Laman

Kamis, 02 Mei 2013

Al an'am 6:15-16

BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM.
ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
AL-QUR'AN adalah pedoman dan petunjuk hidup manusia. Fungsi al-Qur'an sangat penting bagi manusia di dunia dan akhirat. Al-Qur'an menjadi penuntun manusia menuju jalan yang benar demi memperoleh kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak. Barangsiapa yang berpegang teguh pada al-Qur'an, niscaya tidak akan sesat selama-lamanya. Al-Qur'an menuntun manusia ke jalan yang lurus dalam berkeyakinan, berpikir, dan bertindak.

Selamat pagi anak2ku dan sahabat2ku sekalian,ِ Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan oleh Allah Ta'ala, sehingga bisa melanjutkan tadarus/kajian kita dengan metode tafsir perkata agar kita bisa menguasai bahasa al-Qur'an serta penjelasan ayat secara rinci dan di ulang, supaya bisa dipahami dengan baik dan benar. Juga terjemahan dalam bahasa Indonesia dan cara membaca al-Qur'an dengan huruf latin dengan maksud agar tetap bisa dibaca pada HP yang tidak bisa menampilkan huruf Arab, serta cara membacanya disesuaikan dengan tajwid pada tingkat paling dasar. Juga dilengkapi terjemahan dalam bahasa Inggris agar kita bisa sambil belajar, atau paling tidak untuk mengingat kembali bagi telah menguasainya.

Allah Pelindung Rasul-Nya:
Setelah dalam ayat sebelumnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan lagi kepada Rasul-Nya agar bertanya kepada kaum musyrik, "Apakah patut selain Allah aku jadikan pelindung yang memberikan pertolongan kepadaku sewaktu dalam kesulitan atau menolak bencana menimpaku?" Tentulah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam tidak berbuat seperti halnya orang-orang musyrik dan ahli-ahli Kitab zaman dulu. Mereka itu menjadikan sembahan-sembahan mereka, dan pendeta-pendeta mereka sebagai pelindung, yang menurut i'tikad (keyakinan) mereka dapat memberikan kebahagiaan kepada mereka atau menolak kesengsaraan dari mereka. Tidak ada pelindung atau penolong yang sebenarnya, kecuali Allah yang menciptakan langit dan bumi. Allah mengemukakan sifat-Nya sebagai Pencipta untuk menegaskan penolakan pikiran yang menempatkan selain Allah sebagai penolong karena hanya Allah-lah yang patut dimintai pertolongan. Dialah Tuhan Yang memberi rezeki, makan, dan minum serta segala kemanfaatan kepada manusia. Sebaliknya, dia tidak memerlukan makan-minum dan rezeki, bahkan Dia suci dari segala kebutuhan akan makan-minum dan lain sebagainya dan Dia tidak memerlukan orang lain. Katakanlah (Muhammad) "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama dari ummat ini yang tunduk dan patuh mengabdi kepada-Nya, dan aku dilarang untuk menyekutukan-Nya dengan apa pun atau siapa pun selain-Nya". Maka pada dua ayat dibawah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

QS AL-AN'AAM 6: 15-16.
أ عو ذ با لله من الشيطان الرجيم
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ  .مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُ ۗ  وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ
QUL INNIII AKHOFU IN 'ASHOITU ROBBII 'ADZAABA YAUMIN 'AZHIIMIN.   MAY-YUSHROF 'ANHU YAUMA-IDZIN FAQODD ROḪIMAHUU, WA-DZAALIKAL-FAUZUL-MUBIINU. = Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut, jika aku mendurhakai Tuhanku siksa hari yang besar (Hari Kiamat). Barang siapa yang dijauhkan darinya pada hari itu, maka sungguh Allah telah merahmatinya. Dan itulah keberuntungan yang nyata.

Translation In English: "Say: 'I would, if I disobeyed my Lord, indeed have fear of the penalty of a Mighty Day'. On that day, if the penalty is averted from any, it is due to Allah´s mercy; And that would be (Salvation), the obvious fulfilment of all desire.

"QUL=katakan" "INNIII=sungguh aku" "AKHOFU=aku takut" "IN 'ASHOITU=jika aku mendurhakai" "ROBBII=Tuhanku" dengan menyembah selain-Nya, 'ADZAABA=(terhadap) siksaan" "YAUMIN=(pada) hari" 'AZHIIM=yang dahsyat" yaitu hari Kiamat.  .   "MAN=siapa yang" "YUSHROF=dihindarkan" (dijauhkan) 'ANHU=darinya" dalam bentuk pasif, maf'ulnya azab/siksaan; dan dalam bentuk aktif, fa'ilnya Allah, sedangkan dhamirnya dibuang, "YAUMA-IDZIN=pada hari itu" "FAQODD=maka sungguh" "ROḪIMAHUU=Dia telah merahmatinya" Maha Tinggi Allah, artinya Ia menghendaki kebaikan untuknya, "WA-DZAALIKA=dan itu" (adalah) "AL-FAUZU=keberuntungan" "AL-MUBIIN=yang nyata" keselamatan yang nyata.

Di atas, dikemukakan bahwa sebagian mereka yang mempersekutukan Allah menyembah berhala atau dewa-dewa karena menganggapnya sebagai kekuatan-kekuatan yang dapat membahayakan dan menjatuhkan siksa. Atas dasar kepercayaan ini, manusia primitif berusaha menarik simpati yang ditakuti dengan memberi sesaji serta menyembahnya. Nah, untuk menampik kepercayaan itulah ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar menyampaikan bahwa siksa yang terbesar justru menimpa manusia akibat enggan menyembah Allah atau mempersekutukan-Nya.

Di sisi lain, karena melakukan sesuatu yang dilarang bisa jadi belum sampai mengundang siksa walau tentunya mengundang amarah, melalui ayat ini ditegaskan bahwa larangan yang disampaikan oleh ayat ini bukan saja mengundang amarah tetapi juga mengundang siksa Ilahi. Di sini belau diperintahkan, Katakanlah, kepada siapa pun yang mengajak kepada kemusyrikan bahwa, sesungguhnya aku takut jika aku mendurhakai Tuhanku, Pemelihara dan Pembimbingku, dengan melakukan apa yang kalian, hai kaum musyrikin harapkan, aku takut ditimpa siksa hari yang besar, yakni siksa di hari Kemudian nanti. Siksa di dunia tidak ada artinya jika dibandingkan dengan siksa ukhrawi; karena itu pula, maka barang siapa yang dijauhkan darinya, yakni dari siksa itu, pada hari itu, yakni Hari Kiamat, maka sungguh Allah telah merahmatinya dengan rahmat yang tidak ada bandingannya dalam kehidupan dunia, antara lain karena rahmat tersebut langgeng dan tidak diselingi oleh kekeruhan, berbeda dengan rahmat duniawi. Dan itulah keberuntungan yang nyata. Ada pun yang tidak terhindar dari siksa itu, Allah tidak memandangnya, dan itulah siksa yang amat pedih.

Kalau ayat yang lalu menyebutkan kebutuhan utama manusia paling tidak dalam pandangan manusia primitif, yaitu makanan, ayat ini menyebut rasa takut yang terbesar yang harus dicamkan oleh manusia, yaitu siksa pada hari Kemudian.

Selanjutnya, kalau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang merupakan manusia terdekat kepada Allah takut menghadapi hari itu, tentu manusia biasa yang bergelimang dalam dosa dan kedurhakaan lebih wajar untuk takut.

Firman-Nya: Barang siapa yang dijauhkan dan seterusnya mengandung pernyataan yang bersifat umum sehingga mencakup Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan siapa pun yang terhindar dari siksa yang dimaksud.

Semoga bermanfaat dan selamat berakhir pekan....
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: