Laman

Sabtu, 04 Mei 2013

Al an'am 6:32

ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Selamat pagi anak2ku dan sahabat2ku sekalian, Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan oleh Allah Ta'ala, sehingga bisa melanjutkan tadarus/kajian kita dengan metode tafsir perkata agar kita bisa menguasai bahasa al-Qur'an serta penjelasan ayat secara rinci dan di ulang, supaya bisa dipahami dengan baik dan benar. Juga terjemahan dalam bahasa Indonesia dan cara membaca al-Qur'an dengan huruf latin dengan maksud agar tetap bisa dibaca pada HP yang tidak bisa menampilkan huruf Arab dan cara membacanya disesuaikan dengan tajwid pada tingkat dasar. Juga dilengkapi terjemahan dalam bahasa Inggris agar kita bisa sambil belajar, atau paling tidak untuk mengingat kembali bagi telah menguasainya.

Pada ayat yang sebelumnya diterangkan bahwa: "Sungguh, telah rugi, celaka, dan binasa, orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah, yakni Hari Kiamat. Bukan saja karena mereka tidak memperoleh surga dan segala kenikmatannya, tetapi juga karena mereka tersiksa di neraka. Pendustaan mereka berlangsung sehingga apabila datang kepada mereka Kiamat, baik Kiamat besar, yakni saat kehancuran alam raya, maupun Kiamat kecil saat kematian seseorang, yang datangnya secara tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besar penyesalan kami terhadap kelalaian kami atasnya," yakni tentang Kiamat. Mereka berkata demikian sambil memikul beban dosa-dosa mereka yang sedemikian berat di atas punggung mereka. Karena apa yang mereka pikul itu tidak terbayangkan oleh benak, tidak juga mudah dilukiskan oleh kata-kata, secara singkat redaksi ayat menyatakan: Sungguh, amat buruk apa yang mereka pikul." Maka pada ayat lanjutan ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

QS AL-AN'AAM 6: 32.
أ عو ذ با لله من الشيطان الرجيم
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۗ  وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ  أَفَلا تَعْقِلُونَ
WAMAL-ḪAYAATUD-DUN-YAAA ILLAA LA-'IBUW-WALAHWUN, WALAD-DAARUL-AAKHIROTU KHOIRUL-LILLADZIINA YATTAQUUNA, AFALAA TA'QILUUNA. = Dan kehidupan dunia tidak lain kecuali permainan dan kelengahan, sedang negeri akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kamu tidak berakal?.

Translation In English: "What is the life of this world but play and amusement? But best is the home in the hereafter, for those who are righteous. Will ye not then understand?"

"WAMA=dan tidaklah" "AL-ḪAYAATU=kehidupan" "AD-DUN-YAAA=dunia" artinya kesibukannya, "ILLAA=kecuali" hanya, "LA-'IBUN=permainan" "WALAHWUN=dan senda gurau"  "WALAD-DAARUL-AAKHIROTU=dan sungguh negeri akhirat" di dalam suatu qiraat yang dimaksud dengan kampung akhirat itu ialah surga, "KHOIRUN=lebih baik" "LILLADZIINA=bagi orang-orang yang" "YATTAQUUNA=mereka bertakwa" yang takut berbuat kemusyrikan. "AFALAA=maka apakah tidak" "TA'QILUUN=kalian menggunakan akal" berpikir. Dengan memakai YA dan TA; hal itu kemudian mendorong kamu untuk beriman.

Setelah keniscayaan hari akhirat terbukti, dengan pembuktian yang demikian gamblang, kini dijelaskan tentang kehidupan khususnya bagi mereka yang kafir, yakni bahwa Kehidupan dunia bagi mereka yang mengalami kerugian di akhirat nanti tidak lain kecuali permainan, yakni aktivitas yang sia-sia dan tanpa tujuan. Apa yang dihasilkannya tidak lain menyenangkan hati dan menghabiskan waktu dan kelengahan, yakni melakukan kegiatan yang menyenangkan hati, tetapi tidak atau kurang penting sehingga melengahkan pelakunya dari hal-hal yang penting atau yang lebih penting, sedang negeri akhirat akan dinikmati oleh mereka yang melakukan aktivitas bermanfaat dan memiliki tujuan yang benar serta penting untuk dilakukan. Karena itu, dan karena akhir perjalanan hidup manusia adalah akhirat, ia lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, dibandingkan dengan kehidupan dunia yang sifatnya sementara. Apakah kamu, yakni hai orang-orang kafir, tidak berakal sehingga tidak ada kesadaran yang mampu mencegah kamu terjerumus dalam kebinasaan?

Sementara ulama memahami ayat ini dalam arti penilaian al-Qur'an tentang aktivitas kehidupan duniawi tanpa melihat apakah ini dalam pandangan orang kafir atau Muslim. Penganut paham ini ada yang mendorong agar kehidupan dunia ditinggalkan sama sekali karena hakikatnya tidak lain kecuali permainan dan kelengahan. Memang—menurut mereka—ketaatan kepada Allah bukanlah termasuk kegiatan duniawi, tetapi aktivitas ukhrawi. Kendati demikian, pendapat ini menjadikan penganutnya tidak aktif membangun dunianya bahkan mengabaikannya, padahal al-Qur'an mengingatkan agar mencari kebahagiaan akhirat melalui apa yang diperoleh secara halal dari dunia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS al-Qashas 28: 77).

Dan sebagaimana Kitab suci al-Qur'an mengajarkan agar bermohon ḫasanah di dunia dan ḫasanah di akhirat, sebagaimana firman-Nya:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"WA-MINHUM MAY-YAQUULU ROBBANAA AAATINA FID-DUN-YAA HASANATAW-WAFIL-AAKHIROTI HASANATAW-WAQIINAA 'ADZAABAN-NAARI = Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" [QS al-Baqarah 2: 201].

Makna kehidupan bagi orang-orang kafir. Mereka meyakini bahwa hidup duniawi adalah hidup satu-satunya, "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan" (ayat 26 surah ini) sehingga buat mereka—karena merasa tidak akan ada siksa dan ganjaran di akhirat—hidup dunia tidak lain kecuali permainan dan kesenangan semata bagi mereka.

Tentu saja kehidupan dunia tidak demikian bagi mereka yang percaya adanya hidup sesudah kehidupan dunia ini. Buat mereka, kehidupan dunia adalah perjuangan untuk meraih kesejahteraan lahir dan bathin, dunia dan akhirat, karena hidup bukan hanya berlanjut selama puluhan tahun semasa keberadaan di dunia, tetapi ia bersinambung sampai ke akhirat, sampai masa yang tidak terhingga. Selanjutnya, karena apa yang akan diperoleh di akhirat, diukur dengan apa yang dilakukan dalam kehidupan dunia ini, kehidupan dunia sangat berarti bahkan berharga. Dunia adalah arena untuk melakukan amal shaleh yang sangat berperanan dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena itu, ayat ini bukannya berbicara tentang kehidupan dunia bagi semua manusia, tetapi ia menggambarkan bagaimana kehidupan dunia dalam pandangan, sikap, dan perilaku orang-orang kafir.

Ayat di atas menggunakan redaksi "tidak lain" yang mengadung makna pembatasan sehingga, bila merujuk ke redaksi ayat, selain yang disebut oleh redaksinya bukan merupakan bagian dari kehidupan dunia. Menyadari bahwa banyak hal dalam kehidupan dunia ini selain kedua hal yang disebut di atas, seperti penyakit, makan, dan minum, tentu saja kata "tidak lain" dimaksudkan untuk penekanan sekaligus menggambarkan bahwa kedua hal itulah yang terpenting dalam pandangan orang-orang kafir, walau selain keduanya masih banyak. Bahkan, QS al-Hadi 57: 20 menyebut lima hal termasuk dua yang disebut di atas, firman-Nya:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Sementara ulama memahami kata (خَيْر) KHOIR=lebih baik, dalam arti baik. Dengan alasan, terlalu jauh bahkan tidak ada perbandingan antara apa yang di alami di dunia dan di surga sehingga tidak wajar untuk dinyatakan lebih baik. Ada juga yang memahaminya dalam kedua arti itu. Dia baik secara menyeluruh terhadap orang Mukmin yang penuh bakti dan ketaatan kepada Allah, sedang akhirat lebih baik bagi mereka yang beriman tetapi bergelimang dalam dosa karena meeka itu akan dikecam atau disiksa, walau pada akhirnya mereka pun akan masuk surga.

Akhir ayat, Ibnu 'Amir radhiallahu 'anhu membacanya dengan bacaan WALADAARUL-AAKHIROTI yakni dengan memudhafkan daar kepada aakhiroh—(أَفَلا تَعْقِلُون) Maka tidakkah kamu memahaminya?. Nafi', Ibnu 'Amir dan Hafs radhiallahu 'anhum membacanya dengan memakai Ta dalam bentuk Khitab, yakni katakanlah kepada mereka, "Tidak kamu menggunakan akal pikiranmu wahai orang-orang yang diajak berbicara, sehingga kamu dapat menyimpulkan bahwa dunia ini fana sedangkan akhirat itu kekal." Namun, ulama yang lainnya membacanya dalam bentuk gaibah yakni memakai Ya, yang berarti: Apakah mereka tidak menggunakan akal pikirannya untuk menyimpulkan bahwa kehidupan akhirat lebih baik bagi mereka dari kehidupan dunia ini, sehingga mereka mau beramal untuk meraih kedudukan yang tinggi dan kenikmatan yang kekal, dan dengan penuh kesungguhan mengamalkan hal yang mengantarkan mereka untuk meraih hal tersebut.

"ROBBANAA AAATINA FID-DUN-YAA HASANATAW-WAFIL-AAKHIROTI HASANATAW-WAQIINAA 'ADZAABAN-NAAR = Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
وصل الله على سيد نا محمد  وعلى آله وصحبه و بارك وسلم اجمعين  والحمد لله رب العالمين
Aamiin Allaahumma aamiin...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: