Laman

Kamis, 20 Desember 2012

Cash Flow Langit dalam surat al maiidah [5] : 7

Assalaamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh,
Selamat siang menjelang sore anak-anakku dan sahabat-sahabat shalehku, Alhamdulillah kita masih bisa melanjutkan tadarus/kajian al-Qur'an dengan metode tafsir perkata, dan penjelasan dari ayat per ayat secara berulang agar kita benar-benar bisa mengingat serta memahaminya secara baik dan benar.

Setelah menerangkan dengan panjang lebar tentang bersuci yaitu seruan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat kakus, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik lagi bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Karena Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Maka pada ayat lanjutan ini Allah berfirman:

QS AL-MAA-IDAH 5: 7.
وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُمْ بِهِ ۙ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
WADZKURUU NI'MATALLOOHI 'ALAIKUM WA-MIITSAAQOHUL-LADZII WAA-TSAQOKUM BIHIII, IDZ QULTUM SAMI'NAA WA-ATHO'NAA, WATTAQULLOOHA, INNALLOOHA 'ALIIMUM-BI-DZAATISH-SHUDUURI. = Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya[405] yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu).

[405] Perjanjian itu ialah: Perjanjian akan mendengar dan mengikuti Nabi dalam segala keadaan yang diikrarkan waktu bai'at.

"WADZKURUU=dan ingatlah kalian" "NI'MATALLOOHI=nikmat Allah"  'ALAIKUM=atas kalian" "WA-MIITSAAQOHU=dan perjanjian-Nya" dua kalimat syahadat, "AL-LADZII=yang" "WAA-TSAQOKUM=Dia telah mengambil janji dari kalian" "BIHIII=dengannya", "IDZ =ketika" "QULTUM=kalian mengatakan" pada Rasul, "SAMI'NAA=kami mendengar" perkataanmu, "WA-ATHO'NAA=dan kami menaati", perintah dan laranganmu. "WATTAQULLOOHA=dan bertakwalah kalian kepada Allah", "INNALLOOHA=sesungguhnya Allah"  'ALIIMUN=Maha Mengetahui" "BI-DZAATI=dengan (segala) isi" "ASH-SHUDUURI=hati" yakni apa yang terdapat di dalamnya apa lagi yang terdapat di luarnya.

Allah Subnahu wa Ta'ala  berfirman mengingatkan hamba-hamba-Nya yang Mukmin akan semua nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka dalam syariat yang telah ditetapkan-Nya untuk mereka, yaitu berupa agama Islam yang agung ini; dan Dia mengutus kepada mereka Rasul yang mulia, serta apa yang telah diambil-Nya dari mereka berupa perjanjian dan kesediaan untuk berbaiat kepada Rasul, bersedia mengikutinya, menolong dan mendukungnya, menegakkan agamanya dan menerimanya, serta menyampaikannya (kepada orang lain) dari dia.

Baiat inilah yang dimaksud ketika mereka mengucapkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat mereka masuk Islam. Saat itu mereka mengatakan, "Kami berjanji setia kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  untuk mendengar dan menaatinya dalam keadaan kami sedang bersemangat dan dalam keadaan kami sedang tidak bersemangat, kami mengesampingkan kepentingan pribadi kami dan tidak akan menentang perintah yang dikeluarkan oleh ahlinya." Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

وَمَا لَكُمْ لا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman" (QS al-Hadiid 57: 8).

Menurut suatu pendapat yang dimaksud dengan perjanjianmu ialah Perjanjian ruh Bani Adam sebelum dilahirkan ke dunia bahwa Dia mengakui (naik saksi), bahwa Tuhan-nya ialah Allah, sebagaimana firman-Nya:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari tulang sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS al-A'raaf 7: 172).

Dan menurut pendapat lain bahwa hal ini merupakan peringatan yang ditujukan kepada orang-orang Yahudi, karena Allah telah mengambil janji dari mereka bahwa mereka bersedia akan mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam  dan taat kepada syariatnya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas.

Tuntunan-tuntunan yang dikemukakan di atas adalah bagian dari tuntunan agama yang merupakan nikmat Ilahi, sekaligus merupakan janji yang harus dipenuhi dari sekian janji-janji manusia. Karena itu, ayat ini berpesan: Ingatlah nikmat Allah kepada kamu, yakni tuntunan agama-Nya yang sebelum ini telah dikumandangkan kesempurnaannya atau jenis karunia-Nya yang beraneka ragam, dan ingat juga perjanjian-Nya, yakni perjanjian yang diambil melalui Rasul shallallahu 'alaihi wasallam seperti perjanjian malam 'Aqabah untuk taat dan patuh dalam hal yang mudah dan yang sulit (HR Bukhari melalui Ubadah Ibn as-Shamit) dan perjanjian-perjanjian lain yang telah diikat-Nya dengan kamu, dan yang ketika kamu mengatakan: "Kami dengar, yakni memahami dan mengetahui kandungan perjanjian itu, atau kami patuhi dan kami taati semua kandungannya."

Karena memenuhi ikatan perjanjian merupakan satu hal yang memerlukan tekad yang kuat serta dorongan jiwa yang besar, perintah itu disusul dengan menyatakan: Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati setiap makhluk, bahkan walau yang bersangkutan sendiri tidak mengetahui atau telah melupakannya.

Kata (نِعْمَةَ) ni'mah/nikmat pada firman-Nya: (وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ) wadzkuruu ni'matallooh=dan ingatlah nikmat Allah, menggunakan bentuk tunggal, padahal nikmat-nikmat-Nya demikian banyak. Ini agaknya disebabkan tujuan perintah ini bukan agar manusia mengingat nikmat-nikmat Allah yang sedemikian banyak. Hal tersebut tidak mungkin akan dapat dilakukan siapa pun. Tujuannya adalah agar manusia mengamati nikmat tertentu, yaitu tuntunan agamanya, atau jenis-jenis nikmat yang dianugerahkan-Nya, seperti nikmat hidayah beragama, kesehatan, kekayaan,  pengetahuan, dan lain-lain, walau tanpa perincian. Atau, boleh jadi juga bentuk tunggal kata ni'mah/nikmat itu dimaksudkan agar manusia menyadari bahwa nikmat apa pun dan dari segi apa pun itu dipandang, nikmat tersebut harus diingat. Dengan mengingat, mengamati, dan merenungkan walau satu nikmat saja, diharapkan yang bersangkutan akan mensyukurinya. Jika seseorang telah merenungkan dan mengamati salah satu nikmat Ilahi, kesadarannya atau anugerah itu akan mengantarnya untuk menyadari betapa banyak nikmat Ilahi yang telah diperolehnya.

Di atas disebutkan salah satu dari perjanian yang pernah diadakan Rasul dengan sahabat-sahabat beliau. Selain yang disebut itu, masih banyak lagi yang lain, kesemuanya dapat masuk dalam tuntunan ayat di atas. Seperti apa yang disinggung dalam QS Mumtahanah 60: 12, demikian juga dengan Bai'at yang diberikan oleh serombongan kaum Muslimin dari Madinah setahun dan dua tahun sebelum beliau berhijrah, yakni pada tahun ke-12 dan ke-13 masa kenabian.

Semoga bermanfaat, dan selamat menantikan waktu shalat 'Ashar dengan berjamaah di masjid atau mushalla terdekat di bumi Allah di tempat kita masing-masing.
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: