Laman

Kamis, 07 Agustus 2014

Bersyukur, Rahasia Berkelimpahan

Syukur merupakan salah satu rahasia untuk melipatgandakan kekayaan. Bagaimana syukur bisa melipatgandakan kekayaan? Secara sederhana saya bisa menggambarkan sebagai berikut.

Saya berani mengaitkan sikap bersyukur dengan kecerdasan seseorang untuk menghadapi kemalangan hidup, yang oleh orang barat disebut sebagai Adversity Quotient (AQ). Merujuk pendapat Paul G. Stoltz, Ph.D., Adversity Quotient atau kecerdasan untuk bertahan terhadap berbagai masalah, bukan sekedar kemampuan seseorang untuk bertahan secara pasif dari serangan penderitaan, karena kemampuan seperti ini sudah dimiliki oleh banyak orang. AQ adalah kemampuan mengolah penderitaan menjadi kreasi, prestasi atau peluang bermanfaat. Paul mencontohkan Erik Weihenmayer, sang juara pendaki gunung asal Amerika Utara, yang ternyata tunanetra sejak usia 15 tahun. Meski awalnya banyak orang yang meragukan keputusannya untuk memasuki sekolah olahragawan tetapi ia yakin bahwa kebutaannya tidak akan menjadi penghalang untuk menikmati hidup. "Blindness won't keep me from having fun". Bahkan ketika menerima piala pada kejuaraan menaklukkan gunung setinggi 3000 kaki tahun 1955 dan 1996, ia dengan mantap mengatakan bahwa kebutaan mata hanyalah kerikil kecil dan ia hanya membutuhkan cara lain yang berbeda dengan orang normal."Blindness is just a nuisance and you just have to find a different way of doing it". Tetapi sebaliknya, seseorang yang tidak pandai bersyukur dan selalu mengeluh dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT, maka dalam hidupnya tidak akan pernah bahagia dan kemungkinan besar dia akan mengalami kesulitan-kesulitan hidup yang lebih besar, termasuk bertambahnya kesulitan-kesulitan keuangan.

Lalu bagaimana kita mensyukuri nikmat Tuhan? Sebenarnya, dalam shalat itu sudah merupakan bentuk perwujudan rasa syukur. Tapi sayangnya hal ini tidak disadari sebagian orang. Selain shalat, rasa syukur juga bisa kita wujudkan sehari-hari dengan perbuatan yang baik dan berbagi dengan sesamanya atas kenikmatan. Misalnya berbagi ilmu, sedekah dan lainnya.

Apakah ungkapan rasa syukur seperti itu sudah cukup? Menurut saya masih perlu ditambahkan cara berikut ini bila kita ingin mendapatkan hasil optimal dari sikap syukur. Setelah mempelajari 'rahasia' syukur untuk meningkatkan kenikmatan termasuk finansial, ternyata ungkapan syukur itu sebaiknya diucapkan setiap hari, saat mau tidur maupun sesaat setelah bangun tidur pagi hari. Baik saat mulai tidur maupun sesaat bangun tidur di pagi hari, kita mengucapkan syukur atas segala nikmat yang terjadi selama pagi sampai menjelang tidur. Kejadian sekecil apapun kita syukuri, dan kita sebutkan satu persatu, misalnya:
• Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, hari ini saya bisa makan dengan baik dengan makanan sayur asem….
• Alhamdulillah ya Allah, hari ini saya bisa ketemu dengan Si A sehingga terbuka peluang bisnis
• Alhamdulillah, pelanggan saya bertambah satu hari ini
• Alhamdulillah, saya pulang selamat dari bekerja
• Alhamdulillah ya Allah, hari ini anak saya berlaku baik kepada saya dan belajarnya rajin
• Alhamdulillah ya Allah, siang tadi saya tidak marah ketika orang memojokkan saya dihadapan orang banyak
• Alhamdulillah, meski hari ini omset bisnis saya turun sekian juta, tapi masih lebih baik dari kemarin
• Alhamdulillah, meski kondisi badan saya hari ini agak sakit, tapi saya masih bisa menyelesaikan pekerjaan hari ini
• Dan seterusnya, sebutkan sebanyak-banyaknya… sampai kita tertidur pulas…

Insya Allah, dengan cara seperti ini kita akan mendapatkan kenikmatan yang berkelimpahan dari Allah SWT dan Allah berikan kemudahan bagi kita semua dg mengalirkan rezeki yang tiada henti. Aamiin.. Wallahua'lam bishawaab.

Tidak ada komentar: