Laman

Jumat, 07 Agustus 2015

Khawatir Sebagai Batu Ujian

Seseorang dalam membelanjakan hartanya bila kikir pd dirinya sendiri maupun pd orang lain juga tidak dikehendaki Allah. Perbuatan kikir merupakan cerminan bhw manusia itu selalu khawatir dan tidak yakin adanya kekuasaan Allah sebagai pemberi rizki, dan mengindikasikan org tsb lebih mementingkan duniawi, drpd kehidupan akherat. Keyakinan akan Allah Maha Kaya ( Al Ghaniyyu) dan yg Mengkayakan ( Al Mughni) harus ditingkatkan.

" dan sungguh akan Kami berikan cobaan kpdmu, dgn sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kpd orang orang yg sabar" ( Al Baqoroh (2):155)

"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yg Kami kehendaki bagi orang yg Kami kehendaki, dan Kami tentukan baginya neraka jahanam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir ( Al Israa' (17):18)

Islam menjelaskan bahwa setiap orang akan menerima cobaan berupa rasa khawatir, kelaparan, kekurangan harta. Setiap orang akan mengalami kondisi tersebut, hanya orang orang yg sabar yg akan dengan mudah melalui cobaan tsb. Sebaliknya orang kikir dalam berkomsumsi krn khawatir akan rezeki yg akan diperoleh pd waktu mendatang, menunjukkan bahwa orang itu tidak termasuk orang orang yg berhasil dlm menghadapi ujian.
Perasaan khawatir akan mendorong seseorang utk berlalu kikir. Kikir berbeda dgn efisiensi, sifat kikir didorong oleh rasa khawatir, sedangkan efisiensi didorong oleh kecermatan perhitungan. Sifat kikir pd konsumsi diri sendiri juga akan berdampak dalam sikap utk melakukan infaq/shodaqoh. Orang yg kikir dlm konsumsi seringkali juga akan kikir dalam infaq. Orang kikir dlm konsumsi akan selalu mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat.

Dari Abi Salamah bin Abdurahman bin Auf, Nabi SAW," Barangsiapa yg merasa berkecukupan maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa menjaga diri dari sikap meminta minta maka Allah akan menenangkannya ( dengan merasa cukup)."

Dari sa'id bin Musayyab ketika memberikan ghonimah kpd Hakim bin Hizam, Nabi SAW," wahai Hakim bin Hizam, sesungguhnya harta ini sangat menyenangkan. Barangsiapa yg menerimanya dgn perasaan cukup dan memakannya dgn cara yg baik, Allah akan memberikan berkah kepadanya. Dan barang siapa yg menerimanya secara tidak puas dan memakannya dgn buruk, Allah tidak akan memberikan berkah kpdnya. Itu seperti seseorang yg makan terus menerus makan tetapi tidak kenyang. Tangan di atas lebih utama daripada tangan di bawah."

Kekhawatiran akan harta benda bagi orang Islam sebetulnya tidak perlu. Sikap kekhawatiran harta dimasa depan merupakan tindakan setan.
Ibnu sakir meriwayatkan hadits dari salamah bin sa'id yg berkata : Datang kpd Umar bin.Khatab ra. Lalu Abdurahman bin Auf bangkit seraya berkata ," wahai amirul mukminin, lebih baik engkau tahan dari harta ini di Baitul Mal utk keperluan mendadak dan darurat!. Umar berkata," Kalimat yg kau lontarkan itu adalah ucapan setan. Aku berlindung kpd Allah atas ucapanmu. Apakah aku harus melakukan maksiat kpd Allah pd tahun ini hanya krn kekhawatiran thd masa depan. Aku hanya mempersiapkan masyarakat agar bertakwa kpd Allah."

Subhanallah

Sent from: Lenovo P70-A

Tidak ada komentar: