Laman

Selasa, 15 Oktober 2013

Otak Kiri / Kanan atau No Brain Action

Ibadah cara otak kiri :
~ Kaya dulu baru sedekah, baru umrah.
~ Mapan dulu, baru menikah, baru punya anak.
~ Cukup dulu, baru berbakti kepada orang tua.
~ Dapat nikmat dulu, baru bersyukur, baru khusnudzon
~ Punya kebebasan waktu dulu, baru shalat dhuha, baru shalat tahajjut.
~ Merasa berdosa dulu baru shalat taubat, baru istighfar
~ Selesai shalat dulu, baru dzikir.
~ Dzikir dengan hitung2an khusus
Sepintas ini nampak masuk akal.

Padahal otak kanan dan agama malah mengajarkan kebalikannya :
~ Sedekah dulu, baru rejekinya bisa berlimpah
~ Menikah dulu, baru rejekinya bisa berlebih
~ Bersyukur, khusnudzon, istighfar dan dzikir itu mesti diamalkan kapanpun, dimanapun, dan tidak harus ada sebab2 khusus, juga tidak harus ada hitungan2 khusus( boleh sih boleh tapi tidak harus)
~ Tidak percaya..? coba aja sendiri.. ^__^
~ Memang, otak kiri dan otak kanan senantiasa bekerja beriringan dan saling mendukung. Apalagi terkait ibadah, otak kiri sangat berperan untuk keteraturan dan penghafalan. Apa yg disesalkan disini adalah pola pikir kiri yg berlebihan terutama soal rasionalistis.

Iyyaa kana'budu wa iyyaa kanasta'in..

Jgn iyyaa kanasta'in baru iyyaa ka'budu..


Nah lebih enak lagi dgn No Brain Action, gag usah banyak mikir, namun perbanyak amalan (action/move on/bergerak/hijrah), gag banyak mikir, namun banyak berbuat dgn prepare yg baik sesuai ajaran manusia mulia Nabi Muhammad SAW.

Tinggal bergerak saja, gag usah mikir tinggal copy paste aturannya dari Al Quran & Hadits.
Jadilah manusia yg mardhotillah, gag itung itungan namun hanya berharap RIDHO ALLAH dan NUSROTULLOH.

Semoga bermanfaat.

Salam Hijrah (Perubahan), UniQ
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: