Laman

Rabu, 31 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Ke Duapuluh Tiga

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah Ya Ghofururrahim Ya Dzal Jalali wal ihram. Ya Robb dengan ridho rahmat Mu, jadikanlah ibadah sholat kami pada malam ini Engkau  bangunkan sebuah kota disurga untuk kami nanti.

Do'aku di Ramadhan Hari Kedua Puluh Tiga

اَللَّهُمَّ اغْسِلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْعُيُوْبِ وَ امْتَحِنْ قَلْبِيْ فِيْهِ بِتَقْوَى الْقُلُوْبِ يَا مُقِيْلَ عَثَرَاتِ الْمُذْنِبِيْنَ
Ya Allah.. Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus Kesalahan Orang-Orang Yang Berdosa.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Malam Lailatul Qadhar Menurut Imam Ghazali

Tanda -Tanda Malam Lailatul Qadar Menurut Imam Ghazali


Pada dasarnya Rasulullah Muhammad SAW banyak beribadah Qiyamu Ramadhan dan menganjurkan mencari Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan yang pada sepuluh pertamanya adalah rahmat, sepuluh tengahnya adalah ampunan dan sepuluh akhirnya adalah bebas dari neraka. Walau pun hakikatnya tidak ada yang mengetahui secara pasti bila terjadinya Lailatul Qadar, kecuali Allah SWT.

Hanya saja, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengisyaratkan dalam sabdanya:

تَحَرَّوْا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان

"Carilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. " (Muttafaqun 'alaihi dari Aisyah radhiyallahu 'anha)

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, dari Aisyah Radhiyallahu anha, ia berkata:


 كَانَ رَسُوْلُ الله إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ)) هذا لفظ البخاري.

"Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli isterinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya." Demikian menurut lafadz Al-Bukhari.

Dalam riwayat lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ )) رواه مسلم.


"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya."

Dalam shahihain disebutkan, dari Aisyah Radhiyallahu Anha:

( أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ الله ))

"Bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam senantiasa beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkan beliau."

Lebih khusus lagi, adalah malam-malam ganjil sebagaimana sabda beliau:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

"Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)". (HR. Al-Bukhari dari Aisyah radhiyallahu 'anha)

Dan lebih khusus lagi adalah malam-malam ganjil pada rentang tujuh hari terakhir dari bulan tersebut. Beberapa shahabat Nabi pernah bermimpi bahwa Lailatul Qadar tiba di tujuh hari terakhir. Maka

Rasulullah bersabda:

أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ


"Aku juga bermimpi sama sebagaimana mimpi kalian bahwa Lailatul Qadar pada tujuh hari terakhir, barangsiapa yang berupaya untuk mencarinya, maka hendaknya dia mencarinya pada tujuh hari terakhir. " (Muttafaqun 'alaihi dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma)

Dalam riwayat Muslim dengan lafazh:

الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terlewatkan tujuh hari yang tersisa dari bulan Ramadhan. " (HR. Muslim dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma)

Yang lebih khusus lagi adalah malam 27 sebagaimana sabda Nabi tentang Lailatul Qadar:

لَيْلَةُ سَبْع وَعِشْرِيْنَ

"(Dia adalah) malam ke-27. " (HR. Abu Dawud, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma, dalam Shahih Sunan Abi Dawud. Sahabat Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu menegaskan:

والله إني لأعلمها وأكثر علمي هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بقيامها هي ليلة سبع وعشرين

Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)

Dengan demikian dapat diberi kesimpulan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh akhir Ramadan, terutama pada malam tanggal ganjil.

Dalam hadits Abu Dzar disebutkan:

(( أَنَّهُ r قَامَ بِهِمْ لَيْلَةَ ثَلاَثٍ وَعِشْرِيْنَ، وَخَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ، وَسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ، وَذَكَرَ أَنَّهُ دَعَا أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ خَاصَّةً ))

"Bahwasanya Rasulullah melakukan shalat bersama mereka (para sahabat) pada malam dua puluh tiga (23), dua puluh lima (25), dan dua puluh tujuh (27) dan disebutkan bahwasanya beliau mengajak shalat keluarga dan isteri-isterinya pada malam dua puluh tujuh (27)."

Para ulama kemudian berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan lailatul qadar, dan di antara ulama yang tegas mengatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abu Hasan as Syadzili. Bahkan dinyatakan dalam sebuah tafsir surat al-Qadr, bahwa Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini.

Menurut Imam Al Ghazali Cara Untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari permulaan atau malam pertama bulan Ramadan :

1. Jika hari pertama jatuh pada malam Ahad atau Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 29 Ramadan

2. Jika malam pertama jatuh pada Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 21 Ramadan

3.Jika malam pertama jatuh pada Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 25 Ramadan

4.Jika malam pertama jatuh pada malam Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23 Ramadan

5.Jika malam pertama jatuh pada Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27 Ramadan.

Kaidah ini tercantum dalam kitab-kitab para ulama termasuk dalam kitab-kitab fiqh Syafi'iyyah. Rumus ini teruji dari kebiasaan para tokoh ulama' yang telah menemui Lailatul Qadar. Formula ini diceritakan Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin; juga terdapat dalam kitab Hasyiah Sulaiman Al Kurdi juz hal 188; Tafsir Shawi; kitab I'anah at-Thalibin II/257; Syaikh Ibrahim al Bajuri dalam Kitabnya Hasyiah 'Ala Ibn Qasim Al Ghazi juz I halaman 304; as Sayyid al Bakri dalam Kitabnya I'anatuth Thalibin Juz II halaman 257-258; juga kitab Mathla`ul Badrain karangan Syaikh Muhammad bin Ismail Daud al-Fathoni.

Ibn Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan, "Ikhtilafuhum rohmah", prbedaan ulama (dalam masalah fiqih) adalah rahmat. Beliau mngatakan hal ini dlm kitab beliau Lum'atul I'tiqod. Bahkan ada yg ktakan ada hadits "ikhtilafu ummaty rohmah", Nampaknya benar2 berlaku di Indonesia pada Ramadhan kali ini.sabda Rasululloh saw: "Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW brsabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam2 ganjil di 10 hari trakhir Ramadhan" (HR. Bukhari. Mengapa brlaku dan trjadi? hadist Rasululloh di atas dikatakan bhwa laillatul qodar itu pd malam2 ganjil, dan di indonesia pada Ramadhan kali ini malam2 ganjil terjadi di setiap malam. Mengapa demikian? Puasa Ramadhan kali ini Pemerintah & mayoritas Ormas Islam trmasuk NU puasa hari Sabtu, sdangkan saudara kita Muhammadiyah dan FPI Puasa Ramadhan lbih awal di hari Jum'at, jd pd malam ini Muhammadiyah malam ke 25 dan Nu srt mlm 26, maka akan ada dua malam lailatul qodar di Indonesia, bukankah ini suatu berkah dan rahmat bagi negeri ini..

Setiap muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar. Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan orang yang beribadah jarang-jarang.

 keistimewaan Lailatul Qadar yang begitu utama dari malam lainnya.

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur'an

Ibnu 'Abbas dan selainnya mengatakan, "Allah menurunkan Al Qur'an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul 'Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur'an kepada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun." (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.

2. Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan

Allah Ta'ala berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al Qadar: 3).

An Nakha'i mengatakan, "Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan." (Latha-if Al Ma'arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.

3. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan

Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (QS. Ad Dukhon: 3).

Malam penuh berkah ini adalah malam 'lailatul qadar' dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.

4. Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar

Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta'ala berfirman,

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril" (QS. Al Qadar: 4)

Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur'an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 14: 407)
Malaikat Jibril disebut "Ar Ruuh" dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

5. Lailatul Qadar disifati dengan 'salaam'

Yang dimaksud 'salaam' dalam ayat,

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar" (QS. Al Qadr: 5)
yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.
6. Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan

Allah Ta'ala berfirman,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" (QS. Ad Dukhan: 4).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhahhak dan ulama salaf lainnya.
Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah­ dalam Syarh Muslim (8: 57)- bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

7. Dosa setiap orang yang menghidupkan malam 'Lailatul Qadar' akan diampuni oleh Allah

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 1901)

Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa yang dimaksud 'iimaanan' (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan 'ihtisaaban' bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya'

 TANDA TANDA DATANGNYA MALAM LAILATUL QADAR


Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin Abdul Hamid dalam laman Suara Al Qur'an menyebutkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meriwayatkan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam antara tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. Pendapat-pendapat yang ada berbeda-beda. Imam Al Iraqi dalam risalahnya 'Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar', membawakan perkatan para ulama;

Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).

Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits 'Aisyah radiyallahu 'anha, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan."

Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai luput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  juga menggambarkan tanda-tanda datangnya malam mulia ini sebagai berikut:

1. Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas radliyallahu'anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda : "Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."

2. Esok harinya cahaya matahari agak meredup, bersinar cerah tapi tidak kuat. Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti dulang."

3. Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairoh ra pernah berkata bahwa mereka pernah berdiskusi tentang lailatul qadar disamping Rasulullah SAW lalu beliau bersabda; "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh dulang."

4. Sewaktu malam tampak terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada aktivitas meteor yang jatuh digalaksi. Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan), sebagaimana hadits dari Watsilah bin al-Asqo'.

5. Terbawa kedalam mimpi. Beberapa sahabat Rasulullah SAW mengalami mimpi berjumpa dengan malam lailatul qadar.

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah, tidak seperti malam-malam lainnya.

WALLAHU A'LAM 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Malam Nuzulul Qur'an

Peristiwa turunnya al qur'an (Nuzulul Qur'an), sangat erat kaitannya dengan malam Lailatul Qadar. Dikarenakan di malam Lailatul Qadar inilah, untuk pertama kalinya, wahyu ALLAH diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Imam Ibnu Katsir berpendapat, Nabi Muhammad, melihat bentuk asli malaikat Jibril pada dua tempat, yaitu ketika beliau menerima wahyu pertama di Gua Hira dan ketika malam Isra' di Sidratul Muntaha.

Sering kita mendengar kisah Nuzulul Qur'an, yang menceritakan malaikat Jibril mendekap Rasulullah sambil berkata, "Iqra'..!"

Tentunya kisah tersebut menjadi tanda tanya bagi kita. Bagaimana mungkin Jibril dalam bentuk asli, bisa mendekap (memeluk) Rasulullah ?



Sementara kita memahami, bahwa Jibril dalam bentuk asli sangat luar biasa besarnya, sebagaimana bunyi hadits :

حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِبْرِيلَ فِي صُورَتِهِ وَلَهُ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ كُلُّ جَنَاحٍ مِنْهَا قَدْ سَدَّ الْأُفُقَ يَسْقُطُ مِنْ جَنَاحِهِ مِنْ التَّهَاوِيلِ وَالدُّرِّ وَالْيَاقُوتِ مَا اللَّهُ بِهِ عَلِي

Telah menceritakan kepada kami Hajjaj telah menceritakan kepada kami Syarik dari 'Ashim dari Abu Wa`il dari Abdullah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat Jibril dalam bentuk aslinya, ia memiliki enam ratus sayap, setiap sayap dapat menutupi antara langit dan bumi, dari sayapnya berjatuhan aneka warna warni, mutiara dan yaqut. Allah Maha Mengetahui itu semua.

(Hadits riwayat Imam Ahmad. Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakirrahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)

Bisa jadi, malam turunnya Al Qur'an adalah peristiwa yang sangat dahsyat. Di malam tersebut bukan sekedar pertemuan antara malaikat Jibril dengan Rasulullah, tetapi juga disaksikan oleh para malaikat di seluruh alam semesta.

Peristiwa Nuzulul Qur'an, telah membuat tubuh Rasulullah seakan menjadi kaku, seperti didekap dan sulit untuk mengeluarkan kata-kata.

Dengan demikian adalah wajar, sepulang dari Gua Hira, Rasulullah seperti baru saja mengalami goncangan jiwa yang hebat. Ia meminta isterinya, Siti Khadijah, menyiapkan kain selimut, untuk menyelimuti dirinya.

WaLlahu a'lamu bishshawab



Beberapa keterangan tentang Malam Lailatul Qadar

1. Malam Lailatul Qadar, malam diturunkannya Al Qur'an

إنا أنزلناه في ليلة القدر
"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur`an) pada lailatul qadr."
(QS. Al-Qadr (97) ayat 1)

2. Malam Lailatul Qadar, lebih baik dari 100 bulan

ليلة القدر خير من ألف شهر
"Lailatul qadr lebih baik daripada 1000 bulan." (QS. Al-Qadr (97) ayat 3)

3. Malam Lailatul Qadar, hadir pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah lailatul qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari ramadhan." (HR. Al-Bukhari no. 1878)

4. Malam Lailatul Qadar, bisa ditemui dalam mimpi

أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
"Aku lihat mimpi-mimpi kalian tentang lailatul qadar semuanya sama menunjukkan pada tujuh malam terakhir. Karenanya siapa saja yang mau mencarinya, maka hendaklah dia mencarinya pada tujuh malam terakhir". (HR. Al-Bukhari no. 1876 dan Muslim no. 1985)

5. Malam Lailatul Qadar, malam penuh ampunan

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang shalat pada lailatul qadar karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya. Dan barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya". (HR. Al-Bukhari no. 1768 dan Muslim no. 1268)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Di Manakah Engkau Lailatul Qadar

Di Manakah Engkau Lailatul Qadar

Ramadhan merupakan salah satu bulan yang mempunyai banyak keistimewaan di banding bulan yang lainnya. Dan oleh sebab itu bulan remadhan membuat banyak selalu merindukan akan kehadirannya. Dan diantara sekian banyak keistimewaan-keistimewaan yang hanya terjadi pada bulan Ramadhan antara lain adalah awal pertama kali turunnya al-Qur'an berupa surat al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang turun ketika Nabi Muhammad sedang berada di gua Hira'. Selain itu, keistimewaan yang lainnya yang hanya terjadi pada bulan Ramadhan adalah Malam Seribu Bulan atau biasa dikenal dengan sebutan Lailaul Qadar. Dan selain dari kedua yang telah disebutkan sebelumnya,sebenarnya masih sekali keistimewaan yang terjadi dalam bulan Ramadhan, akan tetapi untuk saat ini yang menjadi fokus kajian adalah tentang Lailatul Qadar.

Cara mendapatkan Lailatul Qadar
 
               Bagi sebagian orang malam lailatul qadar merupakan yang penuh sekali kerahasiaan dan juga penuh dengan sebuah tanda tanya. Dan oleh sebab itu membuat banyak orang penasaran sehingga mereka semua saling berbondong-bondong demi untuk mendapatkan malam lailatul Qadar. Cara mereka dalam rangka mencari malam lailatul qadar tersebut sangatlah variatif. Ada yang dengan cara tadarusan, ada juga dengan cara I'tikaf, bahkan ada juga dengan cara begadang  terus-terusan. Kalau kita tinjau lebih jauh lagi, sebenarnya apa yang melatarbelakangi penamaan malam tersebut dengan nama Lailatul Qadar. Tentang penamaan lailatul qadar telah dijelaskan secara gamblang oleh Sayyid Bakri al-Dimyati dalam kitab "I'anatu al-Thalibin" yang berbunyi:
والمعنى ليلة التقدير، سميت بذلك لان الله تعالى يقدر فيها ما يشاء من أمره إلى مثلها من السنة القابلة، من أمرالموت، والاجل، والرزق، وغير ذلك، ويسلمه إلى مدبرات الامور، وهم أربعة من الملائكة: إسرافيل، وميكائيل، وعزرائيل، وجبرائيل - عليهم السلام -.اه.
                "Makna lailatul qadar. Malam yang hanya terjadi sekali dalam bulan Ramadhan tersebut dinamakan lailatul qadar karena didalam malam tersebut akan menentukan apa yang akan menjadi kehendaknya yang meliputi maut, ajal, rizki dan juga lainnya hingga datangnya kembali malam lailatul qadar pada tahun selanjutnya. Dan disamping itu ada 4 malaikat yang mematuhi atas keputusan Allah tersebut diantaranya ialah malaikat Israfil, malaikat Mika'il, malaikat I'zra'il, dan malaikat Jibril".
                Mengenai masalah bagaimana cara yang mudah bagi orang-orang yang mengidam-idamkan sekali terhadap malam lailatul qadar bisa menggunakan tawaran pendapat imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali atau dengan akraban sapaan imam al-Ghazali yang ada dalam kitab "I'anah al-Thalibin" karangan Sayyid Bakri al-Dimyati. yang berbunyi :  
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الاول من الشهر، فإن كان أوله يوم الاحد أو يوم الاربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين.
أو يوم الاثنين: فهي ليلة إحدى وعشرين.
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة: فهي ليلة سبع وعشرين.
أو الخميس: فهي ليلة خمس وعشرين.
أو يوم السبت: فهي ليلة ثلاث وعشرين.
                "Imam al-Ghazali beserta yang lain mengatakan: Sesungguhnya malam Lailatul Qadar itu bisa diketahui dengan melalui permulaan hari dalam bulan Ramadhan tersebut.
Ø Jika Ramadhan dimulai pada hari ahad atau rabu, maka lailatul Qadar akan terjadi pada malam ke 29.
Ø Jika Ramadhan dimulai pada hari senin, maka lailatul Qadar akan terjadi pada malam ke 21.
Ø Jika Ramadhan dimulai pada hari selasa atau jum'at, maka lailatul Qadar akan terjadi pada malam ke 27.
Ø Jika Ramadhan dimulai pada hari kamis, maka lailatul Qadar akan terjadi pada malam ke 25.
Ø Jika Ramadhan dimulai pada hari sabtu, maka lailatul Qadar akan terjadi pada malam ke 23.

Dari tawaran imam al-Ghazali tersebut, jangan sampai tawaran tersebut kita jadikan sebagai landasan utama dalam mendapatkan malam Lailatul Qadar. Karena yang jelas itu hanya sebatas tawaran saja. Masalah apakah nantinya malam lailatul qadar itu terjadi sesuai dengan apa yang menjadi tawaran imam al-Ghazali atau tidak, hal itu hanya Allahlah yang tahu. Dalam bulan Ramadhan tersebut, kita jangan hanya ingin mendapatkan malam lailatul qadar sehingga hanya memfokuskan ibadah kita pada sepuluh akhir dalam bulan Ramadhan tersebut, alangkah lebih baiknya jika kita mampu dalam sebulan penuh mampu memaksimalkan ibadah kepada Allah.
Dalam sebuah hadits Rasulullah telah ditegaskan tentang barang siapa yang mampu untuk beribadah secara maksimal dalam bulan Ramadhan, maka dia akan mendapatkan sebuah jaminan berupa dosa-dosa yang telah diperbuat pada masa lalunya akan senantiasa diampuni. Dan sedangkan hadits yang berkaitan dengan hal tersebut berbunyi:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang mendirikan bulan Ramadhan secara suatu keimanan dan melaksanakannya semata-mata karena Allah SWT, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang sudah lalu". (HR. Muttafaq Alaih).
Dari hadits tersebut ada sebagian ulama' menafsirkan kata-kata mendirikan tersebut dengan arti melaksanakan shalat tarawih terus-menerus dan ada juga yang menafsirinya dengan melaksanakan shalat jama'ah terus-menerus. Dari perbedaan tersebut apapun itu terjemahannya, yang menjadi substansi adalah kita mampu untuk memaksimalkan ibadah kita kepada Allah selama sebulan penuh bulan Ramadhan tersebut.

Malam Seribu Bulan
                Apakah yang sebenarnya maksud yang terkandung dalam al-Qur'an surat al-Qadr ayat 3 yang berbunyi:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Dan juga bagaimakah sebenarnya kronologis tentang malam lailatul qadar dikatakan dalam al-Qur'an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan? Menanggapi masalah tersebut, Ibnu Jarir angkat bicara dalam kitabnya "Tafsir al-Thabari" yang membahas tentang alasan kenapa dalam al-Quran lailatul Qadar disebutkan bahwa lebih baik dari seribu bulan yang berbunyi:
عن المُثَنَّى بن الصَّبَّاح، عن مجاهد قال: كان في بني إسرائيل رجل يقوم الليل حتى يصبح، ثم يجاهد العدوّ بالنهار حتى يُمْسِيَ، ففعل ذلك ألف شهر، فأنزل الله هذه الآية:( لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ) قيام تلك الليلة خير من عمل ذلك الرجل.
               
                Dari Mutsanna bin Shabah, ada seorang mujtahid mengatakan bahwa: Pada zaman dulu, ada seseorang pada masa bani Israil pernah melaksanakan ibadah mulai malam sampai larut pagi, kemudian pada siang harinya dia berjihad untuk memerangi musuh hingga datangnya sore hari. Dan melakukan kegiatan semacam itu secara rutin sampai seribu bulan (sekitar 83 tahun lebih 4 bulanan). Karena ketika ada umat Nabi Muhammad SAW itu ingin beribadah yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh orang tersebut, serasa hal tersebut tidak akan pernah terjadi karena umur yang dimiliki oleh orang pada masa Bani Isra'il itu lebih panjang dari umur umat Nabi Muhammad. Dan oleh sebab itu, Allah SWT memberikan sebuah keistimewaan bagi umat Nabi Muhammad dengan menurunkan ayat tentang Lailatul Qadar yang barang siapa mampu menemukannya, niscaya hal itu lebih baik dari apa yang sudah dilakukan oleh orang pada masa Bani Isra'il tersebut.
                Dari sini kita bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa begitu mulianya umat Nabi Muhammad SAW dihadapan Allah SWT sehingga Allah SWT memberikan suatu keistimewaan yang tidak bisa dimiliki oleh umat-umat sebelum Nabi Muhammad. Dan oleh sebab itu kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah karena kita masih digolongkan umat Nabi Muhammad SAW sehingga semoga saja kelak diakhirat kita bisa mendapatkan syafaat dari Beliau. Amien
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Perbanyaklah Membaca Doa ini di Malam Lailatur Qadar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulillah, keluarga dan para sahabatnya.

اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu 'Anni

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah

Dianjurkan untuk membanyak doa pada malam yang agung ini, Lailatul Qadar. Doa apa saja yang mengandung kebaikan dunia dan akhirat. Karena Lailatul Qadar termasuk waktu mustajab. Khususnya doa istimewa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha. Yaitu saat 'Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang harus aku baca?" kemudian Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)

Nama Allah "Al-'Afuww" (Mahapemaaf)

Nama Allah "Al-'Afuww" disebutkan lima kali dalam Al-Qur'an. Pertama, disebutkan bersama nama-Nya "Al-Qadir".

إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

"Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa." (QS. Al-Nisa': 149) terkadang seseorang memaafkan kesalahan orang lain karena dia tidak mampu membalas atas keburukannya. Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan, Dia memaafkan, padahal Dia kuasa membalas keburukan (dosa) hamba. Maka ini adalah pemberian maaf yang sebenarnya dan sangat istimewa.

Kedua, penyebutan nama al-'Afuww yang lainnya digandeng dengan nama-Nya Al-Ghafur.

إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

 "Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Nisa': 43)

فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا

"Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya.  Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Nisa': 99)

Ayat-ayat yang menyebutkan nama Allah "Al-'Afuww" yang memiliki sifat pemberi maaf, sesungguhnya menunjukkan bahwa Allah senantiasa dikenal bersifat pemaaf. Senantiasa mengampuni dan memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya, walau mereka sering berdosa kepada-Nya. Mereka sangat berhajat kepada maaf-Nya sebagaimana mereka berhajat kepada rahmat dan kemurahan-Nya. Bahkan bisa dikatakan, kebutuhan mereka kepada maaf Allah lebih daripada kebutuhan mereka kepada makan dan minum. Kenapa? Karena kalau tidak memberikan maaf kepada penduduk bumi, niscaya hancur dan binasalah mereka semua dengan dosa-dosa mereka.

Sifat maaf Allah adalah maaf yang lengkap, lebih luas dari dosa-dosa yang dilakukan hamba-Nya. Apalagi kalau mereka datang dengan istighfar, taubat, iman, dan amal-amal shalih yang menjadi sarana untuk mendapatkan maaf Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menerima taubat para hamba dan memaafkan kesalahan mereka dengan sempurna kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Makna Nama Allah "Al-'Afuww"

Kalimat 'afaa, secara bahasa –sebagaimana yang disebutkan dalam kamus- memiliki dua makna: Pertama, memberi dengan penuh kerelaan. Ini seperti kalimat, "A'thaituhu min maali 'afwan", maknanya: aku beri dia sebagian dari hartaku yang berharga dengan penuh kerelaan tanpa diminta. Ini seperti firman Allah Ta'ala:

وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ

"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan"." (QS. Al-Baqarah: 219) sehingga itu dikeluarkan dengan penuh keridhaan. Wallahu a'lam.

Kedua, al-izalah (menghilangkan/menghapus). Seperti kalimat, "'Afatir riihu al-atsara" artinya: angin telah menghilangkan/menghapus jejak. Contoh nyata terdapat dalam catatan sirah nabawiyah (sejarah perjalanan hidup Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam) tentang perjalanan hijrah: Saat beliau bersembunyi di goa Tsur bersama Abu Bakar, adalah Asma' binti Abu Bakar membawakan makanan untuk keduanya. Maka terdapat dalam catatan: 

فأمر غلامه أن يعفوآثار أقدام أسماء حتى لا يعرف الكفار طريق النبي

"Maka ia memerintahkan budaknya agar menghilangkan/menghapus jejak kaki Asma' sehingga orang-orang kafir tidak tahu jalur yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam."

Maka ada tiga kandungan dalam nama Allah "Al-'Afuww' ini: Menghilangkan dan menghapuskan, lalu ridha, kemudian memberi. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menghilangkan, menghapuskan dosa-dosa hamba-Nya dan bekas dosa tersebut. Lalu Allah meridhai mereka. Kemudian sesudah meridhai, Dia memberi yang terbaik (maaf) tanpa mereka memintanya.

Mewujudkan maaf ini seorang hamba diperintahkan untuk memiliki sifat pemaaf. Tidak membalas keburukan orang lain terhadap dirinya dengan keburukan serupa, apalagi dengan keburukan yang lebih besar. Tapi ia sabar-sabarkan diri dari marah atas sikap buruk orang lain terhadap dirinya, lalu ia maafkan kesalahn-kesalahan mereka, dan ia balas keburukan dengan kebaikan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

 وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.  Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang lalim." (QS. Al-Syuura: 40)

Maksud "maka Pahalanya atas Allah": Allah tidak akan menyia-nyiakan sikapnya itu di sisi-Nya. Tetapi Allah akan memberikan pahala yang besar dan balasan baik yang setimpal. Disebutkan dalam hadits shahih Muslim, "Tidaklah Allah menambah kepada hamba melalui maaf yang ia berikan kecuali kemuliaan." Wallahu Ta'ala A'lam
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tanda Tanda Malam Lailatul Qadhar

Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, rabb semesta alam. Shalawat dan salam terlimpah dan tercurah kepada manusia pilihan, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Lailatul Qadar adalah malam yang agung. Malam penuh kemuliaan. Ibadah di dalamnya lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan. Siapa yang mendapatkan kemuliaannya sungguh ia manusia beruntung dan dirahmati. Sebaliknya, siapa yang luput dari kebaikan di dalamnya, sungguh ia termasuk manusia buntung dan merugi.

Kemuliaan Lailatul Qadar yang penuh keberkahan dapat dilihat dari pilihan Allah terhadapnya untuk menurunkan kitab terbaik-Nya dan syariat agama-Nya yang paling mulia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ


"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar: 1-5)

Sesungguhnya Lailatul Qadar tidak seperti malam-malam selainnya. Pahala amal shalih di dalamnya sangat besar. Maka siapa yang diharamkan mendapatkan pahalanya, sungguh  ia tidak mendapatkan kebaikan malam itu. Oleh karenanya, sudah sewajarnya seorang muslim menghidupkan malam tersebut dengan bersungguh-sungguh melakukan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara maksimal. Dan menghidupkannya harus didasarkan kepada iman dan berharap pahala kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Disebutkan dalam hadits shahih:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam redaksi lain,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di Lailatul Qadar imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menjelaskan tentang waktu turunnya Lailatul Qadar tersebut. Beliau bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَان

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

Lalu beliau menjelaskan lebih rinci lagi tentang waktunya dalam sabdanya,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)

Yaitu malam-malam ganjil dari bulan Ramadhan secara hakiki. Yakni malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Lalu sebagian ulama merajihkan (menguatkan), Lailatul Qadar berpiindah-pindah dari dari satu malam ke malam ganjil lainnya pada setiap tahunnya. Lailatul Qadar tidak melulu pada satu malam tertentu pada setiap tahunnya.

Imam al-Nawawi rahimahullah berkata: "Ini adalah yang zahir dan terpilih karena bertentangan di antara hadits-hadits shahih dalam masalah itu. tidak ada jalan untuk menjama' (mengompromikan) di antara dalil-dalil tersebut kecuali dengan intiqal (berpindah-pindah)-nya."

Syaikh Abu Malik Kamal dalam Shahih Fiqih Sunnah memberikan catatan terhadap pendapat-pendapat tentang Lailatul Qadar di atas, "Yang jelas, menurutku, Lailatul Qadar terdapat pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir dan berpindah-pindah di malam-malam tersebut. Ia tidak khusus hanya pada malam ke 27 saja. Adapun yang disebutkan oleh Ubay, Lailatul Qadar jatuh pada malam ke 27, ini terjadi dalam suatu tahun dan bukan berarti terjadi pada semua tahun. Buktinya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah mendapatinya pada malam ke 21, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Sa'id Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkhutbah kepada mereka seraya mengatakan:

إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نَسِيتُهَا أَوْ أُنْسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ كُلِّ وِتْرٍ وَإِنِّي أُرِيتُ أَنِّي أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ

"Sungguh aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, kemudian terlupakan olehku. Oleh sebab itu, carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir pada setiap malam ganjilnya. Pada saat itu aku merasa bersujud di air dan lumpur."

Abu Sa'id berkata: "Hujan turun pada malam ke 21, hingga air mengalir menerpa tempat shalat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Seusai shalat aku melihat wajah beliau basah terkena lumpur. (HR. Al- Bukhari dan Muslim)

Demikian kumpulan hadits yang menyinggung tentang masalah Lailatul Qadar. Wallahu A'lam." (Selesai ulasan dari Shahih Fiqih Sunnah: III/202-203)

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Ithaf al-Kiram (Ta'liq atas Bulughul Maram) hal 197, mengatakan, "Pendapat yang paling rajih dan paling kuat dalilnya adalah ia berada pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Ia bisa berpindah-pindah, terkadang di malam ke 21, terkadang pada malam ke 23, terkadang pada malam ke 25, terkadang pada malam ke 27, dan terkadang pada malam ke 29. Adapun penetapan terhadap beberapa malam secara pasti, sebagaimana yang terdapat dalam hadits ini (hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan), ia di malam ke 27, dan sebagaimana dalam beberapa hadits lain, ia berada di malam 21 dan 23, maka itu pada tahun tertentu, tidak pada setiap tahun. Tetapi perkiraan orang yang meyakininya itu berlaku selamanya, maka itu pendapat mereka sesuai dengan perkiraan mereka. Dan terjadi perbedaan pendapat yang banyak dalam penetapannya."

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Disebutkan juga oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah bahwa Lailatul Qadar memiliki beberapa tanda-tanda yang mengiringinya dan tanda-tanda yang datang kemudian.

Tanda-tanda yang mengiringi Lailatul Qadar:

Kuatnya cahaya dan sinar pada malam itu, tanda ini ketika hadir tidak dirasakan kecuali oleh orang yang berada di daratan dan jauh dari cahaya.
Thama'ninah (tenang), maksudnya ketenangan hati dan lapangnya dada seorang mukmin. Dia mendapatkan ketenanangan dan ketentraman serta lega dada pada malam itu lebih banyak dari yang didapatkannya pada malam-malam selainnya.
Angin bertiup tenang, maksudnya tidak bertiup kencang dan gemuruh, bahkan udara pada malam itu terasa sejuk.
Terkadang manusia bisa bermimpi melihat Allah pada malam itu sebagaimana yang dialami sebagian sahabat radliyallah 'anhum.
Orang yang shalat mendapatkan kenikmatan yang lebih dalam shalatnya dibandingkan malam-malam selainnya.
Tanda-tanda yang mengikutinya:

Matahari akan terbit pada pagi harinya tidak membuat silau, sinarnya bersih tidak seperti hari-hari biasa. Hal itu ditunjukkan oleh hadits Ubai bin Ka'b radliyallah 'anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan kepada kami: "Matahari terbit pada hari itu tidak membuat silau." (HR. Muslim)          

Penutup

Siapa yang merindukan Lailatul Qadar hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam sisa hari Ramadhan ini, khususnya di sepuluh hari terakhirnya. Semoga satu dari sepuluh malam terakhir yang kita hidupkan tersebut adalah Lailatul Qadar. Sehingga kita mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar. Selain itu, esungguhan ini adalah bentuk iqtida' (mengikuti dan mencontoh) Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. kita juga memperbanyak doa dan pengharapan kepada-Nya untuk kebaikan diri kita, keluarga, dan kaum muslimin secara keseluruhan. Amiin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 30 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Kedua Puluh Dua

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah ya Rohman Ya rohim, Engkaulah sebaik baik penolong diantara para penolong dan penyayang, jadikanlah ibadah  shalat kami pada  malam ini, menjadi asbab nanti pada hari kiamat Engkau  selamatkan kami dari berbagai kesusahan.

Do'aku di Ramadhan Hari Kedua Puluh Dua

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ فَضْلِكَ وَ أَنْزِلْ عَلَيَّ فِيْهِ بَرَكَاتِكَ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِمُوْجِبَاتِ مَرْضَاتِكَ وَ أَسْكِنِّيْ فِيْهِ بُحْبُوْحَاتِ جَنَّاتِكَ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّيْنَ

Ya Allah.. Bukakanlah bagiku pintu-pintu kurniaMu, turunkan untukku keberkatanMu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keredhaanMu, dan tempatkanlah aku di dalam syurgaMu yang luas, wahai Penjawab Doa Orang-Orang Yang Dalam Kesempitan.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 29 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Kedua Puluh Satu

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah Ya Ghofururahiim jadikanlah ibadah shalat kami pada malam ini, Engkau hadiahkan Rumah untuk kami disurga yang terbuat dari cahaya.

Do'aku di Ramadhan Hari Kedua Puluh Satu

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ إِلَى مَرْضَاتِكَ دَلِيْلاً وَ لاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ عَلَيَّ سَبِيْلاً وَ اجْعَلِ الْجَنَّةَ لِيْ مَنْزِلاً وَ مَقِيْلاً يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ الطَّالِبِيْنَ

Ya Allah.. Berilah aku petunjuk menuju kepada keredhaanMu. Dan janganlah Engkau beri jalan kepada syaitan untuk menguasaiku. Jadikanlah syurga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan, wahai Pemenuh Keperluan Orang-Orang Yang Meminta.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 28 Juli 2013

Orang Yg Kaya/Kuat/Takut krn Allah.

Orang Yg Kaya/Kuat/Takut krn Allah.

Seseorang yang "KAYA" akan Allah, dia tidak bakal dijamah oleh perasaan perasaan senang dan takut.
Seseorang yang "KUAT" berpegang pada Allah dia tidak bakal gelisah dengan hitungan sedikit atau banyak.
Seseorang yang "TAKUT" kepada Allah, baginya sama saja antara sepi dan ramai.
Dan seseorang yang mencari kepentingan akhirat, dia tidak akan menjadi hina oleh berbagai petaka kehidupan dunia yang menimpanya.
(Imam Ghozaly)

Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Do'aku di Ramadhan Hari Keduapuluh

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah Ya Rohman Ya Rahim Ya Ghofur, dengan kasih sayang karuniakanlah atas ibadah sholat kami di malam ini Engkau berikan pahala kepada kami seperti pahala para sahabat, dan jadikan kami dapat mewarisi sifat para sahabat.

Do'aku di Ramadhan Hari Kedua Puluh

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ الْجِنَانِ وَ أَغْلِقْ عَنِّيْ فِيْهِ أَبْوَابَ النِّيْرَانِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ يَا مُنْزِلَ السَّكِيْنَةِ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Ya Allah.. Bukakanlah bagiku pintu-pintu Syurga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu Neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca al-Quran wahai Penurun Ketenangan di dalam hati orang-orang Mukmin.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kalamullah berdialog dgn Allah

Ibnul Qoyyim berkata : " Jika kami ingin mengetahui seberapa besar cinta Allah kepadamu dan kepada selainmu, maka; Pertama, lihatlah volume cintamu kepada kalam Nya yaitu al quran di hatimu, Kedua, seberapa besar volume kenikmatanmu dan keasyikanmu tatkala mendengar lantunan firman Nya. Sudahkah keasyikan itu melebihi keasyikan para pecandu musik dan nyayian tatkala nyanyian diperdengarkan ? Sesungguhnya merupakan hal yg wajar, bahwa barangsiapa yg mencintai seorang kekasih maka suara dan pembicaraan kekasihnya adalah sesuatu yg sangat dicintainya. (Al Fikr At-Tarbawi 'inda Ibni Al Qoyim)

Salam, Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 27 Juli 2013

Do'aku Di Ramadhan Hari Ke Sembilan Belas

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah ya rohman ya rohiim, dengan karunia, rahmat dan ampunan Mu, jadikan ibadah shalat tarawaih pada malam ini, Engkau mengangkat derajat kami ke dalam surga firdaus Mu. Wahai Yg Maha Pengampun dan sebaik baik penyayang.
.
Do'aku di Ramadhan Hari Kesembilan Belas

اَللَّهُمَّ وَفِّرْ فِيْهِ حَظِّيْ مِنْ بَرَكَاتِهِ وَ سَهِّلْ سَبِيْلِيْ إِلَى خَيْرَاتِهِ وَ لاَ تَحْرِمْنِيْ قَبُوْلَ حَسَنَاتِهِ يَا هَادِيًا إِلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنِ

Ya Allah.. Penuhilah bahagianku dengan keberkatannya, dan mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikannya. Janganlah Kau jauhkan aku dari penerimaan kebaikan-kebaikannya, wahai Pemberi Petunjuk Kepada Kebenaran Yang Terang.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Amanah Kunci Keimanan

Dari Huzaifah, katanya: �Diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada kami dua buah hadits; salah satu dari padanya telah saya lihat kenyataannya; dan sekarang saya sedang menunggu kenyataan hadits yang kedua.

Hadits yang pertama, bahwa amanah itu turun lalu masuk ke lubuk hati orang, Kemudian turun Al-Quran lalu menjadi pedoman-nya, demikian pula sunnah Rasulullah SAW. Hadits yang kedua, tentang pencabutan amanah.

Kata Rasulullah SAW: �Seseorang tidur sekejap lalu dicabut amanah dari hatinya dan tinggallah bekasnya seperti titik yang kecil; kemudian ia tidur pula lalu dicabut lagi sisa amanah itu, dan hanya tinggal seperti bengkak kecil di telapak tangan yang timbul setelah mengerjakan sesuatu dengan memakai kapak atau sebagai bengkak di kaki karena memijak bara, isinya hanya sedikit cairan.

Pada masa itu kelak hampir saja tak ada lagi amanah dalam masyarakat sehingga
dikatakan: �Oh, di sana ada orang yang amanah; kata orang kepadanya; alangkah sabarnya, alangkah baiknya, alangkah cerdiknya; tetapi sebenarnya batin orang itu kosong dari keimanan, Kata Huzaifah:� Pada masa yang silam, zaman kejujuran itu telah ku alami, sehingga saya biasa berniaga dengan siapa pun; jika dengan orang Muslim ia jujur kerana agamanya, jika dengan orang Nasrani atau Yahudi maka kejujuran itu ada di tangan atasannya.� Adapun zaman sekarang,
aku tidak mahu lagi berniaga kecuali dengan si Anu dan si Anu (karena amanah)�
(HR Muslim)
Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 26 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Ke Delapanbelas

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah Ya rohman Ya rohiim dengan ibadah sholat kami dimalam ini jadikanlah asbab para Malaikat akan memanggil kami : "Wahai Hamba Allah, sesungguhnya Allah Ridho pada engkau."

Do'aku di Ramadhan Hari Kedelapan Belas
اَللَّهُمَّ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ لِبَرَكَاتِ أَسْحَارِهِ وَ نَوِّرْ فِيْهِ قَلْبِيْ بِضِيَاءِ أَنْوَارِهِ وَ خُذْ بِكُلِّ أَعْضَائِيْ إِلَى اتِّبَاعِ آثَارِهِ بِنُوْرِكَ يَا مُنَوِّرَ قُلُوْبِ الْعَارِفِيْنَ

Ya Allah.. Sedarkanlah aku akan keberkatan yang terdapat di saat Saharnya. Dan sinarilah hatiku dengan terang cahayanya dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat mengikuti ajaran-ajarannya, demi cahayaMu Wahai Penerang Hati Para Arifin.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Yuk Infaq Dahsyat loh !!!

Allah swt, Berfirman (di dalam hadits Qudsi): Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.HR.Muslim

Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Do'aku di Ramadhan Hari Ke Tujuh Belas

Ya Allah Ya Ghofururrahiim Maha Pengampun Lagi Penyayang, jadikan ibadah shalat tarawih kami malam ini Engkau berikan ganjaran laksana pahala para nabi.

Do'aku di Ramadhan Hari Ketujuh Belas

اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْهِ لِصَالِحِ الأَعْمَالِ وَ اقْضِ لِيْ فِيْهِ الْحَوَائِجَ وَ الآمَالَ يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى التَّفْسِيْرِ وَ السُّؤَالِ يَا عَالِمًا بِمَا فِيْ صُدُوْرِ الْعَالَمِيْنَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ

Ya Allah.. Tunjukkanlah aku kepada amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-citaku. Wahai Yang Maha Mengetahui Keperluan, tanpa pengungkapan permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ada di dalam hati seluruh isi alam. Selawat ke atas Muhammad dan keluarganya yang suci.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 25 Juli 2013

Kesedihan Hanya Titipan Allah

Semua kesedihan itu manusiawi...
akan tetapi tahukah? bahwa rasa ini pun Allah yang Bagi...
maka bersyukurlah dengan adanya Kasih Sayang yang Allah titipkan..
dan segala titipan ini...berhak diambil oleh "yang Punya"...

Ketika air mata bergerumul hanya dalam hati….
Membasahi setiap denting –denting doa….
Ketika itu pula semua akan jatuh dan bermakna

untuk HATI yang sedang duka :

"Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."
(QS. Al Baqarah [2] : 155)

Hadits Qudsi : "Dan bila setiap kalian menyerahkan segala kegundahan hanya kepada KU maka niscaya AKU turun tangan" ( Al Qayum)

"Ketika hatimu gundah dan risau perbanyaklah istiqfar, karena syetan akan mudah merasuki hati orang2 Ɣªήg merasa gundah dan risau."(HR- Attabrani)

Ketika kesedihan mencapai puncaknya saat itulah kemudahan. Ketika musibah menyesakan tenggorokan saat itulah datang kemudahan (Ali bin Abi Thalib)

Saat itu beristighfarlah :
Barangsiapa memperbanyak istighfar (memohon ampunan Nya) niscaya Allah akan menjadikan utk setiap kesedihannya jalan keluar dan setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah mengaruniakan rezeki dari arah yg tiada disangka sangka.( HR Ahmad)

Allah menguji karena Allah Maha Mengasihi, dan mau yang terbaik bagi KITA..
Berprasangka baiklah KITA pada Allah

La tahzan.... Innalaha ma anna

Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Dahsyatnya Hijrah

Dahsyatnya Hijrah

Dari Amirul mu'minin �Umar bin Al-khaththab radhiallahu �anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam bersabda: "Bahwasanya semua amal perbuatan itu tergantung kepada niat yang mendorongnya, dan bahwasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehnya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikawininya, maka hijrahnya pun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu." (Muttafaq 'alaih -disepakati atas keshahihannya hadits ini karena diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Ketentuan itu tidak mengenai kewajiban berhijrah saja, namun menjangkau semua amal ibadah seseorang, sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, dan setelah melengkapi korbannya menjadi seratus orang, ia bertanya kepada seorang yang �alim tentang jalannya bertaubat. Orang �Alim tersebut memberi petunjuk agar dia meninggalkan negerinya yang banyak maksiatnya dan berhijrah ke tempat lain yang lebih baik untuk melakukan ibadah kepada Allah. Tatkala si pembunuh itu meninggalkan negerinya untuk berhijrah, ia menemui ajalnya di dalam perjalanan sebelum mencapai tempat tujuan. Bertengkarlah tentang nasib orang ini antara Malaikat-rahmah dan Malaikat-azab. Yang satu berkata bahwa ia belum mencapai tempat taubatnya. Lalu keduanya diperintahkan Allah untuk mengukur ke tempat mana ia lebih dekat. Kemudian dengan pertolongan Allah yang mendekatkan tanah tujuannya, kedua Malaikat itu menemukan bahwa laki-laki ini lebih dekat kepada tempat tujuannya, yaitu sejengkal daripada tanah yang  ditinggalkannya, dengan demikian ia dibawa oleh Malaikat-Rahmah

Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 24 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Keenam Belas

Ya Allah  Ya Ghofurrurrahiim Lagi Penyayang , Ya Robb jadikanlah ibadah sholat kami, menjadikan malaikat rohmat , Arsy, dan kursy akan membaca shalawat kepada kami..pada malam ini menjadi asbab bagi kami Engkau tuliskan bebas dari neraka dan masuk ke dalam surga Mu

Do'aku di Ramadhan Hari Keenam Belas

َللَّهُمَّ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِمُوَافَقَةِ الْأَبْرَارِ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مُرَافَقَةَ الْأَشْرَارِ وَ آوِنِيْ فِيْهِ بِرَحْمَتِكَ إِلَى (فِيْ ) دَارِ الْقَرَارِ بِإِلَهِيَّتِكَ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah.. Berilah aku kemampuan untuk hidup sebagaimana kehidupan orang-orang yang baik. Dan jauhkanlah aku dari kehidupan bersama orang-orang yang jahat. Dan naungilah aku dengan rahmatMu hingga sampai kepada alam akhirat. Demi ketuhananMu Wahai Tuhan Seru Sekalian Alam.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 23 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Kelima Belas

Ya Allah  Ya Ghofurrurrahiim Lagi Penyayang , Ya Robb jadikanlah ibadah sholat kami, pada malam ini menjadi asbab bagi kami Engkau tuliskan bebas dari neraka dan masuk ke dalam surga Mu

Do'aku di Ramadhan Hari Kelima Belas

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ طَاعَةَ الْخَاشِعِيْنَ وَ اشْرَحْ فِيْهِ صَدْرِيْ بِإِنَابَةِ الْمُخْبِتِيْنَ بِأَمَانِكَ يَا أَمَانَ الْخَائِفِيْنَ

Ya Allah.. Berilah aku rezeki berupa ketaatan orang-orang yang khusyu', dan lapangkanlah dadaku dengan taubatnya orang-orang yang menyesal, dengan keamananMu, Wahai Keamanan Untuk Orang-Orang Yang Takut.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 22 Juli 2013

Do'aku di Ramadhan Hari Keempat Belas

Ya Allah Ya Ghafururrahiim Lagi Penyayang, jadikan ibadah sholat kami yg disaksikan oleh malaikat Mu menjadi asbab dgn itu  allah dengan rohman rohimnya tidak akan menghisab kami pada hari kiamat nanti.

Do'aku di  Ramadhan Hari Keempat Belas

اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ فِيْهِ بِالْعَثَرَاتِ وَ أَقِلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْخَطَايَا وَ الْهَفَوَاتِ وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ فِيْهِ غَرَضًا لِلْبَلايَا وَ الآفَاتِ بِعِزَّتِكَ يَا عِزَّ الْمُسْلِمِيْنَ

Ya Allah.. Janganlah Engkau hukum aku, karena kekeliruan yang kulakukan. Dan ampunilah aku dari kesalahan-kesalahan dan kebodohan. Janganlah Engkau jadikan diriku sebagai sasaran bala dan malapetaka dengan kemuliaanMu, Wahai Kemuliaan Kaum Muslimin.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 21 Juli 2013

Bilal : Aku Tidak Akan Mengumandangkan Adzan Lagi !!!

Pada waktu dhuha di hari Senin 12 Rabi�ul Awal 11 H (hari wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam) masuklah putri beliau Fathimah radhiyallahu anha ke dalam kamar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, lalu dia menangis saat masuk kamar Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam. Dia menangis karena biasanya setiap kali dia masuk menemui Rasullullah Shalallahu �Alaihi Wassalam, beliau berdiri dan menciumnya di antara kedua matanya, akan tetapi sekarang beliau tidak mampu berdiri untuknya. Maka Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam bersabda kepadanya: �Mendekatlah kemari wahai Fathimah.� Beliaupun membisikkan sesuatu di telinganya, maka dia pun menangis. Kemudian beliau bersabda lagi untuk kedua kalinya:� Mendekatlah kemari wahai Fathimah.� Beliaupun membisikkan sesuatu sekali lagi, maka diapun tertawa.

Maka setelah kematian Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam, mereka bertanya kepada Fathimah : �Apa yg telah dibisikkan oleh Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam kepadamu sehingga engkau menangis, dan apa pula yang beliau bisikkan hingga engkau tertawa?� Fathimah  berkata: �Pertama kalinya beliau berkata kepadaku: �Wahai Fathimah, aku akan meninggal malam ini.� Maka akupun menangis. Maka saat beliau mendapati tangisanku beliau kembali berkata kepadaku:� Engkau wahai Fathimah, adalah keluargaku yg pertama kali akan bertemu denganku.� Maka akupun tertawa.

Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam memanggil Hasan dan Husain, beliau mencium keduanya dan berwasiat kebaikan kepada keduanya. Lalu Nabi Shalallahu �Alaihi Wassalam memanggil semua istrinya, menasehati dan mengingatkan mereka. Beliau berwasiat kepada seluruh manusia yang hadir agar menjaga shalat. Beliau mengulang-ulang wasiat itu.

Lalu rasa sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda:� Keluarkanlah siapa saja dari rumahku.� Beliau bersabda:� Mendekatlah kepadaku wahai �Aisyah!� Beliaupun tidur di dada istri beliau �Aisyah radhiyallahu anha. �Aisyah berkata:� Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda:� Bahkan Ar-Rafiqul A�la bahkan Ar-Rafiqul A�la.� Maka diketahuilah bahwa disela-sela ucapan beliau, beliau disuruh memilih diantara kehidupan dunia atau Ar-Rafiqul A�la.

Masuklah malaikat Jibril alaihis salam menemui Nabi Shalallahu �Alaihi Wassalam seraya berkata:� Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.� Maka beliau berkata kepadanya:� Izinkan untuknya wahai Jibril.� Masuklah malaikat Maut seraya berkata:� Assalamu�alaika wahai Rasulullah. Allah telah mengutusku untuk memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia atau bertemu dengan Allah di Akhirat.� Maka Nabi Shalallahu �Alaihi Wassalam bersabda:� Bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A�la (Teman yang tertinggi), bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A�la, bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu :para nabi, para shiddiqiin, orang-orang yg mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah rafiq (teman) yang sebaik-baiknya.�

�Aisyah menuturkan bahwa sebelum Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam wafat, ketika beliau bersandar pada dadanya, dan dia mendengarkan beliau secara seksama, beliau berdo�a:

�Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada ar-rafiq al-a�la. Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a�la, Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a�la.� Berdirilah malaikat Maut disisi kepala Nabi Shalallahu �Alaihi Wassalam- sebagaimana dia berdiri di sisi kepala salah seorang diantara kita- dan berkata:� Wahai roh yang bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yang ridha dan tidak murka.�

Sayyidah �Aisyah berkata:�Maka jatuhlah tangan Nabi Shalallahu �Alaihi Wassalam, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.� Dia berkata:�Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tidak ada yang kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yang disana ada para sahabat, dan kukatakan:� Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.� Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu terduduk karena beratnya kabar tersebut, �Ustman bin Affan radhiyallahu anhu seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kanan dan kekiri. Adapun Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu berkata:� Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa alaihis salam pergi untuk menemui Rabb-Nya.� Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar radhiyallahu anhu, dia masuk kepada Rasulullah Shalallahu �Alaihi Wassalam, memeluk beliau dan berkata:�Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.� Kemudian dia mencium Nabi Shalallahu �Alaihi Wassalam dan berkata : �Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.�

Keluarlah Abu Bakar menemui manusia dan berkata:� Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.� Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.�

Inna lillahi wainna ilaihi raji�un, telah berpulang ke rahmat Allah orang yang paling mulia, orang yg paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi kiat tercinta Muhammad Shalallahu �Alaihi Wassalam.

Langit Madinah kala itu mendung. Bukan mendung biasa, tetapi mendung yang kental dengan kesuraman dan kesedihan. Seluruh manusia bersedih, burung-burung enggan berkicau, daun dan mayang kurma enggan melambai, angin enggan berhembus, bahkan matahari enggan nampak. Seakan-akan seluruh alam menangis, kehilangan sosok manusia yang diutus sebagai rahmat sekalian alam. Di salah satu sudut Masjid Nabawi, sesosok pria yang legam kulitnya menangis tanpa bisa menahan tangisnya.

Waktu shalat telah tiba.

Bilal bin Rabah, pria legam itu, beranjak menunaikan tugasnya yang biasa: mengumandangkan adzan.

�Allahu Akbar, Allahu Akbar��

Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk Madinah beranjak menuju masjid. Masih dalam kesedihan, sadar bahwa pria yang selama ini mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid.

�Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha ilallah�.�

Suara bening itu kini bergetar. Penduduk Madinah bertanya-tanya, ada apa gerangan. Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar tak beraturan.

�Asy�hadu.. an..na.. M..Mu..mu..hammmad��

Suara bening itu tak lagi terdengar jelas. Kini tak hanya tangan Bilal yang bergetar hebat, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri dan bisa roboh kapanpun juga. Wajahnya sembab. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggot. Tanah tempat ia berdiri kini dipenuhi oleh bercak-bercak bekas air matanya yang jatuh ke bumi. Seperti tanah yang habis di siram rintik-rintik air hujan.

Ia mencoba mengulang kalimat adzannya yang terputus. Salah satu kalimat dari dua kalimat syahadat. Kalimat persaksian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Rasul ALLAH.

�Asy�ha..du. .annna��

Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh.

Tubuhnya mulai limbung.

Sahabat yang tanggap menghampirinya, memeluknya dan meneruskan adzan yang terpotong.

Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, tapi seluruh jamaah yang berkumpul di Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid ikut menangis. Mereka semua merasakan kepedihan ditinggal Kekasih ALLAH untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak seperti Bilal.

Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis kenapa Bilal seperti itu, tapi Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu tahu.

Ia pun membebastugaskan Bilal dari tugas mengumandangkan adzan. Saat mengumandangkan adzan, tiba-tiba kenangannya bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkelabat tanpa ia bisa membendungnya. Ia teringat bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memuliakannya di saat ia selalu terhina, hanya karena ia budak dari Afrika. Ia teringat bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjodohkannya. Saat itu Rasulullah meyakinkan keluarga mempelai wanita dengan berkata, �Bilal adalah pasangan dari surga, nikahkanlah saudari perempuanmu dengannya�.

Pria legam itu terenyuh mendengar sanjungan Sang Nabi akan dirinya, seorang pria berkulit hitam, tidak tampan, dan mantan budak.

Kenangan-kenangan akan sikap Rasul yang begitu lembut pada dirinya berkejar-kejaran saat ia mengumandangkan adzan. Ingatan akan sabda Rasul, �Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.� lalu ia pun beranjak adzan, muncul begitu saja tanpa ia bisa dibendung.

Kini tak ada lagi suara lembut yang meminta istirahat dengan shalat. Bilal pun teringat bahwa ia biasanya pergi menuju bilik Nabi yang berdampingan dengan Masjid Nabawi setiap mendekati waktu shalat. Di depan pintu bilik Rasul, Bilal berkata, �Saatnya untuk shalat, saatnya untuk meraih kemenangan. Wahai Rasulullah, saatnya untuk shalat.�

Kini tak ada lagi pria mulia di balik bilik itu yang akan keluar dengan wajah yang ramah dan penuh rasa terima kasih karena sudah diingatkan akan waktu shalat. Bilal teringat, saat shalat �Ied dan shalat Istisqa� ia selalu berjalan di depan. Rasulullah dengan tombak di tangan menuju tempat diselenggarakan shalat. Salah satu dari tiga tombak pemberian Raja Habasyah kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Satu diberikan Rasul kepada Umar bin Khattab, satu untuk dirinya sendiri, dan satu ia berikan kepada Bilal. Kini hanya tombak itu saja yang masih ada, tanpa diiringi pria mulia yang memberikannya tombak tersebut. Hati Bilal makin perih. Seluruh kenangan itu bertumpuk-tumpuk, membuncah bercampur dengan rasa rindu dan cinta yang sangat pada diri Bilal. Bilal sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sanggup lagi untuk mengumandangkan adzan.

Abu Bakar tahu akan perasaan Bilal. Saat Bilal meminta izin untuk tidak mengumandankan adzan lagi, beliau mengizinkannya. Saat Bilal meminta izin untuk meninggalkan Madinah, Abu Bakar kembali mengizinkan. Bagi Bilal, setiap sudut kota Madinah akan selalu membangkitkan kenangan akan Rasul, dan itu akan semakin membuat dirinya merana karena rindu. Ia memutuskan meninggalkan kota itu. Ia pergi ke Damaskus bergabung dengan mujahidin di sana. Madinah semakin berduka. Setelah ditinggal al-Musthafa, kini mereka ditinggal pria legam mantan budak tetapi memiliki hati secemerlang cermin.

Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus mengizinkannya keluar dari kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, �Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya.�

Abu Bakar menjawab, �Demi Allah, aku benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah.�

Bilal menyahut, �Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Shalallahu �alaihi wasallam wafat.�

Abu Bakar menjawab, �Baiklah, aku mengabulkannya.� Bilal pergi meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia tinggal di daerah Darayya yang terletak tidak jauh dari kota Damaskus. Bilal benar-benar tidak mau mengumandangkan adzan hingga kedatangan Umar ibnul Khaththab ke wilayah Syam, yang kembali bertemu dengan Bilal Radhiallahu �anhu setelah terpisah cukup lama.

Jazirah Arab kembali berduka. Kini sahabat terdekat Muhammad shalallahu alaihi wasallam, khalifah pertama, menyusulnya ke pangkuan Ilahi. Pria yang bergelar Al-Furqan menjadi penggantinya. Umat Muslim menaruh harapan yang besar kepadanya. Umar bin Khattab berangkat ke Damaskus, Syria. Tujuannya hanya satu, menemui Bilal dan membujuknya untuk mengumandangkan adzan kembali. Setelah dua tahun yang melelahkan; berperang melawan pembangkang zakat, berperang dengan mereka yang mengaku Nabi, dan berupaya menjaga keutuhan umat; Umar berupaya menyatukan umat dan menyemangati mereka yang mulai lelah akan pertikaian. Umar berupaya mengumpulkan semua muslim ke masjid untuk bersama-sama merengkuh kekuatan dari Yang Maha Kuat. Sekaligus kembali menguatkan cinta mereka kepada Rasul-Nya.

Umar membujuk Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Bilal menolak, tetapi bukan Umar namanya jika khalifah kedua tersebut mudah menyerah. Ia kembali membujuk dan membujuk.

�Hanya sekali�, bujuk Umar. �Ini semua untuk umat. Umat yang dicintai Muhammad, umat yang dipanggil Muhammad saat sakaratul mautnya. Begitu besar cintamu kepada Muhammad, maka tidakkah engkau cinta pada umat yang dicintai Muhammad?� Bilal tersentuh. Ia menyetujui untuk kembali mengumandangkan adzan. Hanya sekali, saat waktu Subuh..

Hari saat Bilal akan mengumandangkan adzan pun tiba.

Berita tersebut sudah tersiar ke seantero negeri. Ratusan hingga ribuan kaum muslimin memadati masjid demi mendengar kembali suara bening yang legendaris itu.

�Allahu Akbar, Allahu Akbar��

�Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha illallah��

�Asyhadu anna Muhammadarrasulullah��


Sampai di sini Bilal berhasil menguatkan dirinya. Kumandang adzan kali itu beresonansi dengan kerinduan Bilal akan Sang Rasul, menghasilkan senandung yang indah lebih indah dari karya maestro komposer ternama masa modern mana pun jua. Kumandang adzan itu begitu menyentuh hati, merasuk ke dalam jiwa, dan membetot urat kerinduan akan Sang Rasul. Seluruh yang hadir dan mendengarnya menangis secara spontan.

�Asyhadu anna Muhammadarrasulullah��

Kini getaran resonansinya semakin kuat. Menghanyutkan Bilal dan para jamaah di kolam rindu yang tak berujung. Tangis rindu semakin menjadi-jadi. Bumi Arab kala itu kembali basah akan air mata.

�Hayya �alash-shalah, hayya �alash-shalah��

Tak ada yang tak mendengar seruan itu kecuali ia berangkat menuju masjid.

�Hayya `alal-falah, hayya `alal-falah��

Seruan akan kebangkitan dan harapan berkumandang. Optimisme dan harapan kaum muslimin meningkat dan membuncah.

�Allahu Akbar, Allahu Akbar��

Allah-lah yang Maha Besar, Maha Perkasa dan Maha Berkehendak. Masihkah kau takut kepada selain-Nya? Masihkah kau berani menenetang perintah-Nya?

�La ilaha illallah��

Tiada tuhan selain ALLAH. Jika engkau menuhankan Muhammad, ketahuilah bahwa ia telah wafat. ALLAH Maha Hidup dan tak akan pernah mati

Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Do'aku di Ramadhan Hari Ketiga Belas

Ya Allah Ya Ghofururrahiim Maha Pengampun Lagi Penyayang, jadikan ibadah shalat tarawih kami nanti di hari kiamat menjadi asbab diselamatkan dari setiap kejelekan .

Do'aku di Ramadhan Hari Ketiga Belas

اَللَّهُمَّ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الدَّنَسِ وَ الْأَقْذَارِ وَ صَبِّرْنِيْ فِيْهِ عَلَى كَائِنَاتِ الْأَقْدَارِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِلتُّقَى وَ صُحْبَةِ الأَبْرَارِ بِعَوْنِكَ يَا قُرَّةَ عَيْنِ الْمَسَاكِيْنِ

Ya Allah.. Sucikanlah diriku dari kekotoran dan kejelekan. Berilah kesabaran padaku untuk menerima segala ketentuan. Dan berilah kemampuan kepadaku untuk bertaqwa, dan bergaul dengan orang-orang yang baik dengan bantuanMu, Wahai Dambaan Orang-Orang Miskin.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

KEUTAMAAN DZIKIR KETIKA KELUAR RUMAH

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: "بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ" قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ

"Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu 'alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya: "(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta'ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)", sehingga setan-setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta'ala)?"[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang mengucapkan zikir ini ketika keluar rumah, dan bahwa ini merupakan sebab dia diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga oleh Allah Ta'ala[2].

Catatan :
[1] HR Abu Dawud (no. 5095), at-Tirmidzi (no. 3426) dan Ibnu Hibban (no. 822), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban

[2] Lihat keterangan imam Ibnu Hibban dalam kitab "Shahih Ibnu Hibban" (3/104).

Semoga kita semua termasuk orang-orang yg senantiasa diberi petunjuk, dicukupkan, dan dijaga oleh Allah Ta'ala

Salam Hijrah, UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 20 Juli 2013

Doaku di Ramadhan Hari Kedua Belas

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ya Allah dgn ampunan serta rahmat Mu jadikanlah ibadah sholat tarawih kami, menjadikan wajah kami di hari kiamat bercahaya  laksana bulan purnama Ya Ghofururrahiim.

Do'aku di  Ramadhan Hari Kedua Belas

اَللَّهُمَّ زَيِّنِّيْ فِيْهِ بِالسِّتْرِ وَ الْعَفَافِ وَ اسْتُرْنِيْ فِيْهِ بِلِبَاسِ الْقُنُوْعِ وَ الْكَفَافِ وَ احْمِلْنِيْ فِيْهِ عَلَى الْعَدْلِ وَالإِنْصَافِ وَ آمِنِّيْ فِيْهِ مِنْ كُلِّ مَا أَخَافُ بِعِصْمَتِكَ يَا عِصْمَةَ الْخَائِفِيْنَ

Ya Allah.. Hiasilah diriku dengan penutup dan kesucian. Tutupilah diriku dengan pakaian qana'ah dan kerelaan. Tempatkanlah aku di atas jalan keadilan dan sikap tulus. Amankanlah diriku dari setiap yang aku takuti dengan penjagaanMu, Wahai Penjaga Orang-Orang Yang Takut.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Detik-detik Terakhir wafatnya Ummul Mukminin Khadijjah R.ha

Di riwayatkan ketika Sayyidah Khadijah as sakit menjelang ajalnya, khadijah berbicara kepada rasul saw: "Aku memohon maaf kepadamu ya Rasulullah kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu....." Rasul menjawab: �Jauh dari itu ya Khadijah, engkau telah mendukung da'wah Islam�. Kemudian Khadijah memanggil  Fatimah Zahra R.ha dan berbisik: "Zahra putriku, aku yakin ajalku segera tiba, dan yang kutakutkan adalah siksaan kubur. Zahra, tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri agar beliau mau memberikan sorbannya sehari-hari yang biasa untuk menerima wahyu agar di gunakan utk jadi kafanku...." Rasul mendengar dan berkata: "Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu wahai Khadijah, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga....".
Tiba2 turun jibril dari langit membawa 5 kain kafan dari langit. Rasul saw bertanya: untuk siapa kafan ini ya jibril??" Jibril menjawab: kafan ini untuk Khadijah, engkau ya Rasulullah, utk Fatimah, untuk 'Ali dan yang ke 5 utk Hasan...." Jibril berhenti dan menangis. Rasul saw: kenapa ya Jibril? Jibril berkata: ".....karena cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan di bantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan......"

Nabi bersabda di dekat jasad Sayidah Khadijah R,ha
" Oh, khadijahku sayang demi Allah....Aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu luar biasa kpd Islam dan diriku. Allah maha mengetahui akan semua amalanmu,semua hartamu kau hibahkan untuk islam, semua kaum muslim ikut menikmatinya, semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini darimu , dan permohonan terakhirmu padaku hanyalah sebuah SORBAN....?�

Ya Allah ya ilahi Robbi Limpahkanlah rahmatmu kepada Khadijahku yang selalu membantuku dalam menegakkan islam, mempercayaiku pada saat orang lain mendustakanku..., mendukungku pada saat orang lain menentangku..... Menyenangkanku pada saat orang lain meyusahkanku..., Menentramkanku pada saat orang lain membuat aku gelisah Oh Khadijahku sayang.... Kau meninggalkanku sendirian dalam perjuangan ini siapa lagi yang akan membantuku kini... Tiba-tiba Ali  bersuara, �AKU, YA RASULULLAH SAW�

Pada hari ke-10 dibulan Ramadhan, Ar-Rasulullah Muhammad SAW kehilangan istri yang paling ia cintai. Beliau SAW..dialah Ummul Mukminin Al-Hakiki : Sayyidah Khadijah "al-Kubro" R.ha
"Assalamu'alaiKi yaa Khadijah binti Huwailid wa Rahmatullahi ta'ala wa barakaatuh"
'Adzamallah ujurana wa ujurakum bi syahadati Khadijatil Kubro R.ha
Powered by Telkomsel BlackBerry®