Laman

Jumat, 03 Mei 2013

Al an'am 6:31

ASSALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUH.
Selamat pagi anak2ku dan sahabat2ku sekalian, Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan oleh Allah Ta'ala, sehingga bisa melanjutkan tadarus/kajian kita dengan metode tafsir perkata agar kita bisa menguasai bahasa al-Qur'an serta penjelasan ayat secara rinci dan di ulang, supaya bisa dipahami dengan baik dan benar. Juga terjemahan dalam bahasa Indonesia dan cara membaca al-Qur'an dengan huruf latin dengan maksud agar tetap bisa dibaca pada HP yang tidak bisa menampilkan huruf Arab dan cara membacanya disesuaikan dengan tajwid pada tingkat dasar. Juga dilengkapi terjemahan dalam bahasa Inggris agar kita bisa sambil belajar, atau paling tidak untuk mengingat kembali bagi telah menguasainya.

Pada ayat yang sebelumnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan) ini benar?" mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)". Maka pada ayat lanjutan ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

QS AL-AN'AAM 6: 31.
أ عو ذ با لله من الشيطان الرجيم
قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ ۗ  حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا ۙ  وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ ۗ  أَلا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
QODD KHOSIROL-LADZIINA KADZ-DZABUU BILIQOOO-ILLAAHI, ḪATTAAA IDZAA JAAA-ATHUMUS-SAA-'ATU BAGHTATAN QOOLUU YAA-ḪASROTANAA 'ALAA MAA FARROTHTHNA FIIHAA, WAHUM YAḪMILUUNA AUZAAROHUM 'ALAA ZHUHUURIHIM, ALAA SAAA-A MAA YAZIRUUNA. = Sungguh telah rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila datang kepada mereka Kiamat secara tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besar penyesalan kami terhadap kelalaian kami atasnya," sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggung mereka, Sungguh, amat buruk apa yang mereka pikul.

Translation In English: "Lost indeed are they who treat it as a falsehood that they must meet Allah,- until on a sudden the hour is on them, and they say: "Ah! woe unto us that we took no thought of it"; for they bear their burdens on their backs, and evil indeed are the burdens that they bear?"

"QODD=sungguh" "KHOSIRO=telah rugi" "AL-LADZIINA=orang-orang yang" "KADZ-DZABUU=mereka mendustakan" "BILIQOOO-ILLAAHI=terhadap perjumpaan dengan Allah" mendustakan adanya hari kebangkitan, "ḪATTAAA=sehingga" sebagai tanda keterlaluan mereka dalam mendustakan, "IDZAA=apabila" "JAAA-ATHUMU=datang kepada mereka" "AS-SAA-'ATU=waktu" yaitu hari Kiamat, "BAGHTATAN=(dengan) tiba-tiba" secara mendadak, "QOOLUU=mereka berkata" "YAA-ḪASROTANAA=(alangkah besarnya) penyesalan kami" sebagai ungkapan rasa derita yang sangat keras; dan pemakaian huruf nida atau panggilan di sini hanyalah majaz atau kiasan yang artinya sekarang saatnya telah tiba maka datanglah, 'ALAA MAA=atas apa yang" "FARROTHTHNA=kami telah lalaikan" kealpaan kami, "FIIHAA=padanya" dikehidupan dunia, "WAHUM=dan mereka" "YAḪMILUUNA=mereka memikul" "AUZAAROHUM=dosa-dosa mereka"  'ALAA=di atas" "ZHUHUURIHIM=punggung-punggung mereka" dosa-dosa itu mendatangi mereka dalam bentuk yang paling buruk dan paling berbau kemudian dosa-dosa itu menaiki mereka, "ALAA=ketahuilah" "SAAA-A=sangat buruk" sangat jeleklah, "MAA=apa yang" "YAZIRUUN=mereka pikul itu".

Kalau keadaan mereka yang mengingkari hari Kebangkitan seperti dilukiskan ayat-ayat yang lalu, maka Sungguh, telah rugi, celaka, dan binasa, orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah, yakni Hari Kiamat. Bukan saja karena mereka tidak memperoleh surga dan segala kenikmatannya, tetapi juga karena mereka tersiksa di neraka. Pendustaan mereka berlangsung sehingga apabila datang kepada mereka Kiamat, baik Kiamat besar, yakni saat kehancuran alam raya, maupun Kiamat kecil saat kematian seseorang, yang datangnya secara tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besar penyesalan kami terhadap kelalaian kami atasnya," yakni tentang Kiamat. Mereka berkata demikian sambil memikul beban dosa-dosa mereka yang sedemikian berat di atas punggung mereka. Karena apa yang mereka pikul itu tidak terbayangkan oleh benak, tidak juga mudah dilukiskan oleh kata-kata, secara singkat redaksi ayat menyatakan: Sungguh, amat buruk apa yang mereka pikul.

Yang dimaksud dengan pertemuan dengan Allah adalah tampaknya secara jelas ridha dan murka-Nya, ganjaran dan sanksi-Nya tanpa tertunda, atau diabaikan, atau dapat dihindari. Ini tidak terjadi kecuali di akhirat, karena negeri akhirat adalah tempat tampaknya segala sesuatu secara jelas tanpa ada yang dapat menutup-nutupi, Keberadaan di akhirat diibaratkan sebagai pertemuan dengan Allah karena sebelumnya, yakni di dunia ini, manusia bagaikan tidak atau belum bertemu dengan-Nya serta janji dan ancaman-Nya. Keadaan manusia dalam kehidupan dunia ini dapat diilustrasikan dengan keadaan sejumlah pembantu rumah tangga yang mendapat perintah dan larangan tertentu disertai dengan ancaman dan janji dari tuannya yang berada jauh dari rumah. Ada di antara pembantu itu yang melaksanakan tugas dengan baik, ada yang setengah-setengah dan ada juga yang membangkang. Tetapi, ganjaran dan sanksi belum lagi diberikan, bahkan hakikat dari apa yang mereka kerjakan belum lagi tampak. Ketika mereka bertemu dengan tuan rumah, segala apa yang mereka lakukan disampaikan bahkan ditampakkan kepada mereka karena selain ini mereka dimonitor dan segala kegiatan mereka direkam. Nah, saat itulah—yakni saat pertemuan dengan tuan rumah—tampak dengan jelas tanpa tertunda atau diabaikan ridha dan murka-Nya sehingga masing-masing mendapat sanksi dan ganjaran, penghargaan dan kecaman, dan itu semua dilakukan setelah menampakkan rekaman kegiatan mereka sepanjang masa kerja mereka atau dengan kata lain sepanjang hidup mereka.

Firman-Nya: (حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ) ḪATTAA IDZAA JAA-ATHUMUS-SAA-'AH=sehingga apabila datang kepada mereka Kiamat dengan sekonyong-konyong, yakni sesungguhnya mereka mendustakan hal tersebut sampai hari Kiamat datang dengan tiba-tiba karena tiada seorang pun yang mengetahui kapan hal itu terjadi.

Firman-Nya: (يَا حَسْرَتَنَا) Alangkah besar penyesalan kami, dari segi teks seharusnya diterjemahkan wahai penyesalan kami. Redaksi itu mengilustrasikan penyesalan sebagai seseorang yang diajak datang karena ketika itu tidak ada lagi sesuatu yang dapat mereka ajak kecuali penyesalan itu. Hanya penyesalan yang ada di pelupuk mata dan memenuhi jiwa raga mereka.

Qatadah dan As-Suddi radhiallahu 'anhuma mengatakan bahwa sesungguhnya orangorang Mukmin itu apabila keluar dari kuburnya disambut oleh sesuatu yang bentuknya sangat indah dan baunya sangat harus seraya berkata kepadanya, "Aku adalah amal shalehmu, karena selama di dunia aku menunggangimu, maka sekaranglah waktu bagimu untuk menunggangku." Hal itu disebutkan dalam firman-Nya:
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا
"YAUMA NAḪSYURUL-MUTTAQIINA ILAR-ROḪMAANI WAFDAA. =  (ingatlah) hari (ketika) Kami menggiring orang-orang yang bertakwa kehadapan  Tuhan yang Maha Pengasih dengan berkendaraan" (QS Maryam 19: 85). Yang dimaksud dengan WAFDAA adalah berkendaraan. Sesungguhnya orang-orang kafir itu apabila dikeluarkan dari kuburnya, maka ia disambut oleh sesuatu yang rupanya sangat buruk dan baunya sangat burusk seraya berkata kepadanya, "Akulah amalmu yang jahat, karena selama di dunia engkau telah menunggangku, maka pada hari ini akulah yang akan menunggangmu", hal ini disebutkan dalam penggalan terakhir ayat yang sedang kita bahas ini yaitu:
وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ ۗ  أَلا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggung mereka, Sungguh, amat buruk apa yang mereka pikul).  Sungguh rugi dan sesat amal perbuatan yang telah mereka lakukan, mau tidak mau mereka harus menerima akibat perbuatan dan pendustaan mereka sendiri. Alangkah buruknya semua tindakan itu.

Semoga bermanfaat...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: