Laman

Jumat, 21 Desember 2012

CASH FLOW LANGIT dalam Kasih Sayang Suami Istri

Assalamu�alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Rosulullah shallallahu �alaihi wa sallam pernah bersabda, �Jika suami memandang Istrinya, lalu istri pun memandangnya, maka Allah memandang mereka dengan kasih sayang. Jika suami merengkuh tangan istrinya, mMaka dosa mereka berjatuhan dari sela-sela jari mereka� (HR.Muslim). Juga Rosulullah mengajarkan kepada laki-laki tentang bagaimana memilih calon istri yang baik dan memberikan ciri-cirinya lewat sabdanya, �Sungguh sebaik-baik wanita kamu adalah yang peranak, besar cintanya pemegang rahasia, berjiwa kesatria terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap laki-laki lain, taat kepada ikatan suaminya dan perintahnya, dan bila bersendirian dengan suaminya dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku kepada suaminya layaknya seperti seorang laki-laki". (HR Tusyi). Hadist ini, secara lengkap memberikan kepada kita keterangan perihal wanita yang dapat menjadi istri yang sholehah. Jika kita bisa memperoleh istri dengan ciri-ciri tersebut, insya Allah kita mendapatkan syurga di dunia sekaligus lima puluh persen jaminan syurga, di akherat kelak sudah berada ditangan kita. Ciri-ciri tersebut adalah (1) Al-Waluud (yang dapat mempunyai anak lebih dari satu orang atau peranak), (2) Al-Waduud (besar cintanya kepada suami), (3) As-Sittiirah (pendiam atau pemegang rahasia yang kuat), (4) Al-Azizah fii ahlina (tabah dalam menghadapi bencana rumah tangga), (5) Adz-Dhaliilah Ma'a Ba'liha (merendahkan diri atau patuh kepada suami), (6) Mutabarriyah (pesolek), (7) Al-Hashaanu (pembenteng)., (8) Mendengar dan Mentaati Perintah Suaminya, (9) Memasrahkan Dirinya kepada Suaminya secara baik.

Apa yang membuat seorang istri menarik, hingga suami makin menyenangi dan mengaguminya? Karena interaksi dengan istri sudah menjadi keseharian dan hal rutin, seringkali seorang suami sulit menjawab pertanyaan itu. Kemenarikan seorang istri, paling tidak tercermin dan tampak pada delapan karakter kunci yaitu (1) Ramah dan murah senyum, (2) Optimis dan ceria, (3) Penyabar dan teguh hati, (4) Penyayang dan pemaaf, (5) Empatif dan ringan tangan (suka menolong), (6) Aktif dan produktif, (7) Cerdas dan kreatif, (8) Tekun dan ikhlas beribadah. Sebaliknya sikap dan sifat yang disukai seorang istri dari suaminya yaitu (1) Penuh Pengertian, (2) Setia, (3) Sabar dan Pemaaf, (4) Teguh Hati dan Bersemangat, (5) Romantis, (6) Rapi dan Wangi, (7) Ceria dan Ramah dan (8) Menjadi Pemimpin yang Melindungi. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman, "Dan diantara ayat-ayatNya adalah diciptakanNya untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-Ruum ayat 21). Ayat ini menunjukkan bahwa seorang istri yang ingin selalu dicintai suaminya hendaknya menyadari bahwa jurus yang paling penting dan efektif untuk meraih itu adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla. Bagaimana caranya? Yaitu dengan berusaha sekuat tenaga untuk mentaati dan menjalankan perintahNya serta menjauhi larangan-Nya. Dengan kata lain, dengan cara berusaha menjadi seorang muslimah shalihah. Harm bin Hayyan, seorang ulama di masa Khalifah Umar bin Khattab ra berkata, "Tiada seorang hamba yang mendekatkan dirinya kepada Allah Azza Wa Jalla, melainkan Allah akan mendekatkan hati orang-orang mukmin kepadanya, dan istri yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah, maka Allah akan mendekatkan hati suaminya kepadanya sampai ia mendapatkan cintanya."  

Enam saran agar suami selalu cinta, yaitu :  
� Berusaha dengan tulus dan ikhlas. ' Menyerahkan hidupnya' untuk berbakti kepada suami sambil berharap pahala Allah. Potensi yang dimilikinya, kedudukannya di masyarakat dan kesibukannya beraktivitas di luar rumah tidak membuat dirinya terlena dan lupa bahwa ia memiliki peluang meraih syurga Allah dengan berbakti kepada suaminya. "Apabila seorang perempuan menunaikan shalat, puasa, memelihara kemaluannya dan berbakti, mentaati suaminya, dia akan masuk syurga." (HR al-Bazzar). Istri seperti ini memiliki nilai yang tinggi di mata suaminya dan akan selalu dicintai suaminya.  
� Berusaha untuk menjadi perempuan yang bersahaja dalam nafkah. Tidak banyak menuntut, menerima dengan rasa syukur betapapun sedikitnya pemberian suami, dan tidak berlebihan dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami. Bila Anda sanggup selalu bersikap seperti ini, cinta suami akan selalu tercurah untuk Anda.  
� Sederhana dalam penampilan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa umumnya laki-laki tidak menyukai perempuan yang berpenampilan seronok dengan wajah penuh riasan tebal, sebaliknya kesederhanaan lebih menarik bagi mereka karena menurut mereka lebih memancarkan kecantikan perempuan. Tetapi ini tentu saja relatif, karena itu, kenali kecenderungan suami Anda, apakah ia menyukai penampilan yang wah atau yang sederhana? Kemudian setiap bersamanya, sesuaikan penampilan Anda dengan kecenderungannya itu. "Sebaik-baik perempuan adalah yang menyenangkanmu bila engkau memandangnya, mentaatimu bila engkau perintahkan dan menjaga dirinya dan hartamu bila engkau tidak di rumah" (HR Thabrani).
� Berusaha untuk selalu sabar. Adanya perselisihan atau perbedaan pendapat diantara suami istri terkadang dapat memicu terjadinya pertengkaran kecil atau besar. Bila Anda menghadapi keadaan ini, ingatlah, Anda sedang berhadapan dengan seseorang yang Allah berikan kepadanya hak yang sangat besar atas diri Anda. "Seorang perempuan belum dianggap menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya." (HR Ibnu Majah).Karena itu apapun yang bergejolak dihati Anda,
� Berusahalah menahan diri untuk tidak menyakiti hati suami Anda. Tidaklah seorang perempuan menyakiti hati suaminya di dunia, melainkan bidadari calon istrinya (di akhirat) berkata, "Janganlah engkau sakiti dia, Allah membencimu. Sesungguhnya dia disisimu hanya sementara waktu, dan akan berpisah darimu untuk berkumpul dengan kami." (HR Ahmad). Percayalah, istri yang mampu bersikap seperti ini akan selalu dicintai suaminya.
� Dapat mendampingi suami dalam suka dan duka. Roda kehidupan selalu berputar, kadang manusia mengalami saat-saat yang menggembirakan dimana kehidupan berjalan sesuai dengan harapan. Adakalanya manusia mengalami hal yang sebaliknya. Nah, apapun keadaan yang dialami suami Anda, berusahalah menjadi pendampingnya yang setia. Disaat suka menjadi pengingat agar suami tidak terlena, disaat duka menjadi pelipur lara.

Ada sebuah kisah yang dikutip dari ikutikutan.com untuk  para suami, para istri maupun para calon suami istri, perlu kalian tahu bahwa ini adalah satu kisah 'tragis' dalam kehidupan berumah-tangga. Saya yakin kalian nanti pasti akan menyesal dan terpaksa membaca ulang dari awal jika melewatkan satu kalimat saja dalam kisah yang saya tulis ini. Semuanya berawal dari sebuah rumah mewah di pinggiran desa, yang mana hiduplah disana sepasang suami istri, sebut saja Pak Andre dan Bu Rina. Pak Andre adalah anak tunggal keturunan orang terpandang di desa itu, sedangkan Bu Rina adalah anak orang biasa. Namun demikian kedua orang tua Pak Andre, sangat menyayangi menantu satu-satunya itu. Karena selain rajin, patuh dan taat beribadah, Bu Rina juga sudah tidak punya saudara dan orang tua lagi. Mereka semua menjadi salah satu korban gempa beberapa tahun yang lalu.   
Sekilas orang memandang, mereka adalah pasangan yang sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana mereka dulu merintis usaha dari kecil untuk mencapai kehidupan mapan seperti sekarang ini. Sayangnya, pasangan itu belum lengkap. Dalam kurun waktu sepuluh tahun usia pernikahannya, mereka belum juga dikaruniai seorang anakpun. Akibatnya Pak Andre putus asa hingga walau masih sangat cinta, dia berniat untuk menceraikan sang istri, yang dianggapnya tidak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasi. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sangat sedih dan duka yang mendalam, akhirnya Bu Rina pun menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai. Sambil menahan perasaan yang tidak menentu, suami istri itupun menyampaikan rencana perceraian tersebut kepada orang tuanya. Orang tuanya pun menentang keras, sangat tidak setuju, tapi tampaknya keputusan Pak Andre sudah bulat. Dia tetap akan menceraikan Bu Rina. Setelah berdebat cukup lama dan alot, akhirnya dengan berat hati kedua orang tua itu menyetujui perceraian tersebut dengan satu syarat, yaitu agar perceraian itu juga diselenggarakan dalam sebuah pesta yang sama besar seperti besarnya pesta saat mereka menikah dulu.   Karena tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan itu pun disetujui.   

Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Saya berani sumpah bahwa itu adalah sebuah pesta yang sangat tidak membahagiakan bagi siapapun yang hadir. Pak Andre nampak tertekan, stres dan terus menenggak minuman beralkohol sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara Bu Rina tampak terus melamun dan sesekali mengusap air mata nelangsa di pipinya. Di sela mabuknya itu tiba-tiba Pak Andre berdiri tegap dan berkata lantang, "Istriku, saat kamu pergi nanti... ambil saja dan bawalah serta semua barang berharga atau apapun itu yang kamu suka dan kamu sayangi selama ini..!" . Setelah berkata demikian, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri. Keesokan harinya, seusai pesta, Pak Andre terbangun dengan kepala yang masih berdenyut-denyut berat. Dia merasa asing dengan keadaan di sekelilingnya, tak banyak yang dikenalnya kecuali satu. Rina istrinya, yang masih sangat ia cintai, sosok yang selama bertahun-tahun ini menemani hidupnya. Maka, dia pun lalu bertanya,   "Ada dimakah aku..? Sepertinya ini bukan kamar kita..? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi..? Tolong jelaskan..." .  Bu Rina pun lalu menatap suaminya penuh cinta, dan dengan mata berkaca dia menjawab, "Suamiku... ini di rumah peninggalan orang tuaku, dan mereka itu para tetangga. Kemaren kamu bilang di depan semua orang bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku mau dan aku sayangi. Dan perlu kamu tahu, di dunia ini tidak ada satu barangpun yang berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati kecuali kamu. Karena itulah kamu sekarang kubawa serta kemanapun aku pergi. Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu..!" . Dengan perasaan terkejut setelah tertegun sejenak dan sesaat tersadar, Pak Andre pun lalu bangun dan kemudian memeluk istrinya erat dan cukup lama sambil terdiam. Bu Rina pun hanya bisa pasrah tanpa mampu membalas pelukannya. Ia biarkan kedua tangannya tetap lemas, lurus sejajar dengan tubuh kurusnya.   "Maafkan aku istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa ternyata sebegitu dalamnya cintamu buat aku. Sehingga walau aku telah menyakitimu dan berniat menceraikanmu sekalipun, kamu masih tetap mau membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun...". Kedua suami istri itupun akhirnya ikhlas berpelukan dan saling bertangisan melampiaskan penyesalannya masing-masing. Mereka akhirnya mengikat janji (lagi) berdua untuk tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya. Yup... till death do apart..! Subhanallah..       

Tahukah kalian, apa yang dapat kita pelajari dari kisah di atas? Bahwa tujuan utama dari sebuah pernikahan itu bukan hanya untuk menghasilkan keturunan, meski diakui mendapatkan buah hati itu adalah dambaan setiap pasangan suami istri, tapi sebenarnya masih banyak hal-hal lain yang juga perlu diselami dalam hidup berumah-tangga. Untuk itu rasanya kita perlu menyegarkan kembali tujuan kita dalam menikah yaitu peneguhan janji sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga baik dalam keadaan suka maupun duka. Melalui kesadaran tersebut, apapun kondisi rumah tangga yang kita jalani akan menemukan suatu solusi. Sebab proses menemukan solusi dengan berlandaskan kasih sayang ketika menghadapi sebuah masalah, sebenarnya merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah tangga kita. "Harta dalam rumah tangga itu bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi yg dimiliki, namun dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yg terdapat dalam keluarga tersebut. Maka jagalah harta keluarga yang sangat berharga itu..!". Semoga bermanfaat�amiin. Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu�alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: