,
sungguh aku menyesal atas
permohonanku. Rabbi, apakah
Engkau berkenan untuk
menyelamatkan aku dari tempat
yang aku duduki ini?�

Pimpinan dari kelompok Malaikat
tersebut berkata: �Hai Musa,
bersabarlah atas apa yang engkau
minta, apa yang engkau lihat ini
baru sebagian kecil saja!�

Allah swt. kemudian
memerintahkan para Malaikat
penghuni langit ketiga agar
mereka turun dan menampakkan
diri di hadapan Nabi Musa as.
Lalu, keluarlah Malaikat-malaikat
yang tak terhitung jumlahnya
dengan beragam bentuk dan
warnanya. Bentuk mereka ada
yang seperti api yang menjilat-jilat,
mereka memekikkan tasbih dan
tahlil dengan suara yang hiruk-
pikuk.

Mendengar suara ini semakin
terkejutlah Nabi Musa as. dan
timbullah rasa su�udzdzan dalam
dadanya, bahkan berputus asa
untuk hidup. Kemudian pemimpin
para Malaikat dari kelompok ketiga
ini berkata: �Wahai putra Imran,
bersabarlah hingga engkau melihat
lagi apa yang engkau tidak
sanggup lagi untuk melihatnya!�
Allah swt. kemudian menurunkan
wahyu kepada para Malaikat
penghuni langit keempat, �Turunlah
kamu sekalian kepada Musa
dengan mengumandangkan
tasbih!�

Para Malaikat langit keempat ini
pun turun. Diantara mereka ada
yang berbentuk seperti kobaran
api yang menjilat-jilat, dan ada
pula yang seperti salju. Mereka
mempunyai suara yang melengking
dengan mengumandangkan tasbih
dan taqdis. Suara mereka berbeda
dengan suara Malaikat-malaikat
terdahulu. Kepada Nabi Musa as.
ketua dari kelompok ini berkata:
�Hai Musa! Bersabarlah atas apa
yang engkau minta!�

Demikianlah, penghuni dari setiap
langit hingga penghuni langit
ketujuh satu demi satu turun dan
menampakkan diri di hadapan
Nabi Musa as. dengan warna dan
bentuk yang beragam. Semua
Malaikat tersebut bergerak maju
sambil cahayanya menyambar
semua mata yang ada. Mereka ini
datang dengan membawa tombak-
tombak panjang. Setiap tombak itu
panjangnya sepanjang sebatang
pohon kurma yang tinggi dan
besar. Tombak-tombak itu
bagaikan api yang bersinar
terang-benderang melebihi sinar
matahari.

Nabi Musa as. kemudian menangis
sambil meratap-ratap, katanya:
�Ya Rabbi, ingatlah aku, jangan
Engkau lupakan diriku ini! Aku
adalah hamba-Mu! Aku tidak
mempunyai keyakinan bahwa aku
akan selamat dari tempat yang aku
duduki ini! Jika aku keluar, aku
akan terbakar, dan jika aku tetap
di tempat ini maka aku akan mati!�

Ketua kelompok Malaikat itu pun
berkata kepada Nabi Musa as.:
�Nyaris dirimu dipenuhi dengan
ketakutan, dan nyaris pula hatimu
terlepas! Tempat yang kamu
gunakan untuk duduk inilah
merupakan tempat yang akan kamu
pergunakan untuk melihat-Nya!�

Kemudian turunlah Malaikat Jibril
as., Mika�il as., dan Israfil as.
beserta seluruh Malaikat penghuni
ketujuh langit yang ada, termasuk
para Malaikat pemikul Al-�Arsy
dan Al-Kursi. Mereka secara
bersama-sama menghadap kapada
Nabi Musa as. seraya berkata:
�Wahai orang yang terus-menerus
salah! Apa yang menyebabkanmu
naik ke atas bukit ini? Mengapa
kamu memberanikan diri meminta
kepada Rabb-mu untuk dapat
melihat kepada-Nya!?�

Nabi Musa as. terus menangis
hingga gemetaranlah kedua
lututnya, dan seakan-akan luruh
tulang-tulang persendiannya.

Ketika Allah swt. melihat semua itu,
maka ditampakkan-Nya lah
kepada Nabi Musa as. tiang-tiang
penyangga Al-�Arsy, lalu Nabi
Musa as. bersandar pada salah
satu tiang tersebut sehingga
hatinya menjadi tenang.

Malaikat Israfil kemudian berkata
kepadanya: �Hai Musa! Demi
Allah, kami ini sekalipun sebagai
pemimpin-pemimpin para Malaikat,
sejak kami semua diciptakan, kami
tidak berani untuk mengangkat
pandangan mata kami ke arah
Al-�Arsy! Karena kami sangat
khawatir dan sangat takut!
Mengapa kamu sampai berani
melakukan hal ini wahai hamba
yang lemah!?�

Setelah hatinya tenang, Nabi Musa
as. menjawab: �Wahai Israfil! Aku
ingin mengetahui akan Keagungan
Wajah Rabb-ku, yang selama ini
aku belum pernah melihatnya�
Allah swt. kemudian menurunkan
wahyu kepada langit: �Aku akan
menampakkan-Diri, bertajalli pada
gunung itu!�

Maka bergetarlah seluruh langit
dan bumi, gunung-gunung,
matahari, bulan, mega, surga,
neraka, para Malaikat dan
samudera. Semua tersungkur
bersujud, sementara Nabi Musa as.
masih memandang ke arah gunung
itu.

�Tatkala Rabb-nya menampakkan
Diri (bertajalli) di atas gunung itu,
maka hancur luluh lah gunung itu
dan Musa pun jatuh pingsan�,
QS.Al-�Araaf.[7]:143.

Nabi Musa as. seakan-akan mati
karena pancaran Cahaya Allah
swt. Yang Mulia, dan ia terjatuh
dari batu, dan batu itu sendiri
terjungkal, terbalik menjadi
semacam kubah yang menaungi
Nabi Musa as. agar tidak terbakar
Cahaya.

Kemudian Allah swt. mengutus
Malaikat Jibril as. untuk
membalikkan batu itu dari tubuh
Nabi Musa as., dan
membimbingnya berdiri. Wajah
Nabi Musa as. memancarkan
cahaya kemuliaan, rambutnya
memutih karena Cahaya.

�Maka setelah Musa tersadar
kembali, dia berkata: �Maha Suci
Engkau, aku sungguh bertaubat
kepada-Mu, dan aku adalah orang
yang pertama kali beriman!�,
QS.Al-�Araaf.[7]:143.

Nabi Musa as. kemudian bertaubat
atas apa yang ia minta kepada
Allah, dan ia berkata: �Duhai
Rabb, aku beriman kepada-Mu,
bahwa sesungguhnya tidak ada
seorang pun yang akan mampu
melihat-Mu dengan mata lahir,
kecuali ia akan mati!�

Wallahualam bissawab
semoga kisah dapat menambahkan kecintaan kita kepada ALLAH S.W.T, dengan rohman rohimnya, denga. kebesaran Allah, yg begitu dasyatnya.., semoga nilai ketakwaan kita bertambah dan semakin rajin ibadah untuk mendapatkan Rahmatnya ALLAHU S.W.T,

Aamiin Yaa Rabb'al al-Aamiin...

dari kitab
�Mukhtashar Kitaabit-Tawwabiin�,
karya Ibnu Qudamah AlMaqdisy.

semoga bermanfaat....
Sent from BlackBerry® on 3