Laman

Kamis, 02 Mei 2013

Al an'am 6:3

BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM.
ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Selamat sore anak2ku dan sahabat2ku sekalian, Alhamdulillah jaringan sudah normal sehingga kita bisa melanjutkan tadarus/kajian ini.

Setelah pada ayat pertama surah al-An'aam ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala memulai dengan menyebut ALḪAMDULILLAAH yakni pujian kepada diri-Nya untuk mengajari hamba-hamba-Nya memuji kepada-Nya dengan bentuk kalimat tersebut. Kalimat hamdalah mencakup seluruh sendi-sendi keagungan dan kesempurnaan. Dalam penyebutan pujian ini, Allah memberitahukan bahwasanya Dia-lah yang paling pantas memperoleh segala pujian, karena tidak ada kawan dan sekutu bagi-Nya. Ayat di atas bermakna, "Pujilah Allah, Tuhan kamu sekalian yang telah memberikan berbagai macam anugerah kenikmatan dan kemuliaan kepadamu, Dia-lah yang menciptakan, mengadakan dan membuat langit dan bumi yang di dalamnya terdapat berbagai macam keindahan dan kreasi hasil ciptaan-Nya, semuanya dapat mengherankan akal pikiran sebagai peringatan bagi orang-orang yang berakal. Dan Dia pula yang menjadikan gelap dan terang, menciptakan malam dan siang silih berganti dalam keberadaannya bermanfaat bagi penduduk alam semesta. Pada ayat kedua dinyatakan bahwa: Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menciptakan bapakmu, Adam, dari tanah. Dia Allah menentukan ajal kematian kamu ketika telah selesai batas waktu yang ditentukan. Dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan-Nya sendiri untuk membangkitkan kamu sekalian. Ajal pertama adalah kematian dan ajal kedua adalah kebangkitan dari kubur setelah mati, pada saat datangnya Hari Kiamat. Kemudian kamu wahai orang-orang kafir, ragu-ragu dengan adanya hari kebangkitan dan mengingkarinya setelah tampak tanda-tanda yang nyata.

Maka pada ayat lanjutannya QS AL-AN-'AAM  006: 003. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الأرْضِ ۗ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
WA-HUWALLOOHU FIS-SAMAAWAATI WA-FIL-ARDHI, YA'LAMU SIRROKUM WA-JAHROKUM WA-YA'LAMU MAA TAKSIBUUNA. =  Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.

Translation In English: "And He is Allah in the heavens and on earth. He knoweth what ye hide, and what ye reveal, and He knoweth the (recompense) which ye earn (by your deeds)."

"WA-HUWA=dan Dia" "ALLOOHU=Allah" yang berhak untuk disembah dan dipuja, "FIS-SAMAAWAATI=di semesta langit" "WA-FII=dan di" "AL-ARDHI=bumi", "YA'LAMU=Dia mengetahui" "SIRROKUM=(apa yang) kalian rahasiakan" "WA-JAHROKUM=dan kalian tampakkan" hal-hal yang kamu sembunyikan dan hal-hal yang kamu tampakkan di antara kamu sekalian, "WA-YA'LAMU=dan Dia mengetahui" "MAA=apa yang" "TAKSIBUUN=kalian kerjaan" perkara baik dan perkara buruk yang kamu ketahui.

Dialah Allah yang Maha Agung yang disembah baik di langit maupun dibumi, Dialah yang disembah dan di-Esakan serta ditetapkan sebagai Tuhan oleh yang berada di langit maupun di bumi, mereka berdoa kepada-Nya dengan harap dan cemas, dan mereka menyebut-Nya dengan sebutan Allah. Dia mengetahui apa yang menjadi rahasia kamu dan apa yang kamu terangkan, baik kebaikan maupun keburukan, dan Allah akan membalas kamu berdasarkan amal-amal kamu.

Tiga ayat dari surah al-An'aam ini, mulai ayat pertama hingga ketiga merangkum seluruh wujud alam semesta, dalam ayat pertama, merangkum seluruh wujud manusia dalam ayat kedua, kemudian peliputan ketuhanan Allah terhadap keduanya dalam ayat ketiga.

Di depan wujud semesta yang menjadi saksi keesaan Sang Maha Pencipta, di depan wujud insani yang menjadi saksi terhadap pengaturan-Nya, dan di depan uluhiyah yang berkuasa terhadap langit dan bumi, dan yang mengetahui segala yang rahasia, segala yang tampak, dan segala usaha ini, tampaklah kemusyrikan orang-orang musyrik dan keraguan orang-orang yang ragu-ragu. Hal ini sangat mengherankan dan sangat ganjil, yang tidak punya tempat di alam semesta, tidak punya tempat dalam fitrah  jiwa, dan tidak punya sandaran dalam hati dan pikiran!

Kandungan ayat ini merupakan sisi ketiga dari penjelasan tentang kewajaran Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mendapat pujian. Melalui ayat pertama dijelaskan-Nya kewajaran itu atas dasar kekuasaan-Nya menciptakan alam raya. Melalui ayat kedua, atas dasar kuasa-Nya menciptakan manusia, bermula dari tanah hingga mencapai ajalnya yang terakhir, dan melalui ayat ketiga ini, dijelaskan pengetahuan-Nya yang menyeluruh, dan yang atas dasarnya Allah akan memberi sanksi dan ganjaran terhadap amal-amal manusia, yang lahir maupun yang bathin. Kemudian, karena Dia Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui, dan Dia pula Pencipta alam raya dan manusia, wajar pula bila Dia yang menetapkan sistem yang berlaku bagi alam raya dan manusia. Sistem yang berlaku terhadap alam raya ditetapkan-Nya melalui apa yang dikenal dengan istilah hukum-hukum alam, yakni hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya, sedangkan sistem yang ditetapkan-Nya bagi manusia, ditetapkan-Nya melalui keterangan-keterangan yang disampaikan oleh para Rasul.

Ayat ini menegaskan bahwa, dan Dialah yang pujian hanya tertuju kepada-Nya, Allah Yang disembah serta berkuasa, baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui rahasia kamu sejak kamu lahir hingga meninggal dunia, dan mengetahui juga lahir kamu, yakni yang tidak kamu rahasiakan, dalam tingkat pengetahuan yang sama. Bukannya yang nyata lebih jelas bagi-Nya dari yang rahasia, dan di samping itu Dia mengetahui (pula) apa yang sedang dan akan kamu usahakan.

Kata (تَكْسِبُونَ) TAKSIBUUN terambil dari kata (كسب) Kasaba yang biasa diterjemahkan dengan usaha. Al-Qur'an tidak menggunakan kata ini kecuali untuk menunjuk usaha manusia. Menurut sementara ulama, memahami kata ini dalam arti kondisi kejiwaan yang diperoleh manusia, baik dari usahanya yang rahasia maupun yang terang-terangan, yang baik atau buruk. Dari sini dibedakan ketiga kata yang disebut ayat di atas. Yang rahasia, demikan pula yang lahir atau terang-terangan, adalah dua hal dari perbuatan manusia yang lahir keluar, sedangkan apa yang diusahakan adalah kondisi kejiwaan, immaterial, yang terdapat dalam jiwa seseorang. Inilah menurut sementara ulama itu yang mengundang pengulangan kata Dia mengetahui pada ayat di atas.

Ayat ini merupakan pengantar untuk pembuktian keniscayaan hari Kemudian, bahkan ia dapat juga menjadi pengantar bagi keseluruhan tuntunan agama, baik duniawi maupun ukhrawi. Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mengetahui keadaan manusia, yang nyata dan rahasia, mengetahui pula bisikan dan keadaan jiwanya. Kalau demikian, tentulah Dia memberi bimbingan kepada manusia, antara lain dengan mengutus para Nabi, dan sangat wajar pula Dia memberi balasan dan ganjaran di dunia dan diakhirat karena Dia mengetahui pula amal-amal mereka yang rahasia dan nyata, yang lalu dan yang akan datang, yang baik dan yang buruk, serta mengetahui pula kondisi kejiwaan masing-masing.

Ketiga ayat di atas, yakni mulai dari ayat 1-3 surah al-An'aam ini merupakan rangkaian ayat yang berdialog dengan akal dan jiwa manusia untuk membuktikan keesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui dalil penciptaan dan dalil kehidupan yang terbentang di alam raya dan jiwa manusia. Tetapi—seperti tulis Sayyid Quthub—dialog ini bukan dalam bentuk filosofis maupun teologis, tetapi dialog yang menyentuh dan membangkitkan fitrah manusia, karena fitrah itu dihadapkan langsung dengan gerak cipta dan kehidupan, gerak pengaturan dan pengendalian, dan dalam bentuk pernyataan  bukan perdebatan. Ia dipaparkan dengan kekuatan yang meyakinkan karena ia bersumber dari keterangan Yang Maha Esa itu sendiri serta sejalan dengan kesaksian fitrah manusia yang bersemai dalam dirinya tentang kebenaran penjelasan itu. Inilah yang menjadi bukti keesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang merupakan tujuan utama surah ini, bahkan semua ayat-ayat al-Qur'an, karena al-Qur'an memang datang bukan untuk membuktikan wujud Tuhan yang demikian jelas, tetapi untuk membuktikan keesaan-Nya.

Sesungguhnya, keberadaan alam raya ini dengan sistemnya yang demikian harmonis, serasi, dan mapan, membuktikan melalui fitrah, naluri, dan akal manusia bahwa di balik wujud yang demikian itu pasti ada Pencipta Yang Maha Esa lagi Pengatur Yang Maha Mengetahui lagi Kuasa.

Semoga bermanfaat...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: