Laman

Senin, 27 Februari 2017

Mati Sesuai Hoby atau Kebiasaan Hidup Seseorang

Seseorang Meninggal Sesuai Kebiasaan Hidupnya

Meninggalnya diri seseorang secara otomatis akan menghentikan semua aktivitas organ di dalam tubuhnya. Tak hanya itu saja, badan dan kaki serta tangan pun mendadak menjadi dingin seiring rohnya dicabut oleh malaikat.
Memang begitulah tanda umum manusia yang meninggal dunia. Meski begitu tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Pemilik Alam Semesta. Ia akan memperlihatkan kepada manusia apa yang menurut mereka sulit diterima dengan akal sehat.
Seorang dokter berkebangsaan Arab Saudi bernama Dr dr Khalid bin Abdul Aziz Al Jabir dalam bukunya yang berjudul “Musyahadat Thabib Qashash Waqi’iyah” menulis berbagai kejadian yang dialaminya selama bertugas dan bisa diambil hikmahnya.
Salah satunya adalah kisah tentang seorang muadzin yang menginggal dunia namun jantungnya masih mengumandangkan adzan. Kisahnya berawal dari percakapan Dr Khalid dengan seorang penasehat Kesehatan Jantung di Pusat Penanganan Penyakit Jantung Amir Sulthan Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Riyadh Arab Saudi, Dokter Jasim Al Haditsy.
Dokter Jasim menceritakan bahwa saat temannya bertugas di suatu malam, seorang pasien dinyatakan meninggal dunia. Untuk memastikannya, Dokter yang menjadi teman Dr Jasim itu kemudian memeriksa detak jantung sang pasien dengan stetoskop.
Alangkah terkejut temannya tersebut karena bukan detak jantung yang ia dengar, melainkan sebuah suara adzan.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyahadu Alla Ilaha Illallaah, Asyhadu Alla Ilaha Illallaah”
Ia menduga bahwa mungkin itu adalah suara adzan dari masjid. Namun setelah bertanya kepada perawat, ternyata saat itu pukul satu dini hari. Tentu saja teman dokter Jasim tersebut semakin penasaran dengan apa yang ia dengar tadi di jantung pasien.
Dengan rasa penasarannya tersebut, ia pun kemudian meletakkan kembali stetoskopnya di dada sang pasien dan memang jantungnya bersuara adzan. Merasa heran dengan kejadian tersebut, sang dokter kemudian menanyakan perihal keanehan tersebut kepada pihak keluarga.
Ternyata selama hidup sang pasien merupakan seorang muadzin di sebuah masjid. Ia pun akan datang seperempat jam sebelum adzan berkumandang atau waktu sholat tiba. Tak hanya itu saja, muadzin itu juga merutinkan khataman Qur’an setiap tiga hari sekali dan menjaga lisannya dari perkataan yang salah.
Subhanallah, Allahu Akbar, kejadian yang dialami oleh dokter terbesar benar-benar membukakan matanya bahwa Allah memang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tubuh mayit yang harusnya tidak mampu melakukan apapun, justru bisa mengumandangkan adzan. Bukan dari mulut, melainkan dari jantung.
Memang seperti itulah kehidupan dimana seperti apa ia hidup, maka seperti itu pula ia akan mati.
Laa ilaha illallah..

--
Dikirim dari smartphone OPPO saya

Sabtu, 25 Februari 2017

Kamis, 02 Februari 2017

Saat hatiku lalai


--
Dikirim dari smartphone OPPO saya