Laman

Jumat, 21 Desember 2012

Cash Flow Langit dalam surat Al Maiidah [5] : 11

Assalaamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh,
Selamat siang anak-anakku dan sahabat-sahabat shalehku, Alhamdulillah kita masih bisa melanjutkan tadarus/kajian al-Qur'an dengan metode tafsir perkata, dan penjelasan dari ayat per ayat dengan cara diulang, agar dapat mudah diingat serta dipahami secara baik dan benar.

Pada ayat sebelum ini Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman, dengan ucapan yang sesuai dengan isi mereka dan membuktikannya dengan beramal shaleh, bahwa untuk mereka ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan pahala yang besar, baik di dunia lebih-lebih di akhirat sebagai buah dan imbalan amal-amal baik mereka. Adapun orang-orang yang kafir, yang menolak ajakan Rasul dan mendustakan ayat-ayat-Nya, yang disampaikan oleh para Rasul maka mereka itu—yang ditunjuk oleh ayat  QS al-Maa-idah 5: 9-10—bukan selain mereka yang sangat jauh dalam kekafirannya serta amat jauh dari rahmat Allah, adalah penghuni-penghuni neraka.. Maka pada ayat lanjutan ini Allah berfirman:

QS AL-MAA-IDAH 5: 11.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَنْ يَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
YAAA AYYUHAL-LADZIINA AAMANUDZ-KURUU NI'MATALLOOHI 'ALAIKUM IDZ HAMMA QAUMUN AY-YABBSUTHUUU ILAIKUM AIDIYAHUM FAKAFFA AIDIYAHUM 'ANKUM, WATTAQULLOOHA, WA-'ALALLOOHI FAL-YATAWAKKALIL-MU'MINUUNA. = Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), Maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang Mukmin itu harus bertawakkal.

"YAAA AYYUHAA=wahai" "AL-LADZIINA=orang-orang yang" "AAMANUU=mereka beriman" "UDZ-KURUU=ingatlah kalian" "NI'MATALLOOHI=akan nikmat Allah"  'ALAIKUM=atas kalian" "IDZ=ketika" "HAMMA=ingin atau bermaksud" "QAUMUN=suatu kaum"  "AY-YABBSUTHUUU=untuk mengulurkan" "ILAIKUM=kepada kalian" "AIDIYAHUM=tangan-tangan mereka" untuk membunuh, "FAKAFFA=lalu Dia menahan" "AIDIYAHUM=tangan-tangan mereka"  'ANKUM=dari (menyerang) kalian", "WATTAQULLOOHA=dan bertakwalah kalian kepada Allah", "WA-'ALALLOOHI=dan kepada Allah" "FAL-YATAWAKKALI=maka hendaklah bertawakkal" "AL-MU'MINUUNA=orang-orang beriman".

Ganjaran yang dijanjikan oleh ayat di atas kepada orang-orang Mukmin, antara lain adalah anugerah keselamatan dari gangguan musuh. Melalui ayat ini, Allah berseru: Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ingatlah nikmat Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu, sewaktu suatu kaum yang mempunyai kekuatan dan kemampuan bermaksud dengan sungguh-sungguh hendak menggerakkan tangan-tangan mereka kepada kamu, yakni untuk berbuat jahat, membunuh, atau memerangi kamu maka Allah menahan tangan-tangan mereka dari kamu. Tanpa nikmat Allah itu, niscaya kamu akan mengalami kesulitan, karena itu maka bersyukur dan bertakwalah kepada Allah, pada setiap waktu dan tempat serta kondisi dan hanya kepada Allah sajalah, tidak kepada selain-Nya, orang-orang Mukmin harus bertawakkal.

Kalau ayat 7 surah ini memerintahkan untuk mengingat dan merenungkan nikmat Allah, tanpa menyebut nikmat tertentu, kali ini yang diperintahkan adalah mengingat nikmat tertentu. Ayat yang ditafsirkan ini mengaitkan nikmat dimaksud dengan waktu tertentu, yakni sewaktu suatu kaum bermaksud berbuat jahat terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ummat Islam. Apakah dan kapan hal tersebut terjadi, ini dapat ditarik dari sebab turun ayat ini.

Bermacam-macam Sabab Nuzuul yang dikemukakan oleh para ulama. Atas dasar itu, mereka menunjuk siapa kaum yang dimaksud oleh ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa kaum tersebut adalah orang-orang yahudi dari bani an-nadhiir yang bermaksud menjatuhkan batu besar di atas kepada Nabi shallallahui 'alihi wasallam serta sekian banyak orang-orang beriman ketika beliau dan sahabat-sahabat beliau berkunjung ke perkampungan bani an-nadhiir. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan kandungan ayat berikut yang berbicara tentang keburukan orang-orang yahudi.

Ada lagi yang berpendapat bahwa kaum yang dimaksud adalah kaum yang berkumpul untuk menyerang kaum Muslimin, tidak lama sebelum turunnya ayat ini. Kaum dimaksud adalah kelompok al-Ahzab. Ini dikuatkan oleh penganutnya dengan kemiripan redaksi ayat ini dengan firman-Nya dalam QS al-Ahzab 33: 9:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya." (Ayat ini menerangkan kisah Ahzab yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada peperangan Khandaq karena menentang Allah dan Rasul-Nya. yang dimaksud dengan tentara yang tidak dapat kamu lihat adalah para Malaikat yang sengaja didatangkan Tuhan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu).

Ada lagi yang berpendapat bahwa kaum yang dimaksud adalah penduduk Mekkah yang bermaksud jahat terhadap kaum Muslimin yang berkunjung untuk melakukan umrah dan terpaksa singgah di Hudaibiyah, Demikian sebagian pendapat. Sebaiknya kita tidak harus menetapkan yang mana di antara riwayat-riwayat itu harus dipilih. Ayat ini tidak menyebutnya sehingga ia dapat mencakup semua peristiwa yang dialami oleh kaum Muslimin pada masa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sewaktu mereka berhadapan dengan musuh yang bermaksud mencelakakan mereka. Bahkan, ayat ini dapat menjadi dorongan dan peringatan bagi kaum Muslimin sesudah masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang juga pernah mengalami hal serupa dimana dan kapan pun pernah mengalaminya. Mereka menghadapi musuh yang kekuatannya jauh melebihi mereka sehingga, di atas kertas, pasti musuh-musuh itu akan dapat melumpuhkan dan menghancurkan Islam. Tetapi, kenyataannya tidak demikian karena, ketika itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala turun tangan untuk mencegah terjadinya bencana.

Kata (أيد) aydin=tangan, antara lain digunakan dalam arti kekuatan. Ayat yang menggunakan bentuk jamak ini mengulangi kata (ايديهم) aydiihim=tangan-tangan mereka, sebanyak dua kali. Sekali ketika menggambarkan maksud jahat mereka dan di kali lain ketika menekankan bahwa Allah menahan atau membatalkan rencana makar mereka. Pengulangan tersebut untuk mengisyaratkan bahwa Allah melumpuhkan kekuatan mereka sehingga rencana mereka gagal sepenuhnya.

Ayat ini diakhiri dengan Firman-Nya: "WATTAQULLOOH, WA-'ALALLOOHI FAL-YATAWAKKALIL-MU'MINUUN. = Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang Mukmin itu harus bertawakkal." Kita harus bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena siapa pun bertakwa kepada-Nya niscaya Dia akan menolong kita dari musuh kita, serta memperkuat dan meninggikan derajat kita. Kita harus bertawakkal kepada Allah dalam kondisi apa pun terutama disaat kita menghadapi musuh yang memerangi kaum Muslimin. Sebab, orang yang paling kuat adalah orang yang menyerahkan seluruh urusannya kepada Allah, berpegang teguh kepada-Nya, ridha dengan-Nya sebagai penjamin, pelindung, dan penolong, Insya Allah Dia akan menolong kita dan menghinakan musuh-musuh kita.

اصلح الله أمو ر المسلمين  صرف الله شر المؤ ذ ين
ASH-LAHALLOOHU UMUUROL MUSLIMIIN, SHOROFALLOOHU SYARROL MU'DZIIN = Semoga Allah memperbaiki urusan kaum Muslimin, dan memalingkan kejahatan orang-orang yang mengganggu.
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar: