Laman

Kamis, 02 Mei 2013

Al an'am 6:30

ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Al-Qur'an adalah pedoman dan  petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menerangkan jalan kebahagiaan dan kesejahteraan, juga faktor-faktor kebinasaan dan kesengsaraan manusia. Hubungan baik kekeluargaan dan kemasyarakatan, masalah-masalah hukum dan akhlak, keperluan-keperluan jiwa dan dan raga, tugas-tugas individu dan sosial, adat istiadat yang benar dan yang menyimpang di dalam masyarakat manusia, perintah-perintah dan undang-undang keuangan serta perekonomian, dan berbagai topik lain yang berperan di dalam kebaikan atau kerusakan individu dan masyarakat, semua ini dijelaskan di dalam Kitab ini. Meskipun di dalam al-Qur'an disebutkan juga kisah-kisah tentang ummat-ummat terdahulu, berbagai peristiwa peperangan dan pertempuran, sejarah kehidupan manusia-manusia, baik lelaki maupun perempuan, namun al-Qur'an bukanlah sebuah buku cerita, melainkan kitab pelajaran bagi kehidupan kita saat ini. Kendati al-Qur'an bermakna bacaan, namun bukan berarti hanya dibaca saja. Al-Qur'an harus dipahami disertai dengan tafakkur dan tadabbur atau penghayatan, sebagaimana yang diminta oleh al-Qur'an itu sendiri.

Selamat pagi anak2ku dan sahabat2ku sekalian, Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan oleh Allah Ta'ala, sehingga bisa melanjutkan tadarus/kajian kita dengan metode tafsir perkata agar kita bisa menguasai bahasa al-Qur'an serta penjelasan ayat secara rinci dan di ulang, supaya bisa dipahami dengan baik dan benar. Juga terjemahan dalam bahasa Indonesia dan cara membaca al-Qur'an dengan huruf latin dengan maksud agar tetap bisa dibaca pada HP yang tidak bisa menampilkan huruf Arab dan cara membacanya disesuaikan dengan tajwid pada tingkat dasar. Juga dilengkapi terjemahan dalam bahasa Inggris agar kita bisa sambil belajar, atau paling tidak untuk mengingat kembali bagi telah menguasainya.

Pada tafsir yang lalu disebutkan: "Harapan atau janji mereka (orang-orang kafir) jika dapat kembali ke dunia yang mereka ucapkan ini disanggah dengan menegaskan bahwa, Tidak demikian, yakni harapan itu tidak mungkin tercapai, janji mereka pun tidak benar, karena apa yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan kepribadian mereka. Sebenarnya telah nyata bagi mereka siksa yang menanti dan yang tidak dapat mereka elakkan sebagai akibat dari apa, yang kejahatan, yang mereka lakukan dahulu selalu sembunyikan, Seandainya mereka dikembalikan sebagaimana harapan mereka, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya, yakni kembali kepada kekufuran, kedurhakaan, serta penolakan ajaran yang disampaikan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Dan sesungguhnya mereka itu sungguh adalah pendusta-pendusta belaka. Sifat tersebut telah mendarah daging pada diri mereka baik ketika di dunia maupun ketika mengucapkan harapan mereka itu. Karena itu, kalaupun seandainya mereka kembali ke dunia, mereka tidak akan beriman dan akan tetap durhaka, apalagi keinginan mereka untuk kembali bukan karena ingin beriman—sebagaimana mereka ucapkan—tetapi karena ingin menghindar dari siksa yang telah mereka saksikan... Maka pada ayat lanjutan ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

QS AL-AN'AAM 6: 30.
أ عو ذ با لله من الشيطان الرجيم
وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ ۗ  قَالَ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ ۗ  قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا ۗ  قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
WALAU TAROOO IDZ WUQIFUU 'ALAA ROBBIHIM, QOOLA ALAISA HAADZAA BIL-ḪAQQI, QOOLUU BALAA WA-ROBBINAA, QOOLA FADZUQUL-'ADZAABA BIMAA KUNTUM TAKFURUUNA. = Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan) ini benar?" mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)".

Translation In English: "If thou couldst but see when they are confronted with their Lord! He will say: "Is not this the truth?" They will say: "Yea, by our Lord!" He will say: "Taste ye then the penalty, because ye rejected Faith."

"WALAU=dan seandainya" "TAROOO=kamu melihat" "IDZ WUQIFUU=ketika mereka dihentikan" dihadapkan, diajukan,  'ALAA ROBBIHIM=kepada Tuhan Pencipta mereka" tentulah kamu akan melihat peristiwa yang besar. "QOOLA=Allah berfirman" kepada mereka melalui lisan Malaikat-Malaikat-Nya sebagai cemoohan, "ALAISA HAADZAA=bukankah ini" yakni kebangkitan dan hari pembalasan ini, "BIL-ḪAQQI=(adalah) benar", "QOOLUU BALAA=mereka berkata ya" "WA-ROBBINAA=dan demi Tuhan kami"  sungguh hal itu adalah benar belaka, "QOOLA=Allah berfirman" "FADZUQUL-'ADZAABA=maka rasakanlah siksa ini" "BIMAA KUNTUM=karena apa yang kalian telah" "TAKFURUUN=kalian ingkar" saat di dunia.

Firman-Nya: (وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ) Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhan-Nya yakni mereka ditahan di hadapan Tuhannya untuk menjalani pertanyaan atau interogasi, seperti seorang budak yang telah melakukan tindak pidana dihadapkan kepada tuannya untuk menjalani hukuman, tentulah kamu akan menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan. Atau maknanya, mereka dihadapkan untuk menerima pembalasan Tuhan mereka, yakni sesuai dengan hal yang telah dijanjikan Tuhan mereka, yakni mengazab orang-orang yang kafir dan memberi pahala orang-orang Mukmin, dan sesuai dengan hal yang telah Dia beritakan kepada mereka di akhirat.

Ada ulama yang tidak memahami ayat 29 sebelumnya sebagai ucapan orang kafir itu seandainya mereka dikembalikan ke dunia setelah hari Kebangkitan, tetapi itu adalah ucapan mereka sebelum Hari Kebangkitan, yakni ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan keniscayaan hari Kiamat kepada mereka. Ayat 30 ini tidak menyanggah mereka—karena sanggahan dan bukti-bukti keniscayaan hari Kemudian telah berulang-ulang dikemukakan. Ayat ini, sebagaimana ayat-ayat yang lalu, melukiskan keadaan mereka nanti di hari Kemudian, yakni mereka ucapkan kalimat itu sekarang di dunia ini, padahal seandainya engkau, wahai Nabi Muhammad atau siapa saja, melihat ketika mereka dihadapkan kepada pertanyaan atau kepada Malaikat-Malaikat Tuhan Pemelihara mereka, tentulah kamu melihat peristiwa yang tidak tergambarkan dengan kata-kata. Ketika itu, Allah berfirman melalui Malaikat: "Bukankah ini, yakni kebangkitan dan seluruh apa yang disampaikan Rasul di dunia adalah benar serta terbukti dalam kenyataan, bukan ilusi?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami." Setelah mereka mengaku pada saat pengakuan tidak bermanfaat lagi. Allah berfirman sekali lagi melalui Malaikat: "Karena itu rasakanlah azab ini yang pernah disampaikan kepadamu, rasakan kepedihannya disebabkan karena kamu sewaktu di dunia terus-menerus mengingkarinya."

Dalam ayat ini dan ayat yang lalu terbaca bahwa mereka masih dapat berbicara, sedangkan dalam ayat yang lain dinyatakan bahwa: "Diamlah, jangan berbicara" (QS al-Mu'minum 23: 108). Ini karena di sini menggambarkan tahap awal dalam proses pemeriksaan, sedang larangan berbicara adalah setelah proses itu selesai. Ketika itu rupanya mereka terus merengek dan berteriak-teriak sehingga mereka diperintah agar diam.

Firman-Nya: (قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ) Oleh karena itu, rasakanlah azab ini disebabkan kamu mengingkarinya, disebabkan kekafiran dan keingkaran saat di dunia terhadap adanya hari berbangkit sesudah kematian. Bukankah kebangkitan itu benar dan sebelum ini kalian mendustakannya?" Siksaan yang kalian alami ini adalah akibat kalian kafir terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mendustakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. To be continued... Insya Allah...
Semoga bermanfaat dan selamat beraktivitas...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: