Laman

Minggu, 13 Januari 2013

Apa Itu Rezeki ?

Apa itu Rezeki?

�Selama ini banyak orang salah kaprah memahami rezeki. Bagi mereka, rezeki adalah apa yang dihasilkan dari usaha mereka. Ternyata, tidak semua yang kita dapatkan itu bisa kita manfaatkan. Jadi, apa yang dimaksud dengan rezeki? Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata rezeki memiliki dua arti yaitu, pertama, rezeki adalah segala sesuatau yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan) berupa makanan (sehari-hari); nafkah. Kedua, yaitu kata kiasan dari penghidupan, pendapatan, (uang dan sebagainya yang digunakan memelihara kehidupan), keuntungan, kesempatan mendapatkan makanan dan sebagainya. Sedangkan menurut Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya�rawi, �Rezeki ialah apa yang dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya.�

�Definisi yang disampaikan Prof. Dr. Mutawalli Asy-Sya�rawi sangat bagus sekali. Ada seseorang mempunyai uang ratusan jutaan rupiah namun sangat ketat dan irit membelanjakan uangnya, setiap hari yang dikeluarkan hanya beberapa rupiah sangat tidak seimbang dengan hartanya, berarti rezeki orang tersebut hanya sebatas yang dibelanjakan atau yang bisa dimanfaatkan sedang yang disimpan bisa jadi milik orang lain, atau bisa jadi pemilik harta tersebut hanyalah centeng yang terpercaya dari rezeki orang lain yang sudah ditakdirkan oleh Allah Ta�ala.
�Apabila pembicaraan tentang rezeki material maka akan bisa diterima oleh sebagian besar manusia, namun pembicaraan pembicaraan rezeki nilai-nilai yang tidak pernah terlintas dalam pikiran banyak orang, karena sebagian orang memandang rezeki itu berbentuk harta dan bersifat materi padahal sesungguhnya rezeki itu bisa berupa juga ilmu, wawasan, keterampilan, kecerdasan otak, kefasihan bicara, kesehatan, dan sebagainya.
�Udara (oksigen) yang kita hirup, kebutuhan air, cahaya matahari, hasil hutan, hasil bumi/tambang, atau apa pun yang dapat diambil manfaatnya adalah rezeki.
�Itulah sebabnya, balasan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. atas sedekah uang yang dilakukan orang tidak harus berupa uang juga. Bisa jadi balasan itu berupa terhindarnya seseorang dari penyakit atau mara bahaya, atau perasaan tentram di dalam jiwa, atau kehidupan yang penuh dengan keberkahan dan kemanfaatan, dan lain-lain.
�Hakikatnya yang disebut rezeki adalah sesuatu yang sudah kita rasakan manfaatnya atau sudah dipergunakan. Makanan yang ada di kulkas belum tentu rezeki kita, sebelum kita memakannya. Demikian pula minuman sebelum kita minum dan pakaian sebelum kita kenakan.
�Uang yang ada di saku, dompet, atau rekening kita juga belum tentu rezeki kita, karena bisa saja hilang atau kita meninggal dunia sehingga uang itu berpindah kepemilikan, misalnya kepada ahli waris atau orang lain.
�Uang baru disebut rezeki kita jika sudah dibelanjakan dan belanjaan itu sudah kita nikmati. Ia juga baru bisa disebut rezeki jika sudah kita belanjakan di jalan Allah dengan zakat, infak, dan sedekah. Bahkan, infak di jalan Allah termasuk Amal Jariyah berarti menjadikan uang itu sebagai "rezeki dunia-akhirat� karena pahalanya terus mengalir hingga ke alam akhirat.
�Yang pasti, Allah Subhaanahu wa Ta'aala. menjamin ada rezeki bagi setiap makhluk-Nya (QS. Hud: 6). Tugas kita adalah ikhtiar, doa, dan tawakal untuk menjemput rezeki itu.

Wassalam UniQ
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: