Laman

Kamis, 02 Mei 2013

Al an'am 6:14

BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM.
ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Al-Qur'an adalah ruh bagi qalbu. Jika ruh masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta menjadikannya hidup. Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam qalbu maka akan menghidupkan serta menggerakkan qalbu untuk takut kepada Allah serta mencintai-Nya. Sebaliknya jika qalbu tidak dimasuki al-Qur'an maka akan mati, sebagaimana badan yang tidak punya ruh.

Selamat pagi dan salam Jum'at mubarak anak2ku dan sahabat2ku sekalian,ِ Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan oleh Allah Ta'ala, sehingga bisa melanjutkan tadarus/kajian kita dengan metode tafsir perkata serta penjelasan ayat secara rinci dan di ulang, agar bisa dipahami dengan baik dan benar. Juga terjemahan dalam bahasa Indonesia dan cara membaca al-Qur'an dengan huruf latin dengan maksud agar tetap bisa dibaca pada HP yang tidak bisa menampilkan huruf Arab, serta cara membacanya disesuaikan dengan tajwid pada tingkat paling dasar, disamping terjemahan dalam bahasa Inggris agar kita bisa sambil belajar, atau paling tidak untuk mengingat kembali bagi telah menguasainya.

Pada ayat sebelum ini Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengulang kembali pernyataan bahwa kekuasaan-Nya terhadap semua makhluk di langit dan di bumi, di waktu siang dan malam, dan hanya Allah Maha Mendengar segala suara dan Mengetahui semua kejadian, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.. Maka pada ayat lanjutannya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

QS AL-AN'AAM 6: 14.
أ عو ذ با لله من الشيطان الرجيم
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلا يُطْعَمُ ۗ  قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
QUL AGHOIRALLOOHI ATTAKHIDZU WALIYYAN FAA-THIRIS-SAMAAWAATI WAL-ARDHI WAHUWA YUTHTH-'IMU WALAA YUTHTH-'AMU, QUL INNIII UMIRTU AN AKUUNA AWWALA MAN ASLAMA WALAA TAKUU-NANNA MINAL-MUSYRIKIINA. = Katakanlah: 'Apakah selain Allah wajar aku jadikan Pelindung, Pencipta langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah: 'Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama menyerahkan diri, dan jangan sekali-kali kamu engkau masuk golongan orang-orang musyrik."

Translation In English: Say: "Shall I take for my protector any other than Allah, the Maker of the heavens and the earth? And He it is that feedeth but is not fed." Say: "Nay! but I am commanded to be the first of those who bow to Allah (in Islam), and be not thou of the company of those who join gods with Allah."

"QUL=katakanlah" kepada mereka, "AGHOIRALLOOHI=apakah selain Allah" "ATTAKHIDZU=aku menjadikan (nya)" "WALIYYAN=pelindung" yang aku sembah. "FAA-THIRI=yang menciptakan" "AS-SAMAAWAATI=semesta langit" "WAL-ARDHI=dan bumi" Allah yang menciptakan keduanya, "WAHUWA=dan Dia" "YUTHTH-'IMU=memberi makan" memberi rezeki, "WALAA=dan tidak" "YUTHTH-'AMU=diberi makan" tidak memerlukan rezeki, "QUL=katakan" "INNIII=sungguh aku" "UMIRTU=aku diperintah" "AN AKUUNA=agar aku menjadi" "AWWALA=pertama" "MAN=orang yang" "ASLAMA=berserah diri" kepada Allah dari kalangan ummat ini, "WA=dan" dikatakan kepadaku, "LAA=jangan" sekali-kali, "TAKUU-NANNA=kalian menjadi" "MINAL-MUSYRIKIIN=dari orang-orang musyrik".

Setelah menjelaskan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan semua seharusnya tunduk beribadah kepada-Nya karena demikian itulah makna kepemilikan-Nya, ayat di atas kembali mengemukakan bukti keesaan-Nya. Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengemukakan pertanyaan yang bertujuan mengecam sekaligus menetapkan suatu hakikat yang semestinya diakui dan diamalkan oleh setiap makhluk, khususnya makhluk hidup, yaitu Apakah selain Allah wajar aku jadikan Pelindung? Allah yang merupakan Pencipta langit dan bumi, tanpa ada contoh sebelumnya, padahal di samping dia Pencipta, dia juga memberi makan siapa pun yang membutuhkan makanan dan apa pun jenis makanan dan macamnya, dan Dia tidak diberi makan, yakni tidak membutuhkan makanan? Apakah aku akan menjadikan Pelindung selain Dia, yakni demikian itu sifat-sifat-Nya?  Tidak!

Setelah menegaskan hal di atas, untuk kedua kalinya ayat ini menyatakan, Katakanlah, hai Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya aku diperintah oleh Allah yang berwenang penuh lagi wajib diikuti perintah-Nya supaya aku menjadi orang yang pertama menyerahkan diri, yakni jiwa dan ragaku kepada-Nya, dan dilarang jangan sekali-kali dan dalam bentuk apa pun serta kapan pun engkau masuk golongan orang-orang musyrik.

Firman-Nya: Dia memberi makan dan tidak diberi makan, tampaknya sengaja ditegaskan karena motivasi sebagian manusia primitif dalam menyembah berhala atau tunduk kepada selain Allah, antara lain karena menyadari bahwa mereka membutuhkan sekian banyak hal untuk kelangsungan hidup mereka, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pasangan, anak-anak, dan kelompok, dan bahwa kebutuhan utama adalah makanan. Setiap kebutuhan—menurut pandangan mereka—berkaitan dengan satu kekuatan yang tidak mereka kuasai. Hujan, misalnya, merupakan hal mutlak bagi kesuburan dan tumbuhnya pepohonan serta minuman bagi hewan yang menjadi sumber perolehan makanan dan, karena mereka tidak menguasainya, mereka menyembah kekuatan itu, baik langsung sebagai dewa-dewa maupun melalui berhala-berhala. Nah, untuk menampik keyakinan tersebut, ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang memberi makan dan Dia tidak diberi makan, bahkan tidak membutuhkannya.

Sebelum menyatakan bahwa, Dia memberi makan dan tidak diberi makan, ditegaskan-Nya bahwa Allah adalah "Pencipta langit dan bumi, tanpa ada contoh sebelumnya." Ini agaknya karena ada juga yang terdorong oleh rasa takut kepada alam sekeliling sehingga ia menyembah apa yang ditakutinya itu. Ia mendengar guntur, melihat kilat, wabah penyakit, kematian, dan sebagainya. Semua yang tampak atau tidak dan yang terbentang di alam raya ini dianggapnya sebagai kekuatan-kekuatan dewa yang dapat membahayakannya. Karena itu, manusia primitif berusaha menarik simpati yang ditakuti dengan memberi sesaji serta menyembahnya agar mereka terhindar dari amarahnya. Nah, untuk menampik keyakinan tersebut, ayat ini menegaskan bahwa langit dan bumi adalah ciptaan Allah. Ia dicipta pertama kali oleh-Nya sehingga tidak ada langit dan bumi sebelumnya. Jika Allah Pencipta-Nya, tidaklah pada tempatnya menjadikan ciptaan itu serta seluruh fenomena alam lainnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat memberi manfaat atau menampik mudharat. Adapun yang seharusnya dijadikan pelindung sekaligus disembah hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala; satu-satunya Pencipta langit dan bumi serta pemberi makan semua makhluk.

Setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diperintah untuk menjelaskan keesaan Allah melalui penalaran akan, ayat di atas melanjutkan perintah-Nya dengan menyatakan bahwa hasil penalaran itu dikukuhkan oleh wahyu yang secara tegas memerintahkan beliau agar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya.

Firman-Nya: "Orang yang pertama menyerahkan diri" dapat dipahami dalam arti orang pertama yang menyandang sifat Islam sebagaimana diajarkan al-Qur'an, bukan sifat Islam yang juga disandang oleh Nabi-Nabi sebelumnya. Seperti diketahui, Nabi-Nabi sebelum beliau juga menyandang sifat Islam, tetapi ketika itu agama Islam belum mencapai tahap kesempurnaan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengibaratkan ajaran Islam sebagai sebuah rumah; setiap Nabi berpartisipasi membangun rumah itu dengan meletakkan bata demi bata sehingga sempurna. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi terakhir adalah peletak bata terakhir bangunan rumah itu sehingga beliau tampil sebagai orang pertama menghuni rumah yang beliau selesaikan itu. Adapun Nabi-Nabi terdahulu, kalaupun mereka menghuninya, mereka menghuni rumah yang belum rampung.

Istilah tersebut dapat juga dipahami dalam arti "yang terkuat dan yang termantap" dalam menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena biasanya yang paling depan dan yang memulai suatu aktivitas adalah yang paling bersemangat lagi kuat motivasi dan usahanya. Dengan demikian, kata pertama bukan dalam arti yang pertama dari segi waktu, tetapi kedudukan.

Betapa pun, perintah Allah agar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan ucapan tersebut bertujuan untuk memutuskan harapan kaum musyrikin yang ingin agar beliau mengendorkan semangat Islam dalam menyebarkan Islam serta kembali menganut agama leluhur mereka.

Ayat di atas dan semacamnya tidak berkata yang pertama beriman, tetapi yang pertama Islam, yakni menyerahkan diri kepada Allah. Ini karena iman harus menghasilkan penyerahan diri kepada-Nya, apalagi yang ingin ditekankan di sini adalah kewajiban beribadah kepada-Nya, dan itu lebih jelas bila diungkap dengan kata ASLAMA=menyerahkan diri, karena keislaman mencerminkan ketaatan dan ketundukan.

وَ الـلَّــــهُ اَعْــلَـــمْ بِالصَّــــوَابِ
Semoga bermanfaat dan selamat menantikan shalat Fardhu Jum'at bagi kaum lelaki.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: