Laman

Rabu, 03 April 2013

Al maiidah 116

BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM.
ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Selamat pagi anak2ku dan sahabat2ku pecinta al-Qur'an yang dirahmati Allah, Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan syukur kehadhirat Allah yang mana kita masih diberikan kesempatan untuk bersama-sama bertadarus serta memahami isi kandungan al-Qur'an dengan metode tafsir perkata, pembahasan dari ayat ke ayat, semoga dengan cara ini kita dapat menguasai bahasa Arab dan memahami al-Qur'an dengan baik dan benar. Insya Allah...

TADARUS/KAJIAN KITA MASIH DISEKITAR TENTANG NABI ISA ALAIHIS-SALAM.

QS AL-MAA-IDAH 5: 116.
أ عو ذ بالله من تاشيطان الرجيم
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۗ  قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۗ  إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۗ  تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۗ  إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ
WA-IDZ QOOLALLOOHU YAA 'IISABBNA MARYAMA A-ANTA QULTA LINNAASIT-TAKHIDZUUNII WA UMMIYA ILAAHAINI MIN DUUNILLAAHI, QOOLA SUBBḪAANAKA MAA YAKUUNU LIII AN AQUULA MAA LAISA LII BIḪAQQIN, IN KUNTU QULTUHUU FAQODD 'ALIMTAHUU, TA'LAMU MAA FII NAFSII WALAAA A'LAMU MAA FII NAFSIKA, INNAKA ANTA 'ALLAAMUL-GHUYUUBI. = Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah engkau mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Dia (Isa) menjawab: "Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

Translation In English: "And behold! Allah will say: "O Jesus the son of Mary! Didst thou say unto men, worship me and my mother as gods in derogation of Allah´?" He will say: "Glory to Thee! never could I say what I had no right (to say). Had I said such a thing, thou wouldst indeed have known it. Thou knowest what is in my heart, Thou I know not what is in Thine. For Thou knowest in full all that is hidden."

"WA-IDZ=dan (ingatlah) ketika" "QOOLALLOOHU=Allah berfirman" artinya akan berfirman kepada Isa di hari Kiamat sebagai penghinaan terhadap kaumnya, "YAA=wahai" 'IISA='Isa" "IBBNA=putra" "MARYAM=Maryam" "A-ANTA=apakah kamu" "QULTA=kamu mengatakan" "LINNAASI=kepada manusia" "IT-TAKHIDZUUNII=jadikanlah aku" "WA UMMIY=dan ibuku" "ILAAHAINI=(sebagai) dua tuhan yang disembah" "MIN=dari" "DUUNILLAAHI=selain Allah", "QOOLA=berkata" Isa menjawab seraya gemetar "SUBBḪAANAKA=Mahasuci Engkau" aku menyucikan-Mu dari apa-apa yang tidak layak bagi-Mu seperti sekutu dan lain-lainnya, "MAA=tidak" "YAKUUNU LIII=mungkin bagiku" tidak pantas "AN AQUULA=untuk aku mengatakan" "MAA=apa yang" "LAISA=bukan" "LII=bagiku" "BIḪAQQIN=menjadi hak", BIHAQQIN menjadi khabar dari LAISA sedangkan kata LII adalah untuk penjelas/tabyin, "IN KUNTU=jika aku telah" "QULTUHUU=aku mengatakannya" "FAQODD=maka sungguh"  'ALIMTAHUU=Engkau mengetahuinya", "TA'LAMU=Engkau Maha Mengetahui" "MAA=apa yang" "FII=dalam" "NAFSII=diriku" yang aku sembunyikan, "WALAAA=dan tidak"  "A'LAMU=aku mengetahui" "MAA=apa yang" (ada),  "FII NAFSIKA=dalam Zat-Mu" artinya apa-apa yang Engkau sembunyikan di antara pengetahuan-pengetahuan Engkau, "INNAKA=sungguh Engkau" "ANTA=Engkau" 'ALLAAMU=Maha Mengetahui" "AL-GHUYUUBB=(hal-hal) yang ghaib".

Setelah menguraikan sekelumit tentang sikap pengikut-pengikut 'Isa alaihis-salam yang setia kepada beliau, ayat ini berbicara tentang mereka yang mengaku sebagai pengikut-pengikut beliau, tetapi ternyata 'Isa alahis-salam tidak mengakui mereka. Dan ingatlah ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah engkau telah mengatakan kepada manusia satu hal yang bertentangan dengan perintah-Ku dan bertentangan pula dengan fitrah manusia, yakni berkata kepada mereka: "Jadikanlah aku dan ibuku dua tuhan selain Allah?" Dia yakni 'Isa alaihis-salam menjawab: "Mahasuci Engkau, sungguh pertanyaan ini merupakan sesuatu yang sangat mengherankan, bagaimana mungkin aku berkata demikian padahal tidaklah patut bagiku hingga kini dan masa yang akan datang sekalipun—sebagaimana dipahami dari bentuk kata kerja mudhari' (kata kerja masa kini dan akan datang) yang digunakan untuk menunjuk kata "tidak patut"—yakni tidak patut bagiku mengatakan dalam satu saat pun apa yang bukan hakku walau sedikit pun, sebagaimana dipahami dari penambahan huruf ba' (baca bi) pada kata "BI ḪAQ". Jika aku pernah mengatakannya kepada orang lain atau bahkan kepada diriku sendiri, maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku serta yang terlintas dalam pikiranku, betapa pun aku berusaha menyembunyikannya dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu, yakni apa yang Engkau sembunyikan menyangkut diriku atau pihak lain dan sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkata yang ghaib-ghaib,"

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa yang dikatakan Isa kepada manusia, tetapi pertanyaan besar dan menakutkan pada hari yang besar dan menakutkan ini tidak dimaksudkan untuk materi sesuatu yang ditanyakan. Namun, tanya jawab ini adalah untuk menambah jeleknya sikap orang-orang yang mempertuhankan hamba yang shaleh dan mulia itu.

Ini adalah persoalan besar yang seorang manusia biasa tidak akan sanggup dituduh berbuat begitu, yaitu mendakwakan ketuhanan buat dirinya, padahal ia tahu bahwa ia hanya seorang hamba. Maka bagaimana mungkin dilakukan oleh seorang Rasul mulia? Bagaimana mungkin Isa putra Maryam melakukan hal itu, padahal Allah sudah memberinya berbagai macam kenikmatan sesudah diangkat-Nya menjadi Rasul dan sebelum dipilih menjadi Rasul? Bagaimana jawabannya terhadap pertanyaan tentang pengakuan dirinya sebagai tuhan, padahal ia seorang hamba yang shaleh dan lurus?

Karena itu, jawaban yang penuh kesopanan, penuh rasa takut, dan penuh kekhusyuan dan kepasrahan ini dimulai dengan tasbih dan tanzih (penyucian Alllah dari segala kekurangan dan ketidaklayakan),
"Isa menjawab, 'Mahasuci Engkau!"

Ia meminta kesaksian Allah akan keterlepasan dirinya yang disertai dengan rasa kekecilannya dihadapan Tuhannya, dan keterangan tentang sifat-sifat khususnya sebagai hamba dan sifat-sifat khusus Allah sebagai Tuhannya: "Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

Sementara penganut agama Kristen beranggapan bahwa al-Qur'an telah menyalahpahami ajaran Kristen, antara lain ketika mneyatakan bahwa ummat Kristiani mempertuhankan Maryam. Menjawab keberatan ini, ada dua hal yang perlu diingat. Pertama, adalah kenyataan yang menunjukkan bahwa sekte-sekte Nasrani sungguh banyak, keyakinan mereka tentang Tuhan berbeda-beda. Sekte-sekte itu ada yang telah punah dan ada juga yang bertahan, bahkan ada yang baru lahir. Dewasa ini, ada kelompok-kelompok yang menamakan dirinya Nasrani tetapi menolak ketuhanan Yesus dengan alasan bahwa 'Isa alaihis-salam, dalam Injil Markus, melarang menyembah kecuali Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Atas dasar itu, tidak tertutup kemungkinan memahami ayat ini berbicara tentang salah satu sekte yang mempertuhankan Maryam 'alaihas-salam. Apalagi ayat ini tidak berbicara menyangkut masa tertentu, atau masa kini, sehingga boleh jadi kalaupun kini sekte tersebut tidak ada lagi, ia pernah ada dan itulah yang dimaksud oleh ayat ini. Dalam tafsir Ruh al-Ma'ani-nya, al-Alusi mengemukakan bahwa dahulu ada sekte yang dinamai al-Maryamiyah, yang percaya bahwa Maryam 'alaihas-salam adalah Tuhan. Demikian hal pertama yang perlu diingat.

Yang kedua, dan yang tidak kurang pentingnya adalah memahami apa yang dimaksud dengan "Jadikanlah aku dan ibuku dua tuhan selain Allah". Ayat ini menggunakan redaksi menjadikan Tuhan, bukan menyatakan bahwa 'Isa dan Maryam adalah dua Tuhan. Kata "menjadikan Tuhan" berbeda dengan "meyakini sebagai Tuhan". Siapa pun yang tunduk dan taat terhadap sesuatu disertai dengan sikap ibadah, ia telah dapat dinamai "menjadikan sesuatu itu Tuhan". Bahkan, walau tanpa sikap ibadah, al-Qur'an menamai orang yang menuruti hawa nafsunya, menaati seluruh panggilannya, sebagai orang-orang yang "menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan". QS al-Jatsiyah 45: 23 menyatakan:

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
"AFARO-AITA MANIT-TAKHODZA ILAHAAHU HAWAAHU = Tahukah engkau siapa yang menjadikan hawa nafsunya tuhannya?" Dalan ayat yang lain dinyatakan menyangkut Ahli-Kitab bahwa:

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
"ITTAKHODZUUU AḪBAAROHUM WARUHBAANAHUM ARBAABAM-MIN DUUNILLAAHI. = Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah" (QS at-Taubah 9: 31), dalam arti mereka mengikuti pendapat-pendapat mereka ketika menghalalkan atau mengharamkan sesuatu yang tidak dibenarkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena itu pula ada yang memahami kata tuhan-tuhan dalam arti nilai-nilai yang dianggap luhur dan diagungkan sehingga mengarah aktivitas seseorang.

Nah, orang-orang Kristen, atau paling tidak sebagian mereka, "mempertuhankan" Maryam dalam arti tersebut. Gereja-geraja Kristen timur dan Barat mengakui adanya ibadah terhadap Maryam setelah masa Konstantine, lalu ini ditolak oleh sekelompok sekte Protestan yang lahir sekian abad sesudah datangnya Islam. Demikian komentar Rasyid Ridha dalam tafsirnya.

Ada teks yang ditemukan berbicara secara tegas tentang ibadah terhadap Maryam adalah dalam buku as-Sawa'i, yang merupakan salah satu buku rujukan Kristen romawi Ortodoks. Sekte Jesuit di Beirut menghiasi majalah mereka, asy-Syarq, edisi ke-9 tahun ketujuh setelah penerbitannya dengan lukisan Maryam dengan warna-warni. Itu mereka lakukan dalam rangka ulang tahun kelima puluh pengumuman Paus IX tentang kesucian Maryam. Dalam majalah itu, secara tegas dinyatakan bahwa gereja-gereja Timur, sebagaimana halnya gereja-gereja Barat, mengakui perlunya beribadah untuk Maryam. Ditemukan juga makalah Luis Chekhu tentang gereja-gereja Timur yang menyatakan bahwa penyembahan gereja Armenia terhadap yang suci ibu Allah (Maryam) sangatlah populer, dan bahwa gereja Coptik juga melakukan ibadah terhadap Maryam, ibu Allah.

Jika demikian halnya, apa yang dikemukakan al-Qur'an tentang adanya orang-orang yang mengaku pengikut 'Isa 'alaihis-salam yang menjadikan 'Isa dan Maryam sebagai tuhan tidaklah keliru, bahkan sesuai kenyataan, apalagi kiranya telah jelas perbedaan pengertian menjadikan tuhan, dengan meyakini atau menamai tuhan.

Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam diri kita, dan kita tidak mengetahui apa yang ada dalam diri-Nya. Ilmu Allah meliputi, sempurna, lengkap dan paripurna. Sedangkan ilmu kita tidak sempurna, sangat kurang, sedikit dan sangat terbatas. Sebab Allah adalah Rabb, Ilah yang disembah, dan kita hanya hamba-Nya. Tidak ada yang bisa dirahasiakan dari Allah. Tidak ada pula satu hal ghaib pun yang luput dari pengetahuan-Nya.

Salam Hijrah, UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: