Laman

Rabu, 02 Juli 2014

Renungan Diri Memilih Pemimpin

Sebuah Renungan ....


Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl : 90)


Dari Abu Musa al-Asy'ari ra., ia berkata: bersama dua orang saudara sepupu, saya mendatangi Nabi Saw. kemudian salah satu diantara keduanya berkata: Wahai Rasulullah, berilah kami jabatan pada sebagian dari yang telah Allah kuasakan terhadapmu. Dan yang lain juga berkata begitu. Lalu beliau bersabda: Demi Allah, aku tidak akan mengangkat pejabat karena memintanya, atau berambisi dengan jabatan itu. (HR. Bukhari dan Muslim)


Al-Muhallab berkata sebagaimana dinukilkan dalam "Fathul Bari", "Ambisi untuk memperoleh jabatan kepemimpinan merupakan faktor yang mendorong manusia untuk saling membunuh. Hingga tertumpahlah darah, dirampasnya harta, dihalalkannya kemaluan-kemaluan wanita yang itu semuanya sebenarnya diharamkan oleh Allah, dan karenanya terjadi kerusakan yang besar di permukaan bumi." 


Betapa rakus dan semangatnya orang-orang yang menginginkan jabatan ini, sehingga Rasulullah  menggambarkan kerakusan terhadap jabatan melebihi dua ekor serigala yang kelaparan lalu dilepas di tengah segerombolan kambing. Beliau bersabda: "Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi." (HR. at-Tirmidzi).


untuk direnungkan & dipikirkan: ....janganlah berambisi meraih kedudukan tertentu, khususnya bila ia tidak pantas mendapat kedudukan tersebut................."Apabila amanah telah disia-siakan, maka nantikanlah tibanya hari kiamat. Ada yang bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat?' Beliau menjawab, 'Apabila perkara itu diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah tibanya hari kiamat'."

Selain itu, jabatan tidak boleh diberikan kepada seseorang yang memintanya dan berambisi untuk mendapatkannya. Abu Musa berkata, "Aku dan dua orang laki-laki dari kaumku pernah masuk menemui Rasulullah. Maka salah seorang dari keduanya berkata, 'Angkatlah kami sebagai pemimpin, wahai Rasulullah'. Temannya pun meminta hal yang sama. Bersabdalah Rasulullah: "Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.".


"Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya." 

Hikmah dari hal ini, kata para ulama, adalah orang yang memangku jabatan karena permintaannya, maka urusan tersebut akan diserahkan kepada dirinya sendiri dan tidak akan ditolong oleh Allah.


Dari Abdurrahman ibn Smurah ra. Ia berkata : Rasulullah bersabda :"Wahai Abdurrahman Ibn sammurah, janganlah kamu meminta jabatan. Jika kau diberi jabatan karena memintanya, jabatan itu diserahkan sepenuhnya. Dan Apabila kamu diberi dan tidak memintanya, kamu akan mendapat pertolongan Allah dalam melaksanakannya. Apabila kamu bersumpah terhadap satu perbuatan, kemudian kamu melihat ada perbuatan yang lebih baik, maka kerjakanlah perbuatan yang lebih baik itu." (HR Bukhari dan Muslim).


Subhanallah

Tidak ada komentar: