Laman

Sabtu, 29 Desember 2012

Cash Flow Langit dlm surat al maiidah [5]:16

Assalaamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh,
Selamat pagi anak-anakku dan sahabat-sahabat shalehku, Alhamdulillah kita masih bisa melanjutkan tadarus/kajian al-Qur'an dengan metode tafsir perkata, penjelasan ayat demi ayat, semoga dengan cara ini kita bisa menguasai bahasa al-Qur'an, serta lebih memahami akan isi dari kandungan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala ini. Insya Allah...

Pada ayat sebelum ini Allah Subhanahu wa Ta'ala  telah mengajak dan menghimbau golongan yahudi dan nasrani dengan berfirman: Hai ahli kitab, yakni kitab yang diturunkan Allah kepada Musa 'alaihis salam dan 'Isa 'alaihis salam, "Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami" yang pernah diberitakan kedatangannya oleh Nabi Musa dan Nabi 'Isa serta yang tercantum nama dan sifat-sifatnya dalam kitab yang ada pada kamu. Rasul itu, yakni Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam datang antara lain untuk menjelaskan kepada kamu banyak dari isi al-kitab, yakni hukum dan penjelasan-penjelasannya yang kamu sembunyikan, seperti hukum zina dan tentang kedatangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan membiarkan yakni tidak menjelaskan banyak lainnya, yang juga kamu sembunyikan. Dia membiarkannya karena tidak terlalu penting, apalagi bila semua diungkap akan menghabiskan waktu, dan akan lebih menonjolkan keburukan perangai kamu, Sesungguhnya telah datang kepada kamu cahaya dari Allah, yakni Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan telah datang pula kepada kamu kitab yakni al-Qur'an yang menerangkan segala yang musykil dan tersembunyi dari segala apa yang diperlukan menyangkut kehidupan beragama manusia. Maka pada ayat lanjutan ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

QS AL-MAA-IDAH 5: 16.
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
YAHDII BIHILLAAHU MANIT-TABA-'A RIDHWAANAHUU SUBULAS-SALAAMI WAYUKHRIJUHUM MINAZH-ZHULUMAATI ILAN-NUURI BI-IDZNIHII WAYAHDIIHIM ILAA SHIROOTHIM-MUSTAQIIMIN. = Dengannya Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

"YAHDII=memberi petunjuk" "BIHILLAAHU=Allah dengannya" yakni al-Qur'an "MANIT-TABA-'A=siapa yang dia mengikuti" atau mencari  "RIDHWAANAHUU=keridhaan-Nya" dengan iman, "SUBULA=(yaitu) jalan-jalan" "AS-SALAAMI=keselamatan" jalan yang menyelamatkan mereka, "WAYUKHRIJUHUM=dan Allah mengeluarkan mereka" "MINAZH-ZHULUMAATI=dari kegelapan" kekufuran dan kebodohan "ILAA=kepada" "AN-NUURI=cahaya" iman dan ilmu, "BI-IDZNIHII=dengan izin-Nya" dengan iradat-Nya, "WAYAHDIIHIM=dan Dia memberi petunjuk mereka" "ILAA=kepada" "SHIROOTHIM-MUSTAQIIM=jalan yang lurus" yakni agama Islam.

Ayat yang lalu berbicara tentang telah datangnya nûr dan kitab suci. Ayat ini menjelaskan fungsi kehadiran keduanya dan terdapat siapa keduanya dapat berfungsi baik. Dengannya, yakni dengan nûr dan kitab suci itu, Allah menunjuki orang-orang yang diketahui-Nya bersungguh-sungguh berusaha ingin mengikuti jalan menuju keridhaan-Nya. Allah menunjuki mereka kesalah satu atau bermacam-macam atau satu demi satu jalan-jalan keselamatan yang membebaskan mereka dari segala macam kekeruhan jiwa dan bencana, baik di dunia maupun di akhirat, dan Allah mengeluarkan mereka yakni orang-orang yang memiliki kesungguhan itu dari aneka kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus, jalan lebar dan mudah guna meraih kebahagiaan.

Firman-Nya: (يَهْدِي بِهِ اللَّهُ) YAHDI BIHILLAAH=dengannya Allah menunjuki, seperti terbaca di atas, menggunakan bentuk tunggal pada kata bihi/dengan-Nya, sedang yang ditunjuk terdiri dari dua hal, yaitu nur dan kitab. Sementara ulama memahami kata dengannya sebagai merujuk kepada kitab, yakni kitab suci al-Qur'an saja. Tetapi bisa juga dipahami bahwa pada hakikatnya ia merujuk kepada nur yang diartikan sebagai Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Al-Qur'an dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak dapat dipisahkan sebab (كان خلقه القرآن) kaana khuluquhul-Qur'an=tingkat laku dan budi pekertinya adalah penerapan dari al-Qur'an. Demikian penjelasan 'Aisyah radhiallahu 'anha (HR Imam Ahmad). Karena itu pula, walaupun ayat di atas menunjuk kepada dua hal, karena ia menyatu maka tidak ada halangan, bahkan justru sangat tepat menunjuk  keduanya dalam bentuk tunggal.

Memang, al-Qur'an baru dapat dimengerti dengan baik—selanjutnya dapat mengantar ke jalan kebahagian—bila dikaitkan dengan penjelasan-penjelasan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan penerapan beliau yang ditemukan dalam as-Sunnah. Tanpa as-Sunnah, kekeliruan masih sangat mungkin terjadi. Bisakah seseorang shalat atau mengeluarkan zakat jika tidak menemukan penjelasannya dari sunnah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam? Jelas tidak. Di sisi lain, sekian banyak orang yang memeluk Islam hanya dengan melihat budi pekerti dan perilaku Rasul shallallahu 'alaihi wasallam.

Ayat di atas menggunakan bentuk jamak untuk kata (سُبُلَ السَّلامِ) SUBULAS-SALAAM=jalan-jalan kedamaian. Ini berarti ada banyak jalan kedamaian. Pada tadarus/kajian kita beberapa waktu yang lalu, ketika ditafsirkan kata shirooth dalam surah al-Fatihah, telah dikemukakan bahwa kata itu selalu digunakan oleh al-Qur'an dalam bentuk tunggal dan selalu menunjuk kepada yang bersifat benar lagi haq. Berbeda dengan sabiil yang dapat benar, dapat juga salah, dapat merupakan jalan orang-orang bertakwa, dapat juga berarti jalan orang-orang durhaka. Karena itu, al-Qur'an menggunakan untuk kata sabiil dalam bentuk jamak, yakni subul. Harus di ingat bahwa hanya Subulus-salaam yang dapat mengantar seseorang ke ash-Shiroothol-mustaqiim, sebagai bunyi ayat ini. Kendati demikian harus diakui bahwa jalan-jalan itu banyak, seperti diisyaratkan oleh bentuk jamak dari kata ini.

Kepada ash-Shirooth-lah bermuara semua sabiil yang baik. Shirooth bagaikan jalan tol. Kita tidak dapat lagi keluar atau tersesat setelah memasukinya. Shirooth adalah jalan yang luas, semua orang dapat melaluinya tanpa berdesak-desakan. Berbeda dengan sabiil, ia banyak, namun merupakan jalan kecil atau lorong-lorong. Tak mengapa kita menelusuri sabill asalkan pada akhirnya kita menemukan jalan tol itu, yakni jalan yang luas lagi lurus itu.

Ayat di atas menggunakan bentuk tunggal untuk kata NUUR dan bentuk jamak untuk kata ZHULUMAAT=aneka kegelapan. Penggunaan bentuk tunggal itu menunjukkan bahwa cahaya hanya satu. Demikian itulah petunjuk Ilahi, sumbernya pun hanya satu. Berbeda dengan kegelapan. Ia beraneka ragam, sumbernya dapat beraneka ragam pula.

SeMoGa BeRmAnFaAt.... AAMIIN...
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: