Laman

Minggu, 31 Maret 2013

Al maiidah 112

BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM.
ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Selamat pagi anak2ku dan sahabat2ku pecinta al-Qur'an yang dirahmati Allah, Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan syukur kehadhirat Allah yang mana kita masih diberikan kesempatan untuk bersama-sama bertadarus serta memahami isi kandungan al-Qur'an dengan metode tafsir perkata, pembahasan dari ayat ke ayat, semoga dengan cara ini kita dapat menguasai bahasa Arab dan memahami al-Qur'an dengan baik dan benar. Diharapkan juga agar kita beserta keluarga dan orang-orang yang kita cintai dapat membentengi diri terhadap paham-paham yang menyesatkan yang semakin marak terutama melalui media cetak, internet, jejaring sosial, dan elektronika akhir-akhir ini.

Pada ayat sebelum ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada 'Isa alaihis salam: Dan ingatlah pula, hai 'Isa, saat engkau Ku-anugerahi nikmat-nikmat lain, yaitu ketika Aku, yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala, mewahyukan yakni mengilhami kepada al-Hawariyyun yakni pengikut 'Isa yang setia agar: "Berimanlah kamu, wahai pengikut 'Isa, kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku yakni 'Isa" Mereka berkata, yakni menyambut dengan sikap dan perbuatan mereka, sambil menjawab dengan ucapan: "Kami telah beriman dan saksikanlah, wahai Rasul, bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri lagi patuh memenuhi seruan-Mu." Maka pada ayat lanjutan ini Allah berfirman:

QS AL-MAA-IDAH 5: 112.
أ عو ذ بالله من تاشيطان الرجيم
إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ ۗ  قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
IDZ QOOLAL-ḪAWAARIYYUUNA YAA-'IISABBNA MARYAMA HAL YASTATHII-'U ROBBUKA AY-YUNAZZILA 'ALAINAA MAAA-IDATAM-MINAS-SAMAAA-I, QOOLAT-TAQULLOOHA IN KUNTUM MU'MINIINA. =  (ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?". Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman".

Translation In English: "Behold! the disciples, said: "O Jesus the son of Mary! can thy Lord send down to us a table set (with viands) from heaven?" Said Jesus: "Fear Allah, if ye have faith."

"IDZ=ketika" "QOOLA=telah berkata" "AL-ḪAWAARIYYUUNA=para pengikut (Isa) yang setia" "YAA=wahai" 'IISA=Isa" "IBBNA=putra" "MARYAMA=Maryam" "HAL=apakah" "YASTATHII-'U=sanggup" artinya bisakah "ROBBUKA=Tuhan kamu" menurut satu qiraat dibaca TASTATHII'U kemudian lafaz yang sesudahnya dibaca nashab ROBBAKA, yang artinya apakah engkau bisa meminta kepada-Nya, "AN=untuk" "YUNAZZILA=menurunkan" 'ALAINAA=kepada kami" "MAAA-IDATAN=hidangan" (makanan) "MIN=dari" "AS-SAMAAA-I=langit, "QOOLA=(Isa) berkata" "IT-TAQULLOOHA=bertakwalah kalian kepada Allah" di dalam meminta bukti-bukti itu/mukjizat-mukjizat, "IN=jika" "KUNTUM=kalian adalah" "MU'MINIIN=orang-orang yang beriman".

Ayat ini boleh jadi merupakan lanjutan dari nikmat yang diingatkan Allah kepada 'Isa alaihis salam ketika Yang Maha Kuasa itu menghimpun para Rasul. Tetapi, ia lebih baik dipahami bukan dalam kaitan itu. Ayat ini merupakan uraian baru. Kendati demikian, ia masih memiliki hubungan yang erat dengan ayat-ayat lalu. Al-Biqa'i menulis bahwa tujuan disebutkan mukjizat 'Isa alaihis-salam pada ayat-ayat lalu itu dianggap cukup sudah untuk menggugah hati orang-orang yang belum beriman agar beriman dan yang telah beriman agar bertambah imannya. Karena itu, uraian menyangkut peristiwa yang akan terjadi di Hari Kiamat itu dicukupkan sampai pada ayat yang lalu. Selanjutnya, karena salah satu tujuan utama pemaparan ayat-ayat ini adalah mendidik ummat Islam agar mengagungkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sehingga tidak mengajukan pertanyaan dan permintaan yang aneh-aneh atau mengajukan usul-usul yang bukan pada tempatnya, ayat ini menguraikan sikap pengikut-pengikut Nabi Isa alaihis salam yang tidak terpuji setelah sebelumnya memuji mereka seakan-akan mereka benar-benar mendapat wahyu Ilahi, kendati kecaman yang diuraikan dalam ayat ini menyangkut para al-Hawariyyun itu sebelum mereka mencapai tingkat yang menjadikan mereka wajar dipuji.

Secara singkat dan sederhana, dapat dikatakan bahwa ayat ini dan ayat yang lalu dihubungkan dalam kesatuan uraian tentang sikap pengikut-pengikut Nabi Isa alaihis-salam.

Pada ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengajak semua pihak agar mengingat sikap para pengikut setia itu dengan menyatakan: Ingatlah ketika al-Hawariyyun, yakni para pengikut setia 'Isa alaihis-salam, berkata: "Hai 'Isa putra Maryam, mampukah, yakni bisakah atau bekenankah Tuhanmu, atau bisakah engkau memohon Tuhanmu agar Dia menurunkan buat kami makanan dalam satu hidangan istimewa yang bersumber dari bumi atau buatan manusia tetapi dari langit?" Dia yakni 'Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah! Hindarilah siksa Allah dengan jalan tidak memohon hal-hal yang aneh atau tidak wajar. Jika betul-betul kamu orang yang beriman, niscaya kamu pasti yakin bahwa Dia Yang Maha Kuasa itu mampu dan niscaya kamu pun yakin pula bahwa aku adalah Rasul-Nya sehingga kamu tidak perlu mengajukan permintaan ini."

Maa-idah adalah wadah yang berisi hidangan atau hidangan makanan yang dihidangkan.

Sementara ulama menilai permintaan pengikut-pengikut 'Isa alaihis-salam ini merupakan permintaan yang tidak wajar, apalagi dengan berkata mampukah Tuhan-mu? Bukankan seorang beriman pasti yakin akan kekuasaan Allah, Tuhannya? Bukan hanya itu. Dari celah ucapan mereka terlihat juga kurangnya sopan santun pengucapkannya ketika berkata Tuhanmu bukan Tuhan kita serta ucapan mereka memanggil Rasul mereka 'Isa dengan namanya tanpa menyebut gelar penghormatan buat beliau. Demikian antara lain pendapat al-Biqa'i.

Dialog ini mengungkapkan kepada kita tentang tabiat kaum Nabi Isa alaihis-salam, diantara mereka ada yang tulus, yaitu para Hawariyyun. Dengan pengungkapan ini tampaklah perbedaan yang jauh antara mereka dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Mereka adalah para Hawariyyun, pengikut Isa alaihis-salam yang setia yang telah Allah ilhamkan kepada mereka untuk beriman kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, Isa alaihis-salam, lalu mereka beriman, dan mereka persaksikan kepada 'Isa alaihis-salam keislaman (penyerahan diri) mereka. Namun demikian, setelah mereka melihat beberapa mukjizat Nabi 'Isa alaihis-salam, mereka meminta peristiwa luar biasa yang baru lagi, untuk menenteramkan hati mereka. Dengan demikian, mereka akan mengetahui bahwa ia membenarkan mereka, dan mereka persaksikan pulah hal itu kepada orang-orang yang dibelakang mereka.

Adapun sahabat-sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka tidak meminta satu pun peristiwa luar biasa sesudah mereka memeluk Islam. Hati mereka telah beriman dan tenteram semenjak disepuh dengan keindahan iman. Mereka telah percaya penuh kepada Nabi dan Rasul mereka, sehingga mereka tidak meminta bukti-bukti lagi sesudah itu. Mereka sudah menyaksikan kebenaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meski tanpa mukjizat sekalipun selain al-Qur'an ini.

Demikianlah perbedaan besar antara para pengikut Nabi 'Isa alaihis-salam dengan pengikut Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, padahal mereka sama-sama beriman dan sama-sama Muslim, dan sama-sama diterima keimanan dan keislamannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, kedudukan mereka berbeda, sebagaimana yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Akhirnya tadarus/kajian ini kita tutup dengan doa: "Ya Allah, terangilah penglihatan kami dengan Kitab-Mu. Lapangkanlah dada kami dengannya. Bugarkanlah badan kami dengan membacanya. Permudahlah urusan kami karenanya. Lancarkanlah lisan kami untuk membacanya. Kuatkanlah jiwa kami dengannya. Percepatlah pemahaman kami tentangnya. Hilangkanlah kesedihan kami dengan bacaannya. Kuatkanlah tekad kami dengannya. Terangilah hati kami karenanya. Berilah kami kemampuan membaca dan menguasai berbagai ilmu yang terkandung didalamnya. Tetapkanlah semua itu dalam hati kami. Dan muliakanlah kami dengan berbagai kebaikan. Dengan daya dan kekuatan-Mu. Sesungguhnya tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Engkau wahai Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung."
ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم، وتب علينا انك انت التواب الرحيم، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم   والحمد لله رب العالمين
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: